Nolan seorang sarjana fisioterapi yg memiliki mimpi menjadi seperti ayahnya seorang dokter hebat yg berhasil menyelamatkan banyak nyawa.
Tetapi dalam prosesnya banyak masalah muncul hingga akhirnya Nolan kehilangan kedua orang tuanya dan harus berjuang bertahan hidup bersama adiknya.
Disaat situasi yg putus asa, orang yg tidak pernah terpikirkan olehnya datang dan memberi secercah harapan.
Sebuah jalan baru yg memungkinkan Nolan untuk mengubah kehidupannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenjagaMalam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3 Pertemuan
Tiga minggu telah berlalu sejak pasien pertama mulai datang. Klinik kecil Nolan perlahan-lahan berubah. Masih sederhana, masih menyatu dengan rumah kontrakan, tapi kini tidak lagi sunyi.
Ada ketukan pintu hampir setiap pagi. Pasien datang bergantian, sebagian besar dari rujukan mulut ke mulut. Nadia sampai membuat sistem pendaftaran di Google Form sederhana agar antrean tidak kacau.
Tapi siang ini berbeda. Seorang pria paruh baya dengan setelan jas datang diantar sopir. Wajahnya tirus tapi bersih. Sikapnya tenang dan dari cara ia memegang tongkat, Nolan langsung tahu: ini bukan pasien biasa.
“Selamat siang,” sapa Nolan sambil mempersilakan masuk.
Pria itu duduk perlahan. “Saya dengar banyak dari rekan saya… dan dari putri saya. Pinggang saya tidak pernah pulih meski sudah terapi di rumah sakit besar.”
Nolan mengangguk, Ia tidak langsung menyentuh. Matanya menatap punggung pria itu dan… seperti biasa, ia melihatnya.
Energi mengendap pekat, seperti batu lumpur hitam yang tertanam di dasar sumur.
“Boleh saya mulai?”
Pria itu hanya mengangguk. Terapi dimulai.
Dan tiga puluh menit kemudian, pria itu berdiri walaupun masih dengan tongkat tapi pijakannya terlihat lebih stabil seakan tongkatnya kini hanya memberi sedikit bantuan.
Ia menoleh, matanya sempat berkaca-kaca.
“Terima kasih. Saya belum pernah merasa ringan seperti ini.”
Beberapa jam setelah pria itu pergi, Nolan sedang merapikan alat terapi ketika pintu depan berbunyi lagi.
Seorang wanita berdiri di sana. Rambut hitam sebahu terikat rapi. Setelan blouse putih dan celana panjang formal mempertegas posturnya yang tegap dan penuh wibawa. Di balik kacamata tipis, mata tajamnya mengamati ruangan kecil itu.
“Maaf. Ini tempatnya Nolan Mahaputra?” tanyanya sopan.
“Iya, saya sendiri. Ada yang bisa saya bantu?”
Wanita itu tersenyum singkat. “Saya Karisa. Karisa Prameswari. Ayah saya baru saja dari sini.”
Nolan membungkuk ringan, sedikit terkejut. “Pak Daryono?”
“Ya. Beliau pulang dan berkata jika tubuhnya terasa lebih ringan… itu kejutan bagi saya. Lebih dari semua biaya pengobatan kami sebelumnya.”
Nolan tidak tahu harus merespons bagaimana. Karisa melangkah masuk tanpa diminta, memperhatikan setiap sudut ruangan.
“Maaf, klinik kami masih sangat sederhana,” ujar Nolan.
“Saya justru kagum” kata Karisa. “Anda menyembuhkan orang tanpa alat canggih tapi... apakah Anda punya rencana jangka panjang?”
Nolan menatapnya sejenak. “Saya... ingin membesarkan tempat ini. Menambah ruang, alat dan tenaga bantu tapi, saya belum punya modal.”
Karisa mengangguk. Lalu ia mengeluarkan tablet dari tasnya dan mulai mengetik sesuatu.
“Saya pemilik PT Prameswari Abadi, salah satu penyedia bahan baku medis dan farmasi untuk rumah sakit swasta.”
Nolan terdiam. Nama itu... pernah ia dengar dari berita bisnis.
“Dan saya tertarik untuk berinvestasi pada klinik Anda.”
Karisa duduk berhadapan dengan Nolan dan Nadia di ruang tamu klinik. Di atas meja kecil, Karisa membentangkan proyektor mini yang menampilkan grafik, rencana renovasi, dan potensi ROI (Return on Investment) dalam 6 bulan ke depan.
“Dengan peningkatan fasilitas, tambahan ruang, dan sedikit sentuhan manajemen, klinik ini bisa melayani 30 pasien per hari. Itu berarti... peningkatan penghasilan 400% dalam tiga bulan,” jelas Karisa.
Nolan mengangguk pelan. Ia paham bisnis, tapi tak pernah menyangka harus terlibat sedalam ini.
Nadia menatap kakaknya. “Kalau Kakak bisa nolong lebih banyak orang dan tetap jadi diri Kakak... aku dukung.”
Karisa lalu menatap Nolan langsung. “Tapi saya punya satu syarat.”
Nolan mengangkat alis.
“Jika saya berinvestasi, Anda tidak boleh bekerja sama dengan rumah sakit atau perusahaan mana pun tanpa persetujuan tertulis dari saya.”
Nolan termenung. “Kenapa?”
Karisa tersenyum samar. “Karena saya tahu apa yang terjadi jika kekuatan seperti ini jatuh ke tangan yang salah. Dunia medis kadang... bukan dunia penyembuhan. Tapi bisnis.”
Nolan menatap wanita itu dalam-dalam. Kata-katanya... seolah mengandung pengalaman pribadi yang dalam.
“Ada banyak yang ingin menguasai sesuatu yang tidak mereka mengerti, Pak Nolan . Jangan biarkan kemampuan Anda jadi alat komersil yang menghilangkan makna dibalik ilmu kedokteran.”
Dan di saat itulah Nolan merasa: Karisa bukan hanya investor.
Dia adalah seseorang yang tahu sesuatu.
Dalam waktu kurang dari dua minggu, renovasi dimulai. Ruang terapi diperluas, meja depan diganti, bahkan sistem antrean dan pembayaran mulai menggunakan aplikasi buatan tim Karisa sendiri.
Pasien semakin banyak. Sebagian datang dari luar kota. Dan semuanya merasa… aneh tapi nyaman. Beberapa bahkan menyebutkan bahwa saat terapi, mereka merasa seperti “beratnya hidup ikut terangkat.”
Nolan menyimpan semua itu dalam hati. Ia tak pernah menjelaskan soal penglihatan spiritual atau energi gelap. Tapi yang ia tahu, semakin banyak orang sembuh, semakin terasa bahwa dunia ini… benar-benar butuh cahaya.
Malam itu, Nolan menatap langit dari atap klinik yang baru saja direnovasi. Di sebelahnya, Nadia duduk membawa dua gelas teh jahe hangat.
“Kayak mimpi, ya?” gumam Nadia.
Nolan mengangguk. “Tapi ini baru permulaan.”
“Kamu percaya sama Bu Karisa?”
“Aku percaya... dia tahu lebih banyak dari yang dia katakan. Tapi selama dia jujur dan niatnya baik, aku akan pegang kerja sama ini.”
Nadia menatap langit. “Kamu nggak takut?”
Nolan tersenyum tipis.
“Aku lebih takut... kalau aku berhenti.”
Sistem Penjaga Malam – Ringkasan Sederhana
Konsep Dasar Penjaga Malam
Sebuah sistem yang hanya aktif saat pengguna tertidur di dunia nyata.
Menghubungkan dua dunia: Dunia Nyata dan Dunia TBATE.
Komponen Utama Sistem
Antarmuka (HUD)
Menampilkan Level Kekuatan, Level Mana, dan Notifikasi Sinkronisasi.
Skill Tree
Physical: Serangan bayangan, kecepatan.
Stealth: Siluman, penglihatan jarak jauh.
Healing: Penyembuhan spiritual.
Magic: Perisai bayangan dan area kontrol.
Inventory
Menyimpan item spiritual: Shadow Dust, Healing Orb, Fragmen Artefak.
World Link
Sinkronisasi transfer skill dan item antara dua dunia.
Level dan Progression
Level Kekuatan (1–100)
1–10: Novice Knight
11–20: Knight Apprentice
21–30: Knight Adept
31–40: Knight Elite
41–50: Shadow Warrior
51–60: Dark Blade
61–70: Phantom Knight
71–80: Warden of Dusk
81–90: Silent Sentinel
91–100: Dark Knight Master
Level Mana (1–100)
1–10: Mage Pemula
11–20: Mage Dasar
21–30: Mage Menengah
31–40: Mage Lanjutan
41–50: Caster Elite
51–60: Arcane Adept
61–70: Arcane Warrior
71–80: High Arcanist
81–90: Shadow Sage
91–100: Spirit Dominator
Cara Mendapatkan XP dan Mana
XP Kekuatan diperoleh saat Nolan :
Melakukan latihan fisik atau bela diri
Bertarung atau membunuh makhluk di dunia lain
XP Mana diperoleh saat Nolan :
Menggunakan kemampuan spiritual untuk penyembuhan atau proteksi
Meditasi atau belajar energi spiritual
Menghadapi kondisi tekanan mental atau spiritual tinggi saat berjaga
Skill & Mekanik Sederhana
Physical : Shadow Strike » Abyss Strike
Stealth : Shadow Step » Invisibility Shroud
Healing : Night Cleanse » Soul Restoration
Magic : Phantom Shield » Nightfall Embrac
Batasan & Risiko
Sistem aktif hanya saat pengguna tertidur.
Skill berlebihan di dunia nyata menyebabkan kelelahan.
Transfer item misterius memerlukan ruang penyimpanan sistem.
Nama pengguna rahasia: identitas tidak boleh terungkap.