Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...
Dia yang bernama Ruqayyah Zakira... Seorang Gadis yang menjadi tulang punggung untuk ibunda dan kedua Adiknya setelah kepergian sang Ayah.
Berat hidup yang dia jalani tak membuat nya jatuh, dia malah semakin tangguh.
Tapi karna sebuah kejadian yang membuat nya harus memutuskan untuk menikah.
Bukan di jodohkan, Dijebak atau pernikahan Kontrak, tapi itu permintaan nya.
Menikah dengan seorang Pria yang baru dia kenal.
Pria itu bernama Abidzar Prasetya.
Kira-kira apa ya yang akan terjadi??
Benarkah itu hanya Pernikahan Semalam??
Apa ada yang nama nya Pernikahan Semalam...???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ajeng Kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jawaban Ruqayyah
Allah punya cara tersendiri dalam menegur dan memberikan nikmat.
Yang terlihat nikmat di hadapan kita terkadang adalah Ujian.
Dan yang terlihat seperti ujian di hadapan kita ternyata itu adalah sebuah Nikmat.
Terus berprasangka baik lah, karna yang baik itu sudah pasti dari Allah, sedangkan keburukan itu datangnya dari diri kita.
Begitu pula cara Ruqayyah mengenalkan masjid untuk Abidzar, terkadang saat seseorang meminta kita melakukan sesuatu, selalu ada saja alasan, tapi saat di berikan pilihan maka mau tidak mau dia harus memilih.
Ruqayyah dan yang lain sudah selesai melakukan sholat Dzuhur dan sedang melipat mukena masing-masing.
"kak,.pak Abi agak aneh deh, kenapa dia harus nunggu lama-lama disini...??" tanya Vita
"udah kaya kekasih nungguin pacarnya kerja" ujar Desi
"untung ini toko punya kak Ayya, kalau kak Ayya pegawainya, udah di usir tuh pak Abi" ujar Yeni
mereka ber-Enam pun terkekeh mendengar penuturan Yeni.
"udah ya, sekarang kita makan siang, pekerjaan masih banyak" ujar Ruqayyah tanpa menjawab atau membalas ucapan pegawainya.
"ih kak Ayya, kami serius kepo loh..." ujar Vita
"tanya aja langsung ke pak Abi nya, kan dia yang datang, kakak gak ada ngundang dia" balas Ruqayyah sambil beranjak, dari pada dia harus berbohong, lebih baik dia meminta Vita langsung bertanya ke Abidzar
Abidzar tak langsung kembali ke d'Zakira Bakery, dia kembali sekitar pukul 3 sore, Ruqayyah juga sudah selesai dengan desain nya. karna semua sudah selesai Ruqayyah berencana untuk pulang, urusan d'Zakira Bakery dia serahkan ke Vita dan lain nya.
"Kak pak Abidzar gimana? tuh laptopnya masih disini..??" tanya Vita
"nanti kalau butuh juga dia ambil, simpankan aja ya.." Jawab Ruqayyah dan di saat itu juga Abidzar masuk.
"wah panjang umur pak Abi, baru juga di omongin.." ujar Vita
Tapi tiba-tiba mereka melongo melihat penampakan Abidzar.
Ruqayyah kaget melihat kemeja putih Abidzar yang ada noda darah nya.
Spontan Ruqayyah pun mendekati Abidzar dengan wajah khawatir.
"kok ada noda darah..?? pak Abi terluka...??" tanya Ruqayyah dengan penuh ke khawatiran
"gak.. saya gak papa, tapi ada kecelakaan pas mau jalan balik dari Masjid, jadi nolongin dulu bawa korbannya ke rumah sakit.." jawab Abidzar, dapat dia lihat ke khawatiran dari raut wajah Ruqayyah dan itu membuat senyum mengembang terbit dari bibir Abidzar
"mau pulang..??" tanya Abidzar dan Ruqayyah menganggukkan kepalanya
"ya udah , tapi bisa kan kita ngobrol dulu di cafe...??" tanya Abidzar
"dengan baju seperti itu..??" tunjuk Ruqayyah
"saya selalu bawa baju ganti kok, bisa numpang toilet nya..??"
Ruqayyah pun menganggukan kepalanya, membawa Abidzar ke toilet yang ada di lantai dua , sedangkan Ruqayyah menunggu Abidzar di ruangannya.
Semua cukup kaget dengan keakraban mereka, tapi mereka tak berani untuk bertanya.
Karna pintu ruangan Ruqayyah tidak di tutup Abidzar pun langsung masuk saat sudah selesai mengganti pakaiannya.
"udah yuk..." ajak Abidzar
Ruqayyah menoleh ke sumber suara.
"Pak Abi sebenarnya mau ngapain seharian disini?? emang gak ada kerjaan di kantor..??" tanya Ruqayyah sambil berdiri
"pengen dengar jawaban dari kamu mengenai permintaan saya, dan saat kamu akan menjawabnya saya sudah ada di hadapan kamu" jawab Abidzar
"tapi gak perlu melakukan hal seperti ini, pegawai saya kan jadi bingung dan bertanya-tanya" balas Ruqayyah
Abidzar mendekati Ruqayyah, pintu ruangan Ruqayyah dia tutup
Diraihnya tangan Ruqayyah "maka berikan saja jawab nya" ujar Abidzar
"jawaban saya ada di Bunda, jika bunda merestui untuk di lanjutkan pernikahan ini, maka saya akan lanjutkan" jawab Ruqayyah
"baik, saya akan bicarakan semua nya ke Bunda, tapi sebelum itu , untuk kamu sendiri gimana, apakah kamu bersedia??" tanya Abidzar
"apa penting jawaban dari saya sendiri..??" tanya Ruqayyah
"sangat penting, jika kamu memang berniat meneruskan nya, berarti kita berjuang bersama-sama, dan saya akan perjuangkan itu"
"tapi jika diri kamu sendiri menolak, sama saja saya berjuang sendiri.." Tambah Abidzar
"Bismillah, jika ini sudah keridhaan Allah, saya menerima nya.." jawab Ruqayyah
Mendengar jawaban dari Ruqayyah membuat Abidzar secara spontan memeluk Ruqayyah.
"makasih..." lirih Abidzar dan Ruqayyah hanya bisa menganggukkan kepalanya dengan mata berkaca-kaca.
"Mengenai kenapa saya minta dinikahi, biarkan itu cukup kita yang tahu.." ujar Ruqayyah dan itu membuat Abidzar melepaskan pelukan nya
Di tatapnya mata Ruqayyah dengan intens.
"kenapa....??" tanya Abidzar
"saya siap jika harus di maki, di pukul oleh Bunda, itu adalah dosa saya.." tambah Abidzar
Ruqayyah menggeleng "itu adalah Aib, gak perlu kita buka semua nya, biarkan jadi urusan kita dengan Allah..." jawab Ruqayyah
"karna ucapan ustadz kemarin..???" tanya Abidzar
"Sebenarnya hadis menutup aib sesama muslim itu saya sudah tahu, Almarhum ayah pernah mengatakan itu.." jawab Ruqayyah sembari mengingat sosok sang Ayah
"di tambah penjelasan ustadz kemarin membuat saya semakin yakin akan keputusan ini.."
"awalnya saya meminta Talak adalah cara saya menutup aib ini, menjatuhkan talak tapi pak Abi tidak mau memberikan itu.."
"banyak yang saya pikirkan saat itu..takut , sakit semua bercampur menjadi satu"
"Tapi memikirkan itu semua tidak berguna, jika ini memang jalan yang Allah pilihkan, maka saya cukup menjalani, mungkin ini jalan agar saya terus belajar untuk lebih dekat dengan Allah..." Tamba Ruqayyah
Abidzar tertegun, sejauh itu Ruqayyah memikirkannya semua nya, bukan egois, dia hanya ingin menjaga semua nampak baik-baik saja, sekalipun dia tak baik-baik saja.
"jadi kita akan bilang apa ke Bunda..??" tanya Abidzar
Jujur Ruqayyah sendiri bingung. Ruqayyah membuang napas panjang.
"Saya akan jujur jika saya yang meminta pernikahan ini.." ujar Ruqayyah
"tapi..." balas Abidzar
"itu adalah kebenaran.." balas Ruqayyah
Entah apa yang akan terjadi nanti saat mengungkapkan pernikahan mereka, entah pertanyaan apa, bahkan entah bagaimana respon Bunda, Ruqayyah tak tahu.
Saat ini yang paling terpenting mengungkapkan pernikahan mereka, apapun hasilnya, Ruqayyah serahkan kepada sang Khalik.
Abidzar sendiri bingung nanti nya akan memulai semua nya dari mana, tapi jika pernikahan ini ingin di lanjut, mereka harus mengungkapkan status mereka.
Rasulullah SAW bersabda: "Allah telah menetapkan takdir untuk setiap makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi." (HR. Muslim)
Jika ini Takdir perjalanan Cinta dua insan ini, siapa yang bisa merubahnya, Karna Takdir itu adalah ketetapan-Nya.
Jika Takdir menulis mereka berjodoh, maka sekalipun mereka harus tertatih, harus merangkak, maka takdir itu tetap akan membawa mereka untuk bersatu.
Begitu pun sebaliknya, jika Takdir mereka untuk terpisahkan, maka seberapa kuat mereka berlari, maka mereka tak akan di pertemukan.
Seperti kisah Nabi Adam dan Siti Hawa, terpisah oleh Ruang dan Waktu, terpisah hingga ratusan tahun, selama perpisahan itu mereka menghabiskan waktu untuk bertaubat kepada Allah, memohon ampun atas dosa-dosa mereka.
Melihat kesungguhan Nabi Adam, Allah Swt. pada akhirnya menerima tobatnya dan memberikan rahmat. Hal ini menjadi bukti bahwa Allah Swt. Maha Pengasih dan memberi ampunan kepada orang yang bertobat dari kesalahan. Allah Swt. melalui malaikat Jibril memberikan petunjuk agar menuntun mereka untuk dapat bertemu kembali.
Akhirnya, mereka kembali dipertemukan di Jabal Rahmah, Padang Arafah setelah saling mencari selama ratusan tahun.
Begitulah cara Allah, terkadang Ujian itu adalah sebuah jalan Allah menuntut hamba nya untuk mendekat kepada-Nya.
Cara Allah untuk merangkul hamba-nya.
🍂🍂🍂
Info UP bisa Follow IG kak Ajeng ya.. ,@cerita_ajengkirana
Sebaik-baiknya Bacaan itu adalah - Al'Quran