Zona Khusus Dewasa
Adriel (28), sosok CEO yang dikenal dingin dan kejam. Dia tidak bisa melupakan mendiang istrinya bernama Drasha yang meninggal 10 tahun silam.
Ruby Rose (25), seorang wanita cantik yang bekerja sebagai jurnalis di media swasta ternama untuk menutupi identitas aslinya sebagai assassin.
Keduanya tidak sengaja bertemu saat Adriel ingin merayakan ulang tahun Drasha di sebuah sky lounge hotel.
Adriel terkejut melihat sosok Ruby Rose sangat mirip dengan Drasha. Wajah, aura bahkan iris honey amber khas mendiang istrinya ada pada wanita itu.
Ruby Rose tak kalah terkejut karena dia pertama kali merasakan debaran asing di dadanya saat berada di dekat Adriel.
Bagaimana kelanjutannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yita Alian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3 ACICD - CEO Dingin dan Kejam
10 tahun kemudian…
"Enggh…"
"Pak…"
Suara rintihan terdengar dari sebuah suite presidential hotel yang hanya ditemani cahaya temaram.
Seorang wanita memakai gaun tidur satin minim bahan sedang berlutut di lantai sambil mengusap tangan berulangkali di depan dada.
"T-tolong… Jangan pecat saya, Pak…," pinta wanita itu memohon, air matanya berderai deras di sepanjang pipi. "Saya tidak akan mengulangi kesalahan yang sama… saya bersalah… saya mohon, Pak Adriel…"
Lelaki yang dimaksud wanita itu sedang duduk dengan kaki menyilang di sofa single. Pandangannya tertuju pada hape di tangan kanannya. Sementara jemari tangan kirinya bergerak seperti menekan tuts piano di sandaran tangan sofa. Cahaya biru dari layar menerpa wajahnya, memperlihatkan betapa dinginnya tatapan seorang Adriel.
"Sebelum diterima jadi sekretaris, kamu pasti sudah tahu kalau saya benci didekati wanita manapun. Tapi, beraninya kamu berusaha menjebak saya…," Adriel mengangkat sudut bibirnya menyeringai tipis seperti iblis, "…dengan trik murahan pula."
Ya, Adriel meminta Hougan, asistennya untuk menyiapkan segala keperluan di suite hotel ini untuk Adriel merayakan ulang tahun mendiang istrinya yang harusnya berusia 28 tahun. Cuma, si Hougan ini malah mengurus hal yang mendesak sehingga dia menyerahkan hal itu pada sekretaris baru Adriel yang bernama Liliana.
Jelas, Hougan akan mendapatkan hukuman karena ini. Cuma nanti.
Dan, Liliana ini sudah mendengar soal bagaimana kejamnya seorang Adriel yang disebut tidak bisa move on dari mendiang istrinya yang bernama Drasha. Laki-laki berusia 28 tahun itu juga benci didekati wanita manapun.
Adriel pernah merobek wajah seorang wanita yang mendekatinya karena wanita itu operasi plastik menyamai wajah Drasha.
Adriel juga pernah menyemprotkan cairan asam pada wanita yang terang-terangan menggodanya.
Ada juga yang digantung di tengah laut dan diancam dijadikan makanan ikan predator. Dan hal mengerikan lainnya yang tidak akan cukup kalau disebut satu-satu.
Liliana tahu betul.
Tapi, dengan pedenya dia mau menaklukkan CEO dingin itu. Liliana cantik, punya tubuh semok dan bibir seksi. Banyak kan para CEO di luar sana yang kecantol sekretaris sendiri?
"Emhh… semua laki-laki gitu kali, ngomongnya benci wanita lain, gak bisa move on, tapi kalau lo udah sentuh apalagi sampai muasin dia, pasti dia bakalan bucin juga."
"Fuck all of the gossips about our CEO, aku bakalan bikin Pak Adriel ngejar-ngejar aku."
Begitu kata Liliana pada seorang staf di kantor Adriel.
Sekitar dua jam yang lalu, Liliana menuangkan sesuatu pada minuman Adriel. Dia sudah menyiapkan diri dengan mandi busa sehingga tubuhnya wangi semerbak, memakai pakaian minim bahan, menyisir rambutnya yang lembut. Pokoknya sudah siap. Dia kemudian bersembunyi, menanti Adriel datang, menunggu lelaki itu hanyut dengan efek obat yang dia tuangkan di minuman. Ketika saatnya tiba, dia akan memuaskan Adriel.
What a perfect scenario.
Hanya untuk Liliana pastinya.
Karena yang terjadi tidak sesuai ekspektasi Liliana. Kejauhan malah. Dipastikan dia sangat menyesal detik itu juga karena sok pede mau menaklukkan Adriel.
Laki-laki tersebut tahu kalau ada yang tidak beres.
Saat Liliana mengira Adriel sudah terbawa efek obat karena merebahkan badan di kasur, dia mendekat dengan senyum kemenangan. Tapi, sebelum naik ke ranjang, Adriel sudah lebih dulu mendaratkan tendangan lurus ke perut wanita itu sampai dia terambruk duduk di lantai.
Liliana merintih kesakitan. "Aduh…" Dia menyentuh perutnya.
Di momen yang sama, dia memelotot syok saat Adriel terbangun dengan kilatan tajam di kedua bola matanya.
"How dare you," ujar Adriel datar. Matanya berkilat tajam seperti pedang yang siap menghunus musuh.
"P-pak Adriel… ini… saya –,"
"Kamu dipecat." Adriel beranjak dari kasur berjalan ke arah sofa single dan duduk di sana dengan aura dingin dan wibawa yang tidak bisa dibantah.
Lilian bergeser pelan ke hadapan Adriel lalu berlutut dan memohon-mohon untuk tidak dipecat.
Sementara itu, Adriel mengirim pesan pada Hougan asistennya untuk segera menyiapkan perayaan ulang tahun Drasha di hotel lain.
Me:
Siapkan cake cokelat favorit istri saya
Tutup semua akses ke sky launge Hotel Astra Nova
Tidak ada satupun orang yang boleh masuk malam ini
Pastikan kamu tidak mengacau lagi kali ini Hougan
Di hadapan Adriel, Liliana tidak berhenti menangis sambil memohon. Lantas dia terganggu dengan suara yang memekakkan telinganya itu.
"Pak Adriel…"
Rahang Adriel mengeras, dia menyentak tubuh tingginya untuk berdiri. Bulu kuduk Liliana meremang ketika matanya tertuju pada bayangan panjang Adriel yang memantul di dinding.
"Jangan sebut nama saya dengan mulut menjijikkan itu."
Wajah Liliana semakin basah karena campuran keringat dan air mata.
Adriel kemudian meraih gelas kristal berisi minuman keemasan di meja.
Lalu –
BRAKKKK!
Dia melemparkan gelas itu ke dinding sampai pecah berhamburan.
"AAAAAAA!!!" Liliana memekik kencang sambil menutup telinganya dengan tangan gemetaran.
Adriel maju selangkah dan itu membuat jantung Liliana memompa kuat karena ketakutan.
"Jangan menyama-nyamakan saya dengan laki-laki yang ada di fantasi kamu. Lebih baik kamu pakai trik murahan seperti itu pada laki-laki lain yang selevel dengan kamu."
Dada Liliana sesak, dia sudah tidak bisa berkata-kata apa lagi selain mengulum bibirnya yang bergetar.
Dan, gosip tentang kejamnya Adriel benar adanya dan Liliana sudah menyaksikan hal itu di depan matanya sendiri. Juga merasakannya.
Adriel tidak berhenti sampai memecahkan gelas. Laki-laki itu merampas botol kaca minuman dan menghantamkannya ke tepi meja.
BRAAKKK!
Suara pecahan menggema di udara. Serpihan botol itu jatuh ke lantai. Disusul oleh pekikan kencang Liliana yang semakin ketakutan.
"AAAAAAAAA!!!"
Dengan tatapan menusuk tanpa ampun, Adriel mendekat dengan sisa leher botol yang bergerigi tajam di tangannya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sekitar dua jam selanjutnya, Adriel tiba di hotel lain. Hotel mewah tempat resepsi pernikahannya dengan mendiang istrinya dulu diadakan. Sekitar 10 tahun yang lalu, saat dia dan Drasha menikah muda di usia 18 tahun.
Tiap langkah yang diambil untuk menyusuri area hotel itu, mengingatkan Adriel pada mendiang istrinya tercinta.
Dan, sebelum naik ke sky lounge, Adriel melangkahkan kaki masuk dalam toilet di lantai satu. Tentu, untuk membersihkan noda darah yang ada di wajah dan pakaiannya.
Sial. Kalau saja Hougan tidak mengacau dengan meminta bantuan si sekretaris sok cantik itu, pasti Adriel sekarang sudah merayakan ulang tahun mendiang istrinya dengan tenang.
Tak berselang lama, Adriel melenggang keluar melewati pintu toilet dan … tepat di ujung lorong sebelum menuju lift dia tidak sengaja bertabrakan dengan seorang wanita yang lari tergesa-gesa sambil membawa cake cokelat bundar yang utuh.
Wanita itu oleng dan sebentar lagi akan menubruk lantai. "Houph." Tapi dibanding dirinya, dia dengan cepat mengatur keseimbangan tangan agar si cake cokelat tidak hancur.
Untungnya tangan Adriel juga cepat menangkap pinggang ramping wanita itu. Jadi, wajahnya tidak perlu bertemu lantai. Dan, cake cokelat itu selamat. "Tomat ini lincah juga," pikir Adriel.
Yap, dulu sekali, Adriel pernah mengatakan pada Drashanya kalau perempuan lain di mata Adriel itu cuma tomat berjalan.
Tapi, ketika wanita itu menoleh ke belakang, Adriel syok bukan main.
Bagaimana tidak?
Wajah wanita itu sama persis dengan wajah Drasha mendiang istrinya. Hanya saja versi yang lebih dewasa.
"Drasha?"