Istri Muda Miliarder Tampan

"Benar benar luar biasa!" Livya berdecak kagum dengan karya masakannya yang kini sudah terhidang dimeja.

"Aku harap ini enak!"

"Wah,kau memasak?" Peto tiba tiba sudah berada disamping Livya.

"Hehe Iya,bagaimana Ibu yah?"

"Sudah baikan, dia sedang bersiap siap"

"Aku juga akan bersiap siap kalau begitu!" Livya berlari kecil menuju kamarnya.

Tak lama,suara bel rumah mengalihkan perhatian Peto.Ia segera bergerak menuju pintu.

"Aaaa Paman!" Andrea memekik senang begitu pintu dibuka wajah tua pamannya langsung menghiasi pandangannya. Ia menghambur kepelukan pamannya menyalurkan rasa rindunya.

"Aku sangat senang kalian mau datang"

"Paman ini bicara apa,tidak mungkin kami tidak datang!"

"Bagaimana rumahnya, kalian suka paman?" Tanya Dariel.

"Ini sangat luar biasa, Nak.Terimakasih.Ayo masuklah, Livya sudah memasak banyak sekali untuk kita!"

"Tumben sekali gadis itu!"

"Dia semangat sekali tadi!"

"Aku tidak yakin soal rasanya!"

"Beraninya kau bicara begitu! Aku jamin kau akan ketagihan masakanku!" Suara Livya membuat Andrea menoleh.Senyum sehangat mentari langsung terbit melihat adiknya itu kini sudah berdiri ditangga.

"Oh yaaaa?" Andrea tersenyum mengejek Livya tertawa. Kemudian berlari cepat meraih tubuh Andrea.Memeluknya erat.

"Aku merindukan mu! Aku kesepian tidak ada kau! Beraninya meninggalkan ku!"

"Katakan itu pada suamiku!" Melirik suaminya yang kini terkekeh menampakkan barisan gigi putihnya.

"Iya, baiklah.Kami akan menginap disini beberapa hari!"

"Hah? yang benar? Tapi kakak, kau tidur dengan ku ya?"

"Hey, mana bisa begitu.Kakakmu bukan seorang gadis lagi sekarang..." Dariel kesal.

"Kakak, kau pasti bosan melihat wajah tampan tuan Dariel setiap malam kan? kau pasti merindukan wajah cantik adikmu ini kan?"

"Justru karna aku tampan makanya dia tidak akan mau berpaling dariku, mengerti?"

"Dia kakak ku,Tuan!" Menarik lengan kanan Andrea.

"Dia istriku!" Dariel menarik tangan kiri Istrinya.

"Aku adiknya! Mengalah lah!"

"Tidak, aku suaminya, aku lebih berhak!"

Livya menatap sinis pada Dariel.

"Apa?"

"Sudah sudah, kalian ini kekanakan sekali, dimana Bibi?" Tanya Andrea sambil melepaskan diri dari dua orang disampingnya.

"Aku disini..." Wajah galak Maria kini hadir ditengah tengah mereka.

"Bibi, apa kau sehat?"

"Heemm,Tuan Dariel bagaimana kabarmu?"

"Seperti yang kau lihat,Istriku membuat tubuhku sangat bugar!" Jawab Dariel sambil mengapit pinggang Andrea.

Maria memutar bola matanya jengah.

"Yasudah, ayo kita makan!" Ajak Peto.

Mereka langsung menuju ruang makan. Andrea dengan telaten menyiapkan nasi dan lauk kepiring suaminya seperti biasanya.

Suapan pertama membuat seisi rumah saling pandang.

"Kenapa ekspresi kalian seperti itu?" Tanya Livya yang nampak belum menikmati makanannya.

"Livya, berapa bungkus garam yang kau habiskan untuk memasak semua ini hah?!"

"Sudahlah istriku,Livya,ini sangat enak Nak, lain kali kau masak lagi ya?" Peto pura pura bersemangat.

"Apa apaan kau ini! Kau ingin kita mati overdosis kebanyakan makan garam?! Kenapa tidak mencicipi nya terlebih dahulu sebelum menghidangnya?!" Maria melotot kearah Livya.

"Apa seasin itu?" Tanya Livya polos.

"Anak ini benar benar!" Maria geram.

"Kakak, bagaimana menurutmu?" Meminta pembelaan Andrea.

"Livya, masakanmu asin sekali!" Dariel yang menjawab.Andrea langsung mencubit lengan suaminya.

"Aw.. Aku hanya bicara kenyataan!" Menatap Andrea yang memelototinya. "Livya, kau tau biasanya orang kalau masakannya asin ingin apa?"

"Ingin kawin?"

"Kelihatan sih!" Dariel terbahak.Mata Livya langsung membulat mendengar kata kata Dariel.

"Suamiku, kau ini..., tidak sayang, masakan mu sangat pas, ini sangat enak, lihat aku makan dengan lahap kan?" Andrea menyuapkan nasi kemulutnya dengan semangat. "Hemmm Enak!" Mengacungkan dua jempolnya kearah Livya.

"Tuh kan lihat,Andrea saja menyukai nya,lidah kalian saja yang tidak paham cita rasa tinggi itu seperti apa!" Livya cemberut.

"Astaga,darah tinggiku bisa naik kalau begini!"

Omel Maria. "Tuan Dariel, maafkan kecerobohan putriku!"

Dariel tersenyum. "Tidak apa apa, Ini sangat enak seperti kata istriku, tapi lain kali aku akan bawa makanan dari rumah saja!"

Livya dan Andrea sama sama melotot kearah Dariel, membuat Pria itu terkekeh.

......

"Kak, Apa kau bahagia?" Tanya Livya sambil memandangi wajah cantik Andrea.Andrea membiarkan Livya merebahkan kepala diatas pahanya.

"Kau sudah tau jawabannya." Andrea mengulum senyum hangat. "Dia memperlakukan ku dengan sangat baik, dia membelikan aku beberapa buku gambar supaya aku tidak merasa bosan di apartemen."

"Dia perhatian juga ya..." Livya ikut senang. "Apa kalian sudah saling jatuh cinta?"

"Huss, berhenti berpikir yang tidak tidak, Tuan Dariel dan aku hanya sementara.Tidak boleh ada perasaan didalam hubungan ini, lagipula, mana mungkin Tuan Dariel jatuh cinta padaku, Dia sangat mencintai istrinya,dia hanya memperlakukan ku dengan baik bukan berarti dia mencintai ku kan?"

"Aish,masa iya seperti itu sih? Tapi kalian begitu romantis seperti dua orang yang saling mencintai tauuu,dia terlihat sangat manja kepadamu,aku sampai iri melihatnya! Seandainya saja kau bukan Istri kedua Tuan Dariel ya, aku pasti akan sangat bahagia, tapi kalian itu terlihat mirip, Biasanya kalau punya kemiripan jodohnya panjang loh!"

Andrea tertawa.

"Apa kau yakin kau tidak punya perasaan pada Tuan Dariel? Ini Tuan Dariel loh! Bukan orang sembarangan.."

"Aku cukup sadar diri!"

"Kau itu terlalu merendah, kau itu sangat cantik tauu!"

"Lantas apa dengan kecantikan ini aku harus merusak hubungan Tuan Dariel dan istrinya? Ini saja aku sudah merasa sangat bersalah sekali pada Nyonya muda.Kau lupa aku mengatakan apa padamu saat ditelfon? Hubungan kami hanya sebatas soal anak,setelah mendapatkan nya maka kami akan berpisah..."

"Kuharap itu tidak akan terjadi! Sudahlah, berhenti membohongi dirimu, katakan saja padanya kau mencintainya,dia juga pasti tidak akan menolakmu,didunia ini banyak Pria yang memiliki istri lebih dari satu kan?"

"Sejahat itu kau padaku ingin menjadikan kakak mu ini istri muda Tuan Dariel selamanya, hm?"

"Karna dengan kekuasaannya Tuan Dariel bisa melindungi mu lebih dari Pria manapun! Sudah berapa kali kau hampir jadi korban perkosaan karena bekerja terlalu keras sampai larut malam! Berhenti mengkhawatirkan kebahagiaan ku kak, pikirkan dirimu juga! Percayalah, tidak akan ada yang berani menghina mu lagi kalau mereka tau kau bagian dari Tuan Dariel."

"Kita lihat saja kedepannya seperti apa, yang harus kau ingat,jangan beritahu siapapun apapun yang kau ketahui, mengerti? Kau sayang padaku kan?" Livya mengangguk.

"Kak, apa kau masih suka mengigau kalau tidur?"

"Aku tidak tau!"

"Kalau kau mengigau, apa Tuan Dariel mendengar nya ya?"

"Mudah mudahan saja tidak!"

"Kau harus benar benar melupakan dia kak!"

"Aku sudah melupakan nya, Livya!"

"Lalu mengigau itu apa maksudnya? Jangan pergi...Aku mencintaimu... Aku tidak mengkhianati mu...," Livya memperagakan kata kata Andrea saat mengigau.Andrea tertawa kecil.

"Apa kata Tuan Dariel kalau dia sampai melihat kelakuan mu yang satu itu!"

"Tapi Dia tidak pernah mengatakan apa apa padaku selama kami bersama,berarti aku tidak mengigau saat bersamanya kan?" Andrea membela diri. Belum sempat Livya menjawab perkataan kakaknya, suara pintu kamar yang diketuk mengalihkan perhatian kakak beradik itu.

"Aish, suamimu tidak sabaran sekali, baru juga jam sepuluh!" Livya bangkit dan membuka pintu.

"Hi, kakak ipar?" Sapa Livya dengan senyum ceria yang dibuat buat.Dariel hanya menatapnya datar .

"Habis sudah kesabaran ku!" Ucap Dariel.Livya terkekeh.

"Iya iya, maaf, baiklah aku akan keluar! Daahhh selamat malam!" Livya melenggang pergi meninggalkan Andrea yang tersenyum lucu melihat tingkahnya dari atas ranjang.

Dariel mengunci pintu dan berjalan mendekati Istrinya.Cara berjalan yang membuat siapa saja yang melihat nya sekarang pasti akan sangat terpesona.Kemudian Duduk dibibir ranjang menatap lekat manik hitam Andrea.

"Sudah selesai mengobrol dengan Paman?" Tanya Andrea.Dariel mengangguk.

"Sudah menghubungi Dira kan?jangan sampai dia menunggu..." Dariel mengangguk lagi.

"Kau lelah? Ingin dipijit?" Dariel menggeleng. Lalu merebahkan kepala diatas paha Andrea seperti yang dilakukan Livya tadi. Membenamkan kepalanya diperut rata Istrinya itu, membuat Andrea mengerutkan dahi melihat tingkah suaminya yang dirasanya sedikit aneh.Tangan Andrea tergerak mengusap lembut kepala Dariel.

Andrea membiarkan Dariel menyingkap baju nya, menampakkan perut rata nan mulus itu. Dariel mengecupnya lama.

"Apa dia sudah ada didalam?" Tanya Dariel.

Andrea mengulum senyum "Aku tidak tau"

"Rea,"

"Ya?"

"Tidak ada, hanya ingin memanggilmu saja!"

"Kau ini kenapa sih?"

"Lapar"

"Lapar? Mau kumasakkan sesuatu?"

"Jangan memasak, buka saja pakaianmu!"