Apa jadinya jika di malam pengantin seorang gadis bernama Vania Isabella harus melewati malam itu bukan dengan suaminya, tapi dengan sang Adik ipar yang ternyata adalah mantan kekasihnya dulu. Lalu, bagaimana hal itu bisa terjadi?
Bagaimana Vania melewati hari-hari bersama sang suami, dimana dirinya juga harus berhadapan dengan mantan kekasih yang sudah merenggut malam pengantin mereka? Dan bagaimana reaksi suami Vania saat tahu jika dirinya dan sang Adik ipar pernah melakukan hubungan terlarang?
Seperti biasa ini hanya Karya fiksi saja, tidak untuk ditiru, hanya untuk hiburan. So! Mohon bijak ya 😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LichaLika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pisang
"Hmm ... ada apa?" Bastian menerima telepon itu sembari dirinya berdiri di depan jendela kamarnya.
"Tidak apa-apa! Aku cuma memastikan jika keadaan mu baik-baik saja." Susi menelepon Bastian sembari dirinya berguling-guling di atas kasur, layaknya orang yang sedang jatuh cinta, Susi terlihat begitu bahagia.
"Hmm ... badanku rasanya remuk, tenaga ku hampir saja tak tersisa, Ibu mertuaku pandai sekali bermain." puji Bastian sembari menikmati pemandangan pagi ini.
"Hmm ternyata Vania sangat beruntung memiliki suami seperti mu, tidak salah Aku memilihkan suami seperti mu untuknya."
"Tapi tidak denganku! Sampai saat ini Aku belum menjadikan dia sebagai istri ku seutuhnya."
"Oh ... ck ck ck ... sayang sekali! Rupanya kamu tidak seberuntung Adikmu, ya! It's okay Baby, ada Aku yang akan selalu ada untukmu, Vania itu wanita bodoh, dia tidak tahu bagaimana keperkasaan suaminya yang sangat hebat itu, tapi Aku lebih suka jika kamu tidak usah menyentuhnya, lagipula dia kan udah bekas Adikmu sendiri, apa kamu tidak jijik mengambil bekas yang sudah dipakai oleh orang lain?"
Bastian pun terlihat mengepalkan tangannya saat Ia mendengar ucapan dari Susi yang memang benar adanya. Sang Adik sudah mendahuluinya, dan itu membuat Bastian tak terima, Ia semakin menjadi-jadi, karena rasa kekecewaan itu, Bastian melampiaskan nafsunya kepada wanita manapun, tak perduli itu adalah Ibu tiri Vania, seorang janda yang masih terlihat seksi di matanya.
"Cukup! Tidak usah mengatakan hal itu lagi, Aku muak dengan mereka berdua, mereka harus menerima pembalasan dariku, Vania harus menanggung akibatnya, karena dia sudah berani sekali berselingkuh dengan Adikku," Bastian terlihat begitu kesal dengan penolakan yang dilakukan istrinya, Ia pun berniat membalas penolakan Vania dengan sengaja menghancurkan keluarganya, dan sudah dimulai dari Ibu tirinya yang keganjenan itu, dan itu memudahkan Bastian untuk menyerang Vania, karena Vania sangat menyayangi keluarganya meskipun Susi adalah Ibu tirinya.
Sementara di rumah Susi, Rara sang anak perawannya dari suami kedua Susi yang tak lain adalah Ayah kandung Vania, terlihat mengintip aktivitas sang Ibu yang tengah berbahagia dengan bertelepon ria dengan Kakak iparnya.
"Ibu! Ngapain Ibu manggil Mas Bastian dengan sayang? Ihh Ibu ini bikin malu saja, masa begitu sih sikapnya sama Suami Kakak." gerutu Rara yang kurang suka dengan sikap Susi yang terlihat begitu mesra saat menelepon Bastian.
Rara pun segera pergi dan dirinya bersiap untuk ke sekolah, dan tak berselang lama sang Ibu datang menghampiri Rara sembari berkata, "Ra! Nanti Ibu pulangnya agak malam, kamu jangan kemana-mana, ya! Ibu ada urusan sebentar." ucapnya sembari mengambil piring nasi.
"Iya Bu! Oh ya Bu, Ibu tadi menelepon Mas Bastian, ya?" tanya Rara tiba-tiba.
"Iya! Hmm kamu pasti ngintip Ibu, iya kan?"
"Nggak sengaja dengar Ibu ngomong mesra sama Mas Bastian, kok Ibu gitu sih ngomongnya, ingat Bu! Mas Bastian itu suaminya Kakak, kok Aku lihatnya Ibu naksir gitu sama suaminya Kakak!" celetuk Rara yang membuat Susi kesal.
"Eh kamu tuh nggak usah ikut campur urusan Ibu, kamu masih kecil, tahu apa kamu, sudah makan saja!"
"Rara nggak suka aja lihat Ibu bersikap seperti itu, kayak nggak ada laki-laki lain saja." celoteh sang anak membuat Susi semakin marah.
"Dengar kan Ibu, kamu tuh masih ingusan, belum mengerti apa-apa, pekerjaan mu hanya sekolah yang bener, jangan jadi kayak Ibu, susah cari pekerjaan, mending kamu belajar dan belajar, jadi orang sukses, biar Ibu yang memikirkan urusan Ibu sendiri, mengerti!"
Mendengar jawaban dari Susi, Rara pun beranjak pergi ke sekolah, percuma menasehati Susi, yang ada dirinya malah dimarah-marahi.
"Terserah Ibu deh! Tapi Rara tetap nggak suka Ibu menggoda Mas Bastian, mending tuh Pak duda sebelah rumah, naksir Ibu dari dulu, daripada suaminya Kakak, kayak nggak punya kerjaan saja!" ucapnya sembari pergi keluar dari rumah.
"Eh eh Rara! Hmm dasar anak kurang ajar, berani kamu ngatain Ibu kurang kerjaan, kamu pikir Ibu mau sama Pak Anas, hii dia udah tua bangka, baru satu ronde pasti udah koit, beda sama Bastian, meskipun udah lima ronde, tapi pisang nya tetap tegap perkasa! Hmm Aku jadi ketagihan." ucapnya lirih sembari mengupas pisang yang ada di hadapannya, dan dia mem-ptaktek kan mengulum pisang itu seolah-olah itu milik menantunya.
...BERSAMBUNG...
KLO MAU MYAKINKN LGI MNTA BELIIN PEMBALUT, BILANG STOK PMBALUT HABIS
DN JUGA TIDUR MA IBU TIRI LOOO