NovelToon NovelToon
Perjalanan Cinta Rinjani

Perjalanan Cinta Rinjani

Status: tamat
Genre:Romantis / Pelakor / Tamat
Popularitas:1.5M
Nilai: 5
Nama Author: Muhammad Yunus

Disarankan untuk membaca ternyata aku Istri Kedua terlebih dahulu

"Aku benar-benar tidak bisa"

Pemuda itu segera berlari, menyambar apapun yang bisa digunakan menutup tubuhnya.

Sampai dikamar mandi Pemuda menguyur tubuh nya dengan air dingin.

Ini lali pertama mereka mencoba mendekat, mereka dua orang yang saling menyayangi tetapi dalam hal yang berbeda.

Si wanita dulunya adalah Kaka iparnya, mereka menikah demi dua anak yang sama-sama mereka sayangi.

" Aku merindukan mu Kak" Wanita itupun meremas selimut yang menutupi tubuhnya, belum terjadi apapun diantara mereka, bayangan masalalu tak bisa mereka tinggalkan begitu saja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Yunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sebuah panggilan

"Jangan menunda. Jangan habiskan separuh hidupmu untuk menunggu waktu yang tepat. Seringnya, saat kau sadar, waktu yang tepat itu sudah lewat. Kalau sudah begitu, kau cuma bisa menyesal."

Rinjani berlari melewati lorong-lorong kamar yang terasa sangat jauh, Rinjani baru saja tiba di London dan langsung menghubungi Ibu Maria menanyakan dimana Ansel di rawat.

Tentu saja Ibu Maria terkejut bukan main, wanita paruh baya itu langsung menjemput Rinjani, Rinjani sendiri hanya memakai jaket kulit dan celana jins, sama sekali tak siap dengan cuaca yang begitu menusuk tulang, wanita itu sudah teramat kedinginan sejak masuk wilayah London, meski masih di dalam pesawat, hanya saja persediaan selimut mampu menghangatkan tubuh nya sementara, tetapi untuk saat ini tangan Rinjani mulai bergetar.

Tetapi Ibu Maria begitu perhatian, wanita paruh baya itu langsung membelikan Rinjani baju hangat beserta topi rajut, kaos tangan bahkan pelembab wajah dan bibir untuk Rinjani, biar bagaimanapun Rinjani belum terbiasa, wanita itu tampak sedikit pucat.

" Jangan tergesa-gesa Rinjani, kau bisa jatuh!" Rinjani sampai melupakan bahwa Ibu Maria juga sedang berjalan bersama nya.

" Ohh__ maafkan aku Bi!"

" Tentu, aku tau perasaan mu, ku rasa kau butuh waktu bersama Ansel, kurasa anak itu baru saja tertidur setelah sekian lama mencemaskan kalian, aku pulang Rinjani, hubungi aku jika ada apa-apa"

" Bibi aku sangat berterimakasih" Rinjani memeluk Ibu Maria sebelum wanita itu pergi.

Rinjani menghembuskan nafasnya panjang sebelum melangkah memasuki ruangan dimana Ansel di rawat.

Rinjani juga baru saja tahu jika sebenarnya Ansel hanya sakit asam lambung, tetapi perasaan lega juga langsung menghampiri nya saat akan segera bertemu dengan pemuda itu, serindu itukah Rinjani pada Ansel??

Rinjani mendorong pintu kaca yang tertutup korden berwarna biru muda, kakinya melangkah sangat pelan menuju satu ranjang yang di tempati seorang pemuda tampan yang tidur meringkuk memeluk perutnya.

Perasaan Rinjani tak percaya bisa selega ini bisa melihat dengan mata kepalanya sendiri suaminya, kekhawatiran yang tadinya mengebu-ngebu bisa mencair jadi rasa haru yang begitu dominan.

'Kenapa aku bisa sebahagia ini bisa melihat mu??' Rinjani meraba di mana jantungnya berdetak, detakan itu kembali normal seperti biasanya dan ada buncah kelegaan yang tak dapat di ungkapkan dengan kata-kata.

Rinjani melepas sarung tangan nya dan berjalan untuk mencuci tangan dengan air hangat karena Rinjani benar-benar merasa kedinginan, selesai cuci tangan dan kaki Rinjani kembali masuk kedalam kamar suaminya, kali ini Rinjani mendengar Ansel merintih dan menyebut namanya lirih.

" I Miss you Rinjani"

Meski lirih, tetapi Rinjani bisa mendengar dengan jelas gunaman lirih suaminya, Rinjani tersenyum mau tak mau Rinjani langsung mencium kening Ansel, mengenggam tangan pemuda itu yang terasa dingin.

Ansel pun membuka matanya perlahan, pemuda itu tersenyum manis menarik lembut tangan Rinjani untuk di kecupnya kemudian pemuda itu menutup matanya kembali, tak hayal Rinjani tergelak kecil barangkali Ansel merasa Rinjani hadir didalam mimpinya.

Tawa Rinjani membuat mata Ansel kembali terbuka.

" Sayang??

Rinjani, ini benar-benar kamu??" tangan kanan Ansel yang bebas dari infusan meraih pipi Rinjani yang terasa dingin

" Ya" Rinjani menumpuk tangan Ansel dengan telapak tangannya.

" Oh Astaga____"

Ansel seperti kehabisan kata-kata.

" Sayang ini musim dingin, kau kenapa sampai kemari, ya Tuhan___"

" Ini semua karena kamu tidak bilang jika kamu dirawat Ansel!"

" Aku hanya ada sedikit masalah pada lambung sayang, ku pikir besok aku sudah boleh pulang dan aku tak ingin kau cemas karena itu" Ansel terlihat terkejut juga sedikit cemas.

" Rinjani memeluk tubuh Ansel yang sedang berbaring, Ansel langsung mengeser badan nya memberi ruang untuk Rinjani berbaring di sampingnya.

Ini seperti mimpi, Ansel benar-benar tak menampik rasa bahagia yang datang tiba-tiba, setelah kecemasannya yang tak bisa menghubungi sang istri kini ternyata Rinjani berada dalam dekapan nya.

" Anak-anak terus menanyakan kapan kamu pulang" Rinjani bicara dengan bibir menempel di lengan Ansel.

" Bahkan aku baru sampai kemarin dulu, aku memang sangat layak untuk di rindukan" Benar-benar ungkapan kepercayaan diri yang sangat tinggi, tetapi siapapun tak bisa menampik bahwa hal itu benar.

Ansel tertawa sendiri, "kau bahkan tak mencibir ku,??" saat Ansel tak mendapat jawaban, Ansel sedikit menunduk dan menemukan Rinjani yang sudah jatuh tertidur.

Ansel benar-benar tidak percaya, Bisa-bisanya Rinjani tidur di saat mereka sedang saling bercerita, astaga.

Ansel tidak ingat kapan dirinya tertidur menyusul sang istri yang terlelap, yang jelas saat dirinya membuka mata matahari sudah bersinar, meskipun sinarnya tidak lagi menghangatkan seperti biasa.

Ansel menarik kedua sudut bibirnya saat melihat Rinjani yang masih tidur meringkuk di dalam pelukannya.

Dokter memberikan hasil pemeriksaan kemarin, dan Rinjani benar-benar merasa lega saat Ansel sudah di izinkan pulang sore nanti, teman-teman Ansel juga terkejut saat melihat Rinjani yang sudah membersamai Ansel, mereka ikut bahagia atas perhatian Rinjani pada Ansel, Ansel pemuda yang lembut sangat serasi bersama Rinjani yang juga memiliki hati yang juga lembut dan penuh kasih.

" Makanlah biar hanya sedikit Ansel" Rinjani kembali membujuk, adakalanya Ansel benar-benar seperti seorang anak kecil yang sangat sulit menelan jika sedang sakit, alasan pahit dan tidak enak juga di Rengekan pemuda itu.

Rinjani masih berusaha membujuk saat tiba-tiba kepalanya terasa pening dan matanya berkunang-kunang, tetapi tidak lama karena setelah Rinjani memejamkan matanya keadaan nya berangsur pulih.

Tetapi mata Ansel tetap menemukan ketidak nyamanan Rinjani.

" Duduklah Sayang, aku akan memakan nya, sepertinya kau sangat tidak nyaman dengan perubahan iklim di sini"

Rinjani tersenyum dan menyodorkan tempat makan untuk Ansel, Ansel juga tak lagi banyak protes pemuda itu mengunyah dengan cepat agar makanan itu cepat habis dan membuat istrinya merasa lega.

Sore hari Ansel benar-benar di izinkan pulang, Rinjani sedang menyiapkan makan malam untuk Ansel, saat Ansel tiba-tiba memeluknya dari belakang.

" Aku merasa kita seperti sedang merencanakan honeymoon, bukankah ini luar biasa, kita di sini sementara anak-anak di Indonesia??" bisik Ansel manja.

Rinjani sudah tidak terlalu kaget dengan perlakuan Ansel, karena dirinya juga nyaman dengan Ansel yang manja dan terlihat menyayangi nya daripada Ansel yang pendiam dan terlihat abai dengan nya seperti dulu-dulu.

Rinjani yang sedang menaburi keju dan parsley pada olahan kentangnya memutar badan.

"Ansel kau ingin aku memanggilmu apa??"

" Panggilan untuk ku??" Ansel menunjuk pada dirinya sendiri

Rinjani mengangguk, pasalnya terasa sangat tidak pantas jika Rinjani terus menerus memanggil suaminya dengan sebutan nama saja, kurang sopan bukan??

" Senyaman mu saja, sayang, aku tidak pernah mempermasalahkan itu"

" Bagaimana jika___________

Hay reader!!! author mau tanya apakah adegan 21+ yang author tulis sangat membuat tidak nyaman atau terkesan berlebihan?? mohon untuk di beri masukan, karena noveltoon dan magatoon tidak menolak dua bab yang kemarin, tetapi membaca komentar para reader sepertinya tulisan author terlalu fulgar ya___ ??

Mohon di beri masukan, jika memang terlalu fulgar bisa author revisi untuk kedepannya, agar tidak membuat pembaca kurang nyaman..

author mohon dukungan like, komen, vote kalo jika berkenan tambah ke favorit..

happy reading ❤️🙏❤️❤️

1
glade🌊
ko bisa ansel se sabar dan se ikhlas itu😭😭
glade🌊
terharu dehh,,,
glade🌊
ansel idaman sekali🤗
Batriani
melebar ke dunia mafia.....
Mahfudlon 5758
jujur nangis q kak......./Sob//Sob/
bisakah ada cerita lagi tentang mereka di kehidupan ke2 kak nurry sama istri pertamanya dan rinjani sama ansel....
Rustan Sinaga
keren thor...
semangat terus dlm berkarya
Rustan Sinaga
Ansel juara deh
Rustan Sinaga
masih ada stock laki² model Ansel thor?
nitip satu dong buat mantu yah...
Rustan Sinaga
sekarang aja ngemis belas kasihan you marry and jeselyn... rasakno ngono kui
Rustan Sinaga
yg memulai duluan siapa zeust Marry and zeust Jeslyn...?
Rustan Sinaga
wah, ditawarin jadi tangan kanan mafia Sel, keren tuh
Rustan Sinaga
keren Ansel
Rustan Sinaga
mantan anak buah Nurry pada kemana thor...?
kok bisa kecolongan sama tante sendiri...?
Rustan Sinaga
ada aja musibahnya
Rustan Sinaga
Ben mau belajar romantis...???
Rustan Sinaga
dah thor, tamatin ajalah, jadi ikut emosi jiwa baca ceritanya
Rustan Sinaga
keknya author dendam ke Rinjani krn cintanya ditolak yaaaa...?
Rustan Sinaga
mulai kembali ke setelan pabrik ya kak Ansel...???
Rustan Sinaga
duka lama terkuak lagi, bikin Rinjani down lagi
tetap semangatin Sel...
Rustan Sinaga
jadwal ya thor, bukan jatwal
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!