NovelToon NovelToon
Sukses Setelah Disepelekan

Sukses Setelah Disepelekan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Spiritual / Berbaikan / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: FAMALIN

Wanita yang sering menangis dalam sujudnya, dia adalah Syifa Salsabila, seorang istri yang selalu dihina dan direndahkan ibu mertua dan saudara iparnya lantaran ia hanya seorang ibu rumah tangga tanpa berpenghasilan uang membuatnya harus berjuang. Dengan kesabaran dan perjuangannya yang tak kenal lelah akhirnya kesuksesan pun berpihak padanya. Akankah ia balas dendam setelah menjadi sultan? ...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FAMALIN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hadiah Dari Pak Bos

Syifa pulang ke rumahnya dengan bahagia sambil membawa satu plastik sayur kangkung dan juga 1 ekor belut besar yang sudah dipotong-potong oleh Bapsknya tadi di sawah.

"Dek Fani, tolong bantuin kakak bersihin belut ini dong, Kakak mau bikin bumbunya," pinta Syifa pada adik iparnya saat bertemu di dapur.

"What? Belut?" tanyanya sambil matanya melotot.

"iya, tadi di sawah bapak nangkap belut. Kenapa? kamu nggak doyan ya?"

"Bukan nggak doyan, Kak. Tapi jijik!"

"Tapi ini makanan halal loh, Dek. Gizinya juga banyak."

"Bentukannya kayak ular, Kak Syifa yakin itu belut bukan saudaranya ular?"

"Hah, maksudmu?"

"Ya siapa tahu itu adik iparnya ular?!"

"iya, persis kayak kamu!" jawabnya mulai kesal.

"Iiihhh, nggak dong! Aku kan cantik."

"Kalau nggak mau bantuin ya udah sana, jangan banyak alasan!"

"Sorry ..." Fani pun melenggang pergi begitu saja tanpa kasian sedikit pun pada Syifa yang sudah rela berpanas-panasan dari sawah seharian demi untuk berbuat baik pada keluarga barunya itu.

Dengan gercep Syifa membersihkan belut itu lalu digoreng dan menumis kangkung untuk persiapan makan nanti malam.

"Alhamdulillah, selesai. Sebentar lagi mas Fahri pulang kerja, sebaiknya aku mandi dulu deh," gumamnya semangat ingin membersihkan diri dan berdandan tipis-tipis untuk menyambut kedatangan sang suami tercinta.

Karena mencium aroma masakannya Syifa yang begitu menggugah selera, Fani diam-diam ke dapur ingin mencicipi aroma lezat yang sudah sejak tadi menggoda hidungnya itu, ia langsung menyantap sebagian belut goreng krispi yang tersedia di atas meja.

Awal mula Fani hanya ingin mencicipi belut goreng itu satu saja tapi lama-kelamaan ia malah ketagihan ingin lagi dan lagi "Kok belut ini rasanya enak banget ya? Beda banget kalau ibu yang masak hambar dan bau amis, emang Kak Syifa itu pake resep apa sih?" tanyanya pelan sambil masih terus menggoyangkan lidahnya.

"Katanya jijik? Kok belutnya mau dihabisin?? Ini tuh buat makan nanti malam, Dek!" pergoki Syifa saat Fani sedang asyik makan hasil masakannya itu..

"He he, Kak Syifa ... Aku cuma mau nyicipin kok, enak apa nggak gitu masakannya Kak Syifa,"

"Nyicipin kok habis banyak??"

"Emang nggak boleh?"

"Bukannya nggak boleh, tapi makanan ini semua untuk menu makan malam kita nanti berempat, Dek!"

"Perduli apa, dari kecil tidak ada yang berani menegurku! Kak Syifa adalah anggota baru di rumah ini jadi jangan coba-coba melawanku, kalau tidak ingin aku tendang keluar dari rumah ini!"

"Astaghfirullah, Dek Fani? dulu pertama Kakak mengenal kamu nggak gini? Kenapa sekarang berubah??"

"Dulu itu hanya topeng, karena Kak Syifa dulu sering beliiin barang-barang ke aku, tapi sekarang karena Kak Syifa pengangguran, ya udah sikapku juga kembali ke setelah awal,"

"Jadi dulu sikap baikmu itu hanya ..." ucapan Syifa terpotong karena mendengar suara Fahri sudah pulang.

"Assalamualaikum, Sayang kamu dimana?" Ucap Fahri sambil celingukan ke segala sudut ruangan.

"Iya, Mas. Aku di dapur."

Tanpa memasuki kamarnya terlebih dahulu Fahri langsung menghampiri Syifa.

"Maaf, Mas. Hari ini aku tidak menunggu Mas di depan rumah,"

"Nggak apa-apa, ini Mas bawa kado dari pak Bos, katanya hadiah untuk pernikahan kita, dan Beliau minta maaf karena kemarin saat kita menikah beliau tidak bisa hadir karena masih di luar negeri."

"Masya Allah, ini rezeki yang tidak disangka-sangka, Mas. Alhamdulillah banget Ya Allah ..." Puji syukurnya langsung mengingat pada Sang Pemberi rezeki.

Karena saking penasaran Syifa reflek langsung membuka bungkusan kado itu dan ternyata isinya sepasang cincin perhiasan emas 24 karat seberat 5 gram yang berbentuk love serta terukir nama mereka berdua dan juga lengkap dengan surat-suratnya.

"Masya Allah tabarakallah, ini cincin perhiasan yang indah, Mas." ungkapnya dengan mata berbinar-binar diiringi dengan senyum yang merekah.

"Iya, Sayang. Dari dulu bos Mas itu sangat dermawan suka ngasih hadiah istimewa untuk karyawan-karyawannya yang menikah,"

Fani yang melihat itu spontan rasa iri hati pun melanda pada dirinya "Ehem, ehem ..." dehemnya menunjukkan bahwa dia ada di antara mereka berdua.

"Eh Dek Fani, kapan kamu datang?" tanya Fahri baru menyadari.

"Sudah dari siang, Kak."

"Kesini sekedar maen aja? atau lagi ada masalah dengan suamimu?"

"Mas Prio KDRT, Kak." jawabnya dusta sambil pura-pura sedih dan mengiba.

"Masa sih? Kayaknya nggak kalau Prio seperti itu,"

"Kak Fahri nggak percaya?"

"Ya setahuku itu Prio orangnya baik, karena kakak dulu sekelas dengannya bertahun-tahun, jadi hafal betul dengan sikapnya, mungkin aja kamu yang salah, Dek?"

"Ah, Kak Fahri selalu aja nggak percaya dengan ucapanku dan malah belain mas Prio terus?? sebenarnya yang adik kandung Kak Fahri itu siapa sih? Aku atau mas Prio??"

"Bukan begitu maksud Kakak, Dek,"

"Udah, udah! Kak Fahri itu sama aja dengan Mas Prio nggak mau ngerti dengan kondisiku??"

"Kondisi apa?"

"Ini jari tanganku nggak ada cincin perhiasannya, bukannya dikasih satu dari cincin itu, malah dipamerin doang dan malah ikut nyalah-nyalahin juga?!"

"Maaf, Dek Fani. Bukannya kami nggak mau berbagi dengan hadiah ini, tapi cincin ini kan couple ada namanya, masa iya namaku atau nama Mas Fahri kamu pakai?? Lagian ini cincin mau kakak simpan buat investasi masa depan nanti, bukan untuk dipakai dipamer-pamerin," jawab Syifa tegas.

"Nggak usah alasan, bilang aja pelit dan serakah!"

"Hust! ngomong apa sih kamu, Dek?? nggak baik bicara gitu sama kakak iparmu! Lagian di jari kamu itu nggak ada cincinnya karena salah kamu sendiri, sudah menjual semua perhiasan pemberian Prio untuk berfoya-foya dan bersenang-senang menuruti gaya hidup yang berlebihan, jadi ini konsekuensi yang harus kamu terima!" tegaskan Fahri mengingatkan gaya hidup yang salah pada adik kandungnya.

"Ternyata di rumah ini hanya ibu yang bisa ngertiin aku, dan yang lainnya sok merasa paling benar!" ungkapnya dengan amarah kemudian melengos pergi begitu saja.

"Astaghfirullahaladzim ..." ucap Fahri dan Syifa kompak sambil mengelus dadanya kala melihat tingkah laku sang adik.

"Maaf ya, Sayang. Kalau di rumah ini kamu merasa nggak nyaman dengan sikap ibu dan adikku,"

"Nggak apa-apa, Mas. Aku akan bersabar dan selalu mendoakan mereka semoga diberi hidayah dan segera bertaubat."

"Aamin. Btw sudah ada minuman hangat kah untuk Mas?"

"Sudah dong, itu di atas meja, Mas. Aku ambilin dulu."

"iya, dan bawa ke kamar aja!"

"Heum."

Di dalam kamar Fahri langsung duduk termenung sambil menikmati segelas Teh hangat.

Syifa mendekati suaminya dengan lembut "Mas, lagi mikirin apa sih? Kok sepertinya serius?"

Bau harum dari tubuh Syifa tercium oleh Fahri seketika membuat bad moodnya berubah jadi good mood.

"Kamu habis mandi ya, Sayang?"

"Setiap hari saat menyambut Mas pulang kerja, aku kan selalu sudah mandi, wangi dan cantik, hehe, iya kan?"

"Apa iya? Coba sini mendekat! Mas mau lihat dengan jelas kecantikanmu itu," godanya dengan mode romantis.

"Nggak ah, aku tahu ini jebakan Mas ingin menciumku kan? Ngaku aja deh!"

"Kalau iya emang kenapa? Kita kan emang suami istri bebas untuk bersentuhan, Sayang."

"Tapi ini masih sore, Mas?! Bentar lagi juga Maghrib, persiapan untuk sholat berjamaah aja gih!"

"Nggak usah beralasan, sayang. Ini masih jam 5 sore masih ada waktu satu jam buat kita bermesraan sejenak,"

"Ah nggak, nggak! Niatnya sih emang sejenak tapi aku takut Mas malah ingin lebih dan merembet kemana-mana, lagian kan aku sudah mandi keramas masa suruh mandi keramas lagi??"

"Okay, kalau kamu keberatan ya sudah, tapi tolong sekarang kamu bukain kemeja Mas ini, karena Mas mau mandi,"

"Yaahh, sama aja itu arahnya juga kesana lagi, kesana lagi, hmm ..."

"Ini perintah suami, Sayang. Kamu tahu kan harus apa?"

"Iya, samikna wa athokna."

"Good. Kita mulai sekarang! sedikit bicara banyak bertindak!"

"Baiklah, tapi berdoa dulu!"

"Okay."

Mereka sepasang suami istri itu pun melakukannya dengan penuh cinta dan kasih sayang walau dengan waktu yang singkat.

1
Tình nhạt phai
Sudah nunggu dari kemarin-kemarin, ayo dong thor.
FAMALIN: Okay Kak .. Siap
inj baru nulis untuk bab 3
🙏🥰
FAMALIN: Okay Kak .. Siap
inj baru nulis untuk bab 3
🙏🥰
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!