NovelToon NovelToon
Sang Muhallil Yang Tidak Mau Pergi

Sang Muhallil Yang Tidak Mau Pergi

Status: sedang berlangsung
Genre:Penyesalan Suami / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: my name si phoo

Uwais menjatuhkan talak tiga kepada istrinya, Stela, setelah memergokinya pergi bersama sahabat karib Stela, Ravi, tanpa mau mendengarkan penjelasan. Setelah perpisahan itu, Uwais menyesal dan ingin kembali kepada Stela.
Stela memberitahu Uwais bahwa agar mereka bisa menikah kembali, Stela harus menikah dulu dengan pria lain.
Uwais lantas meminta sahabat karibnya, Mehmet, untuk menikahi Stela dan menjadi Muhallil.
Uwais yakin Stela akan segera kembali karena Mehmet dikenal tidak menyukai wanita, meskipun Mehmet mempunyai kekasih bernama Tasya.
Apakah Stela akan kembali ke pelukan Uwais atau memilih mempertahankan pernikahannya dengan Mehmet?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

Lampu strobo dan musik uang berdentum keras di diskotik Blue moon.

Uwais menenggak minumanku dan sesekali memanggil nama Stela.

"Stela, maafkan aku. Beri aku satu kesempatan lagi." ucap Uwais.

Disaat Uwais sedang sedikit mabuk, tiba-tada sahabatnya yang datang dan menepuk pundak Uwais.

"Kamu kenapa? Ada masalah?" tanya Mehmet yang baru saja kembali dari Turki

Uwais membuka matanya dan melihat Mehmet sudah duduk di sampingnya.

"A-aku lelaki yang bodoh, Mehmet. Aku sudah menjatuhkan talak tiga kepada Stela." jawab Uwais yang kemudian menceritakan semuanya kepada Mehmet.

Mehmet yang mendengarnya hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Lalu, apa yang kamu inginkan sekarang?" tanya Mehmet sambil menikmati air putih yang ia pesan tadi.

"Aku ingin menikah lagi dengan Stela. Tapi dia harus menikah lagi dengan lelaki lain sampai lelaki lain itu menceraikan Stela." jawab Uwais.

Mehmet meletakkan gelasnya di meja, menatap Uwais dengan ekspresi datar.

Lampu strobo yang berputar membuat wajahnya tampak separuh tertutup bayangan, dingin dan tak terbaca.

“Kamu sadar apa yang kamu katakan, Uwais?Menikah hanya untuk mengembalikan mantan istrimu? Kamu kira pernikahan itu permainan?”

Uwais menatap sahabatnya itu dengan mata memerah, antara mabuk dan penyesalan.

“Mehmet, aku tahu aku salah. Tapi aku benar-benar nggak bisa hidup tanpa Stela. Aku rela lakukan apa saja agar bisa menikah lagi dengannya.”

Mehmet menatap wajah sahabatnya yang sedang putus asa.

"Lalu, apakah kamu sudah menemukan lelaki itu?" tanya Mehmet.

Uwais menganggukkan kepalanya sambil menggenggam tangan Mehmet.

"Hanya kamu yang bisa menikah dengan Stela, Met.".

Mehmet langsung terdiam saat mendengar perkataan dari Uwais.

"Maaf, Wais. Aku nggak bisa. Aku sudah punya Tasya dan aku juga nggak mungkin mempermainkan pernikahan." ucap Mehmet yang kemudian bangkit dari duduknya.

Uwais langka duduk bersimpuh di hadapan Mehmet sambil memegang kakinya.

"Empat bulan saja, Met. Aku mohon sama kamu. A-aku tidak tahu harus minta tolong kepada siapa lagi."

Mehmet menghela nafas panjang dan ia tidak tega melihat Uwais.

"Baiklah, aku akan menolongmu. Tapi hanya empat bulan."

Kemudian Mehmet keluar dari diskotik dan menghubungi Tasya kekasihnya.

"Sayang, kamu dimana?" tanya Tasya dengan suara serak.

Tasya membuka matanya dan melihat jam yang menunjukkan pukul dua pagi.

"Aku sedikit berada di klub bersama Uwais," jawab Mehmet.

Mendengar nama Uwais yang disebut mantan kekasihnya membuat Tasya tidak suka.

"Buat ulah apa lagi dia? Apa dia bertengkar dengan Stela?"

Mehmet menatap langit malam, suaranya mulai berat.

“Tasya, dia menjatuhkan talak tiga pada Stela. Dan sekarang dia ingin menikah lagi dengannya.”

Tasya terdiam sejenak di seberang sana dengan jantungnya berdetak kencang.

“Lalu, kamu ceritakan ini ke aku karena…?”

Mehmet mengusap wajahnya, ragu, lalu menjawab pelan,

“Karena dia memintaku untuk menikahi Stela dulu. Hanya sementara. Empat bulan saja.”

Tasya langsung bangkit dari tempat tidurnya saat mendengar perkataan dari kekasihnya.

“Apa kamu gila, Mehmet?! Menikah hanya untuk membantu sahabatmu? Itu bukan hal sepele! Itu pernikahan, Met! Bukan kontrak bisnis!”

Mehmet menghela nafas panjang dan mencoba untuk menenangkan Tasya.

"Sya, ini hanya untuk empat bulan. Setelah itu aku akan menikahimu." ucap Mehmet.

"Tapi Met, kamu sadar nggak apa yang kamu katakan? Empat bulan atau empat hari, tetap aja kamu akan menikah dengan perempuan lain!” suara Tasya meninggi, bergetar antara marah dan takut.

Mehmet terdiam. Ia memejamkan matanya, p menarik napas dalam-dalam.

“Tasya, aku cuma ingin menolong sahabatku. Uwais sudah hancur. Dia kehilangan segalanya.”

Tasya hanya bisa menghela nafas panjang saat mendengar perkataan dari Mehmet.

"Baiklah, Met. Hanya empat bulan. Setelah itu kamu harus menikah dengan aku." ucap Tasya yang kemudian mematikan ponselnya.

Mehmet melihat layar ponselnya yang sudah gelap.

Kemudian ia kembali masuk kedalam untuk mengajak pulang Uwais.

"Uwais, ayo kita pulang." ajak Mehmet sambil memapah tubuh sahabatnya yang sedang mabuk.

Mehmet memasukkannya kedalam mobil dan setelah itu ia melajukannya menuju ke rumah Uwais.

Sesampainya di rumah, Mehmet kembali memapah tubuh sahabatnya dan menaruhnya di atas tempat tidur.

Mehmet melihat rumah yang sangat berantakan sekali.

"Padahal baru satu hari kamu ditinggal oleh Stela dan rumahmu seperti kapal pecah." ucap Mehmet.

Mehmet melihat foto pernikahan Stela dan Uwais yang dulu ia tidak bisa datang karena urusan bisnis.

"Empat bulan aku akan menikahimu dan setelah itu kalian bisa bersama lagi." gumam Mehmet yang kemudian merebahkan tubuhnya di sofa.

Keesokan paginya dimana cahaya matahari menyelinap masuk lewat celah gorden yang terbuka setengah.

Mehmet membuka matanya perlahan-lahan sambil menegakkan tubuhnya dan mengusap wajahnya yang terasa kaku.

Suara sendok yang beradu dengan gelas membuatnya menoleh ke arah dapur.

Di sana, Uwais terlihat berdiri dengan rambut berantakan, mengenakan kaus lusuh, sedang membuat kopi.

Aroma kopi hitam menguar ke seluruh ruangan, bercampur dengan aroma sisa alkohol yang masih tertinggal di udara.

“Pagi, Met,” sapa Uwais dengan suara serak.

Mehmet bangkit dari sofa, meregangkan tubuhnya.

“Pagi. Aku kira kamu masih tidur.”

Uwais tersenyum tipis sambil menunggu air matang.

“Aku nggak bisa tidur lama. Setiap kali merem, aku dengar suara Stela.”

Ia menuangkan kopi ke dalam dua cangkir dan meletakkan salah satunya di meja ruang tamu.

“Ini buat kamu.”

Mehmet mengambil cangkir itu, duduk di kursi seberang.

“Kamu sadar nggak, Wais, semalam kamu hampir nggak bisa berdiri. Kamu mabuk berat.”

“Aku tahu. Tapi cuma itu yang bisa bikin aku lupa sedikit walau cuma sebentar.”

Mereka berdua mengobrol sambil menikmati kopi paginya.

Uwais meminta Mehmet untuk segera mandi dan menemaninya ke rumah Stela.

Mehmet mengangguk kecil dan segera masuk ke kamar mandi.

Selesai mandi dan mengganti pakaiannya, mereka berdua lekas menuju ke rumah Stela.

Di sepanjang perjalanan Uwais fokus menyetir dan berharap Stela mau menerimanya lagi.

"Kalau dia tidak mau menikah denganku, bagaimana?" tanya Mehmet.

Uwais menggelengkan kepalanya dan ia akan pasrah dengan keputusan Stela.

Beberapa menit kemudian mereka telah sampai di depan rumah Stela.

Papa Yunisa yang sedang membaca koran langsung bangkit dari duduknya dan melihat siapa yang datang pagi-pagi ini.

"Kamu? Mau apa lagi kamu kesini?" tanya Papa Yunisa dengan penuh amarah.

Stela yang sedang ada dikamar nya langsung keluar.

"Pa, Stela. Ijinkan aku untuk bicara sebentar." ucap Uwais.

"Bicara apa lagi, Mas? Kita sudah tidak ada hubungan lagi." jawab Stela.

Uwais menatap wajah Stela dan ia meminta agar Stela mau menikah dengan Mehmet.

"APA? KALINA BERDUA SUDAH GILA!" ucap Stela.

Mehmet yang tidak tega melihat sahabatnya yang sedih langsung maju dan mengajak mereka untuk berbicara baik-baik.

"Papa, Stela. Maafkan aku yang seharusnya tidak ikut campur dalam masalah ini. Tapi saya siap untuk menikah dengan Stela."

Papa Yunisa menghela nafas panjang dan mengajak Mehmet masuk ke dalam.

"Kamu tetap disini." ucap Papa Yunisa yang meminta Uwais menunggu di luar rumah.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!