Spin off Novel Terpaksa Menikahi Waria Tampan
Setelah melewati hari-hari bersama Rian, timbullah perasaan cinta terhadapnya. Masa lalu Rian yang adalah seorang waria, sudah tidak dipedulikan Alya lagi. Namun, banyak orang-orang di sekitar Alya yang akan menjatuhkan dirinya, karena mengetahui masa lalu Rian. Karirnya sebagai seorang artis terancam, akankah Alya bisa menghadapi semuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EsKobok, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keputusan Alya Untuk Morgan
“Al, lo ... udah tau kalau Rian—”
“Gue udah tau. Memangnya kenapa kalau Rian begitu?” pangkas Alya, sontak membuat Morgan mendelik kaget mendengarnya.
Tak hanya Morgan, bahkan Rian sendiri pun kaget mendengar ucapan Alya. Ia seakan mengerti, kalau Alya tidak ingin kehilangan dirinya.
“Al ... lo sama Rian, ada apa sebenarnya?” tanya Morgan, tak kuasa menahan untuk tidak bertanya padanya.
Alya tersenyum pahit mendengarnya, “Kenapa, Gan? Gue sama Rian ... gue udah nikah sama Rian,” ujarnya yang awalnya ragu, tetapi ternyata ia mengatakan semuanya kepada Morgan.
Mendengar ucapan dan pengakuan Alya, Morgan seakan shock, dan tidak bisa melakukan apa pun lagi. Ia hanya bisa menghela napasnya dengan panjang, karena jantungnya yang kini terasa sudah ingin copot.
Namun, buru-buru Morgan menepiskan rasa kagetnya. Ia berpikiran positif, karena bisa saja Alya mengatakan hal itu, karena tidak ingin ia berkata apa pun lagi mengenai Rian.
“Al ... lo pasti becanda, ‘kan? Lo gak ada hubungan apa pun sama Rian, bukan? Lo cuma gak pengen gue ngomongin kejelekan Rian, dan biar gue berhenti ngejar lo, ya ‘kan?” tanya Morgan, yang sudah hilang kontrol dan meluapkan semua emosinya.
Alya menghela napasnya dengan panjang, “Gue sama Rian udah nikah, sejak gue kabur dari lokasi syuting waktu itu. Lo gak perlu ragu, memang kenyataannya seperti itu,” ungkapnya menjelaskan, membuat Morgan mendelik kaget mendengarnya.
Hati Morgan menolak, tangannya gemetar, bahkan sampai tidak bisa lagi menyanggah handphone yang ia pegang.
“A-apa, Al? Lo beneran udah nikah sama Rian? Sama waria, Al!” pekik Morgan, Alya merasa sangat tersinggung mendengar Morgan mengatakan hal tersebut padanya.
“Gue gak suka lo ngomong seperti itu ke suami gue. Gue harap, lo bisa ngerti apa yang gue maksud. Jangan pernah lo hubungin gue lagi, karena dari dulu di hati gue gak pernah ada lo,” ujar Alya dengan sangat sinis, membuat Morgan sampai tak bisa berkata-kata lagi.
Perkataan Alya sangat membuat Morgan sakit, sampai hampir menangis. Tak disangka, ucapan kasar itu ternyata keluar dari mulut orang yang ia sayangi.
‘Gak pernah ada tempat buat gue?’ batin Morgan, yang tidak percaya dengan apa yang Alya katakan padanya.
Alya merasa ingin menangis, karena ia tidak kuasa untuk menahan kesedihan suasana yang menegangkan ini.
Setidaknya, Alya sudah mengatakan hal yang sejujurnya pada Morgan.
Alya mengakhiri sambungan teleponnya bersama dengan Morgan. Ia merasa satu tali pengikat sudah terlepas, membuatnya sangat tenang karena sudah memutuskan tali penghambat tersebut.
Alya menghela napasnya dengan panjang, dengan Rian yang tiba-tiba saja memeluknya lagi dengan erat.
Erat, dan semakin erat saja.
“Apa itu keputusan lo? Gimana dengan karir lo? Gimana kalau Morgan sampai bilang ke publik, tentang hal ini?” tanya Rian, yang masih saja tidak percaya diri dengan semuanya.
Alya menghela napasnya dengan panjang, “Kalau dipikir lagi, gue gak butuh semuanya, Yan. Yang gue butuh, cuma lo,” ujarnya, sontak membuat hati Rian tersentuh mendengarnya.
Rian berhasil membuat Alya tak bisa kehilangan dirinya. Ia sangat bangga, karena sudah bisa mendapatkan Alya seutuhnya.
Rian membenamkan wajahnya pada punggung Alya, “Gue pikir akan sulit, ternyata sama sekali enggak,” gumamnya, yang membuat Alya tersenyum mendengarnya.
Tangannya mengelus lembut tangan Rian, berusaha memberikan semangat untuk Rian.
“Lo gak sendiri. Ada gue, kok!” gumam Alya, berusaha memberikan kesan positif untuk Rian.
Satu senyuman merekah di sudut bibir Rian, membuat Alya juga merasa sangat senang bisa dipeluk Rian dengan erat.
Mereka mulai menjalani kehidupan ini dengan sangat bahagia.
Sampai malam party itu pun tiba, Alya dan Rian sengaja datang lebih awal, agar tidak banyak mengundang perhatian. Mereka akan sangat malu, jika mereka datang terlambat.
Di sana, sudah banyak sekali crew dan beberapa selebriti yang memadati area sekitar lokasi syuting.
Walaupun Alya merasa sangat risih, tetapi ia sangat mementingkan kecitraannya sebagai seorang aktris. Ia tidak ingin dianggap sebagai artis yang sombong, karena tidak bisa berbaur dengan teman sejawatnya.
Beberapa tamu dan juga artis yang sudah diundang ke acara ini, sudah berdatangan. Mereka datang bersama dengan pasangan mereka, membuat Alya merasa sangat canggung melihatnya.
Alya terlihat sangat cantik, dengan mengenakan formal dress panjang dengan detail delicate, aksen train dan bermaterial silk berwarna merah menyala. Gaun tersebut dipadukan dengan tas kecil berwarna hitam, dengan rambut Alya yang dibebaskan bergelombang.
Itu semakin menambah gairahnya, sebagai seorang wanita yang sangat cantik.
Namun, saat ini ia terlihat sangat gugup. Ia tidak bisa menepiskan perkataan apa pun dari mereka, seandainya mereka bertanya sesuatu yang menyudutkan dirinya.
Jemari Rian menggenggam erat tangan Alya, berusaha memberikan kekuatan untuk Alya, yang saat ini sedang tidak bisa dikontrol. Alya memandang bingung ke arah Rian, dengan Rian yang hanya bisa mengangguk kecil, tanda bahwa semua akan baik-baik saja.
Akhirnya Alya pun menghela dalam-dalam napasnya, berusaha untuk tidak membuat runyam keadaan. Ia percaya, bersama Rian pasti akan bisa menghadapi semua permasalahan yang sedang terjadi ini.
Semua baik-baik saja, setidaknya sampai Alya melihat kedatangan Dion berserta wanita selingkuhannya. Mereka saling bergandeng mesra, membuat Alya mendelik kaget melihat kedatangan mereka di acara ini.
Alya lupa, wanita yang merupakan selingkuhan Dion, juga merupakan artis pendatang baru, yang pernah bermain di projek pertama.
Kali ini mereka bertemu kembali, tetapi di suasana dan keadaan yang sangat berbeda.
Nyali Alya seketika ciut, tak bisa melihat kehadiran mereka di sini. Rian menyadarinya, kemudian kembali menggenggam erat tangan Alya.
Pandangan mereka saling bertemu, membuat Alya sampai tak kuasa menatap Rian.
“Jangan khawatir, gak akan gue biarin lo disakiti Dion lagi,” ujar Rian dengan sangat percaya diri.
Namun, pada kenyataannya bukan itu yang Alya khawatirkan.
Alya memandang dalam ke arah Rian, “Bukan itu yang gue takut. Gue cuma takut kalau Dion—”
“Kalau Dion cari gara-gara sama gue? Dion mau hajar gue?” pangkas Rian bertanya-tanya, Alya mengangguk kecil mendengarnya.
“Gak ada yang bisa nyakitin gue lagi sekarang. Gue harus bisa jagain lo, dan jaga diri gue sendiri. Lo percaya aja ya sama gue, gue gak akan pernah tersentuh lagi sama Dion,” ujar Rian, membuat Alya kembali mengangguk kecil mendengarnya, walaupun di dalam hatinya masih ada keraguan yang tercipta.
Pandangan Dion dan wanita itu tertuju ke arah Alya dan juga Rian. Ia menyunggingkan senyumannya, membuat Alya mendelik bingung, dan sedikit merasa ketakutan melihat ekspresi wajah Dion yang seperti itu.
Alya sangat tahu Dion, ia pasti akan melakukan sesuatu lagi untuk membuat dirinya dan Rian risih dan tersingkir.
klo bubur wahyuu ...ehh Wagyu Bru mahal...
msh mdg Rian yg nyari duit nyamar JD waria,lah Dion.bertahun² hidup mewah di baak ketek Alya 😏 😏😏