Dibawah Ancaman Mafia Kejam

''Cinta...''ulang Ana merasa hatinya sudah menjadi tawar...

Jika kemarin dia masih bodoh maka sekarang ia tak akan membiarkan dirinya di bodohi lagi....

Ana tak akan membiarkan mereka mempermainkan hidupnya seenaknya...

''Waktu kau membohongiku dengan hutang sebanyak 400 juta dan menertawaiku di belakang,...apakah itu cinta yang kamu maksud.....'' Mata Ana berkaca-kaca sesaat....

''Ana........''

''Waktu kau menekanku jika tak membayar hutangmu maka kau akan tidur denganku selama sebulan...apakah itu cinta menurutmu...'' lantang Ana dengan sakit hati.....

Danar mengusap wajahnya dengan kasar.....

''Yah...aku mengakui semua itu....Ana, namun perlu kau tau aku hanya ingin agar kau bergantung kepadaku, karna itu aku memintamu bekerja di Hotel...aku....tak pernah merasakan perasaan ini sebelumnya,...''

''Bagaimana dengan pernikahanmu Danar...'

''Pernikahan....''ulang Danar terkejut...

''Bukankah kau akan menikah dengan gadis yang sejajar denganmu....''

Danar menggeleng...

''AKu tidak ingin menikahi siapapun, aku hanya ingin kau Ana...hanya kau....''

Danar mendekati Ana, ia minum dengan sangat banyak hingga menjadi sedikit berani..........di rengkuhnya bahu Ana mendekat...

Anapun menjadi tak nyaman.........

''Lepaskan aku......''

''Kau ingin apa dariku Ana...uang, kedudukan, kau ingin aku....melepaskan dirimu dari kemiskinan bukan.......aku bisa melakukan untukmu aku bisa Ana..''

Ana tertawa.....walau airmatanya menangis........

''Aku tak pernah menyangka aku bisa sedikit memiliki perasaan suka kepadamu tuan Danar...aku tak pernah menyangka jika kau sama bejatnya dengan orang kaya lainnya....''

''Apa katamu Ana.....''

Ana menaikan pandangan ke arah Danar yang terlihat tersiksa....

''Bukankah aku sudah pernah bilang aku...gadis yang mahal...? jika aku ingin uang dan terpaksa menjual tubuhku...aku akan melakukannya...namun satu hal yang harus kau tau tuan Danar...aku tak akan pernah memberikan tubuhku pada darah keturunan Lois...tidak akan pernah...permisi.''

Ana menghempaskan pegangan Danar yang kuat kepadanya dan melangkah melewatinya, meninggalkan Danar yang menatapnya dengan nanar.....

Jemarinya terkepal.........ie berbalik melihat langkah Ana yang menjauh..pria itu tak akan menyerah...ia ingin Ana menjadi milikknya selamanya...jika ia tidak bisa memilikinya dengan sukarela maka ia juga tak akan menyesal jika harus memaksa........

Danar melangkah dengan cepat ketika Ana sudah berdiri di pinggir jalan yang sepi....

Malam semakin larut dan tak ada kendaraan yang lewat di sana, tak ada yang bisa menolong Ana malam ini...

Jika hari sudah mulai gelap maka semua aktifitas di luar rumah mulai sepi, para penduduk takut dengan gerombolah anak buah seorang Mafia kejam, yang lalu lalang menenteng senjata, dan mereka lebih memilih tinggal di dalam rumah dan aman.....

Danar mendekati Ana dan menatapnya tajam ,sinar penuh tekad tergambar jelas di rahang kokohnya...

''Ana....masuk ke mobilku sekarang...''ucap Danar mencoba bicara dengan lembut...

Ana menggeleng dengan Angkuh.....

''Tidak.......aku tidak akan pergi denganmu...''

''Ana........''

''Yah..tuabn Danar, bisakah kau mengabaikanku bisakah kau pergi saja...di antara kita sudah selesai..aku sudah keluar dari Hotel dan apalagi yang kau mau...? Ana bersedekap kesal...aku sudah merelakan diriku untuk menjadi sumber hinaan keponakan tersayangmu...apakah kau tidak terlalu serakah jika kau menginginkan aku...''

''Jangan pernah membawa Fera di dalam masalah kita,...''

''Oya,...apakah kau takut dia terluka...bagaimana dengan anak orang lain yang terluka...apakah kau sama sekali tak punya hati untuk perduli....''ucap Ana dengansuara yang lantang.....

Danar merasa cukup untuk berdebad..pria itu meraih lengan Ana dan membawanya mendekat...

''Aku tak perduli dendam di antara kalian Ana...aku menginginkanmu...entah suatu saat dia menerimamu atau kau yang menerimanya...serahkan saja pada waktu..yang pasti aku tak akan rela melepaskanmu Ana..''

''Tidak...aku terlalu membencinya tuabn Danar, sampai kapanpun aku akan tetap membencinya...kalian keluarga menjijikan....''jerit Ana keras...

Pacccckkkkkkkk

Ana begitu terkejut ketika wajahnya terasa panas seiring rasa nyeri yang menjalar di wajahnya airmatanya tumpah....begitu sakit...hingga tubuh Ana tersungkur di aspal.....

Danar membeku dengan mata yang basah.....jemarinya bergetar dengan kuat.....

menatap jarinya yang menampar wajah Ana...ia sungguh melakukan hal di luar kendali....

Ditatapnya Ana yang masih tersungkur di aspal....

''Ana....''

Danar baru saja ingin menyentuh tubuh Ana..ia terkejut ketika tubuhnya di tarik dengan paksa......

''Brengsek...beraninya kau menyakiti milikku...''teriak seorang pria dengan tinggi badan melebih Danar dan tatapan mematikan...

Buuuugggghhhhhhh..............

Pria itu menghantam wajah milik Danar hingga tubuh pria itu tersungkur jatuh di aspal......

Pandangan Danar menjadi kabur karna kerasnya pukulan di wajahnya, bayangan seorang pria berbadan tegap berdiri dengan kemarahan yang meluap...Danar mencoba bangkit namun, ia merasakan kembali pria itu menyerangnya dengan tendangan.....

''Aku akan membunuhmu saja....''teriak Alex dengan muraka sambil mengarahkan pistol ke arah Danar hingga pria itu mengerang sangat terkejut, ekpresinya pucat pasi....

Dikota ini tak ada yang berani mengangkat senjatanya, tidak ada yang berani.bahkan...orang kaya sekalipun tak punya senjata..kecuali............

''Alex Rule...''desahnya menahan kesakitan di wajahnya.........

Ana yang melihat tuan Damian mengangkat pistolnya menggeleng ketakutan,

Ya Tuhan...apakah pria ini serius ingin menembak...? pandangan Ana kemudian beralih pada sosok Danar yang sudah pucat pasi dan ketakutan....Ana merasa nyeri...ia tidak bisa melihat pembunuhan terhadap tuan Danar terjadi di depan matanya tidak.....

Ana menghela nafas....meski ia sangat membenci tuan Danar dan keturunannya namun...hatinya tak sekuat itu untuk membalas dengan cara yang kejam, meski ia juga terluka sekarang, bibirnya pecah dan meninggalkan bekas darah..namun, ia masih bisa bertahan..bagaimana dengan tuan Danar...

Ana yakin tuan Danar tak sengaja menamparnya....

Ana menguatkan dirinya, untuk berdiri...lalu berlari ke arah Damian yang berdiri dengan peluru yang siap di lepaskan kepada Danar tanpa ragu.....

Alex Rule merasa terbakar ketika ia tiba dan cukup terlambat ketika pria sialan ini menampar wajah Ana..beraninya dia......

''Kau harus mati.....''ucap Alex Rule dengan kesungguhan yang nyata di wajahnya.....

Namun ketika ia hendak menembak pria itu...Alex membeku ketika Ana memeluknya dari belakang....

Hening............

''Jangan...jangan lakukan itu.....''bisik Ana dengan jemari yang bergetar di tubuh Alex...pria itu terkejut...

''Ana...dia menyakitimu...''

''Tidak...aku mohon...jangan menembaknya tuan Damian...''bisik Ana dengan gemetar.....

Alex mengepalkan tangannya dengan kuat......ia melepaskan pelukan Ana dan menatapnya tajam..

''Kau.....membelanya.?'' Alex tidak terima melihat bibir Ana yang berdarah....

''Aku ingin pulang...tolong...'' pinta Ana memohon....

Alex akhirnya menurunkan pistolnya.....dan menggertakan giginya, ini pertama kalinya..ia meloloskan orang yang ia incar....dan semua karna Anastasya...?

Alex meraih tubuh Ana mendekat dengan posesif....

Kenyataan itu membuat Danar hancur.......