Warga desa yang berasal didaerah pulau kecil yang terletak dibagian wilayah Timur mendadak dihebohkan dengan penemuan mayat dengan tubuh yang tinggal tulang belulang saja, karena bagian daging dan organ tubuhnya habis tidak tersisa.
Awalnya warga mengira jika korban dimakan hewan buas. Namun hal itu terbantahkan setelah beberapa warga menghilang dan ditemukan dalam kondisi yang sama dengan menyisakan tulang belulang saja.
Tak hanya itu, teror semakin merebak, dimana pelaku sudah menyerang mereka saat berada didalam rumah.
Siapakah sang peneror? Dan warga menyebutnya 'Hantu Suanggi, sebab berasal dari daerah pulau tempat dimana mereka tinggal berdekatan.
Apakah warga dapat menemukan sang peneror?
Ikuti kisah selanjutnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dia-3
Wanita dengan rambut panjang yang digelung keatas dan menggunakan pakaian daster dengan corak kotak-kotak kecil sebagai khas ciri wilayah mereka, mendadak menghentikan suapannya.
Ia merasakan rasa sakit yang sangat parah disekujur tubuhnya. Jantung dan paru-parunya seolah tertusuk duri dan membuatnya merasa sangat sesak.
Namun ia mencoba menahannya.
Sementara itu, gadis bernama Milea yang sedang dibonceng oleh Tommy mendadak merasakan perutnya sangat mual. Ia meminta jika motor berhenti saat ini juga, sedangkan mereka berada ditengah hutan tanpa adanya rumah penduduk.
"Bang, berhenti. Kasih beta turun disini saja," pintanya dengan sangat memaksa.
Tommy mendadak mengerem, dan tubuh mereka bertabrakan dengan kuat, hingga membuat sang gadis mengeratkan dekapannya.
Perasaan mereka sama bergetarnya, dan Tommy menghentikan motornya. Ia merasa permintaan sang gadis sangat aneh. "Ini masih hutan, kamu mau kemana?" tanya pria itu dengan rasa curiga dan juga penasaran.
Namun tak ada sahutan, dan saat ia menoleh kebelakang, sang gadis sudah menghilang tanpa jejak, dan tidak diketahui dimana rimbanya.
Deeegh
Jantung Tommy seakan berhenti berdetak. Ia merasakan bulu kuduknya meremang. Berusaha mengedarkan pandangannya mencari keberadaan dimana sosok sang gadis berada.
Ia berfikir jika pengeremannya yang secara mendadak sudah membuat sang gadis terlempar dijalanan atau masuk kedalam semak. Tetapi tak ada teriakan kesakitan meminta tolong, atau juga rintihan kesakitan, semua hening seolah tidak terjadi apapun.
Malam yang gelap dan hutan yang lebat membuat suasana semakin pekat, dan menyembunyikan apa saja yang ada didalamnya.
"Milea? Kamu dimana?" panggilnya dengan rasa janggal dan penasaran.
Tak ada sahutan, hanya suara burung hantu yang bertengger diantara ranting pohon cemara gunung atau disebut juga pohon kasuari.
Kuuuk...kuuuuk kuuuk
Suara nyaring burung hantu yang menyanyikan melodi kesedihan dan ungkapan duka, membuat Tommy semakin merasa tak nyaman. Bulu kuduknya meremang, dan memaksanya untuk berhenti mencari.
Setelah tak ada sahutan, pria itu akhirnya memilih untuk pergi, dan berfikir jika Milea melompat dari motornya karena tak sabar untuk menunggunya berhenti.
Pria itu memutuskan untuk melanjutkan kembali perjalanannya, sebelum malam semakin larut, dan ditakutkan turun hujan yang membuat jalanan akan semakin berkubang.
Setelah motornya meninggalkan lokasi, sesuatu dibalik pohon cemara sedang merangkak dengan kedua bola mata merah menyala.
Perlahan tubuhnya bergetar hebat, lalu dengan sekejap merubah tubuhnya menjadi sosok seekor cicak bermata merah dengan dua bola mata yang sangat besar dan berkilau.
Tubuhnya juga lebih besar dari ukuran cicak pada umumnya, lebih mendekati pada sosok tokek.
Sisiknya sedikit kasar dibanding cicak, dan memiliki motif garis tegas melintang dengan warna kecoklatan terang.
Ia melompat dari satu pohon ke pohon lainnya dengan gerakan yang sangat cepat dan mengalahkan laju motor yang dikendarai oleh Tommy.
Sosok itu sudah tiba dikediaman Gaba' Rama yang saat ini sedang bersantai diruang keluarga bersama anaknya. Sedangkan sang istri sedang berada dikamar dengan terbaring lemah, ia tidak mengeluh sakit, hanya saja mengatakan pada suaminya, jika ia sedang ingin cepat tidur.
Wanita yang terlihat tidak berdaya itu sedang meringis kesakitan dengan wajahnya yang menahan rasa sakit.
Perlahan jantungnya terasa berdenyut, seolah ada duri yang menusuknya dan sekujur tubuhnya sangat sakit, ia tak dapat lagi menahannya.
Saat bersamaan, seekor cicak berukuran besar dengan kedua mata merah menyala sedang mengamatinya dari galangan rumah yang berada tepat diatas tempat sang wanita sedang meringis kesakitan.
Saat wanita itu akan berteriak, cicak tersebut melompat turun dan jatuh tepat dilehernya, lalu memberikan gigitan yang tajam dan membuatnya menggelepar.
Entah bagaimana ia memiliki gigi yang runcing dan tajam, sangat berbeda dengan cicak pada umumnya.
Craaaaaas
Kembali gigitan yang tajam merobek jaringan syarafnya,, bahkan ia tak diberi kesempatan untuk berteriak.
Sosok cicak misterius itu masuk kedalam mulutnya, menuju organ dalamnya, dan memakannya dalam sekejap, lalu dengan cepat menghabiskan seluruh daging sang wanita dengan gigitan dan kunyahan yang tidak dapat diterima oleh nalar. Lemudian ia menyeruput darahnya hingga tanpa sisa.
Setelah menyelesaikan aksinya, ia melesat dengan cepat dan menghilang dikegelapan malam.
Sementara itu, Gaba' Rama yang masih bercengkrama dengan dua orang anaknya tidak menyadari apa yang terjadi didalam kamar, meskipun firasatnya sangat tak nyaman dan merasa gelisah.
"Bapa, aku ingin tidur," ucap seorang anak perempuannya yang berusia lima tahun.
"Oh, kalau begitu, kamu torang sama kakakmu pergi tidur saja, besok mau sekolah-kah?" sahut sang Bapa dengan lembut.
Kedua anak perempuannya mengangguk. Si sulung yang berusia dua belas tahun mengajak sang adik untuk pergi ke kamar dan tidur, agar esok tidak terlambat bangun, sebab pukul enam pagi mereka harus sudah pergi ke sekolah karena harus berjalan kaki.
Keduanya berlarian menuju kamar sembari bercanda ria. Suara derap langkah mereka yang cepat, menimbulkan suara nyaring saat lantai papan mereka terinjak oleh kaki mungil para malaikat kecil itu.
Suara canda tawa yang mengiringi langkah mereka menuju kamar mendadak terhenti dan keduanya berdiri mematung dengan tubuh gemetar disertai menggigil dan wajah yang memucat.
Keduanya ingin berteriak, namun rasa takut dan syok membuat suara mereka tercekat ditenggorokan.
Melihat gelagat kedua puterinya yang tak biasa. Gaba' Rama merasa sangat penasaran. Perasaan yang tak nyaman muncul dibenaknya, lalu melangkah menuju kamar, tempat dimana kedua anaknya berdiri mematung dengan tubuh yang gemetar.
Ia mempercepat langkahnya, dan ketika berada diambang pintu, seketika ia merasa syok dengan wajah yang memucat.
Tubuhnya seolah tak bertulang dan jika bukan karena kedua anaknya, mungkin ia sudah lunglai.
"Sayang." bisiknya lirih dengan langkah yang lemah menuju ranjang tempat dimana satu kerangka tubuh terbaring dengan kedua kaki ditekuk dan mulut menganga.
Ia dapat merasakan jika sang istri pasti merasakan rasa sakit yang sangat luar biasa dengan rasa takut yang tak dapat ia ungkapkan saat menjemput kematiannya. Mungkin saja saat itu ia ingin meminta tolong, tetapi ia tidak peka.
Gaba' Rama berlutut ditepian ranjang dengan tubuh gemetar dan menahan tangisnya yang terasa sangat sesak. Bagaimana ia bisa kecolongan dengan sesuatu yang berasal dari kegelapan.
Bahkan kedua anaknya terlihat sangat syok saat melihat kondisi ibu mereka yang sangat mengerikan, dan itu tak pernah terbayangkan olehnya.
"Sayang, mengapa kau tinggalkan beta seperti ini, maafkan aku yang tak dapat melindungimu," ucapnya dengan hati yang sangat sakit.
Ia memeriksa kondisi jasad yang tinggal kerangka. Ia menemukan adanya banyak ranting kayu berukuran kecil dan potongan batang puteri malu dengan jumlah yang cukup banyak.
Dibeberapa durinya tersangkut serpihan organ dalam berupa hati dan jantung, serta paru-paru.
Pria itu terlihat gemetar. "S-Suanggi!!" ucapnya dengan geram.
mkne jgn mudh di hasut lahh kann mbalek kann
itulah yg terjadi pada si ibu nya milea
tp klo di lihat dr ilmu hitam nya ngeri juga e awk baca nya masa iya makan dan minum darah hiii smoe licit tuh tulang kekk kucing makan tulang aja. 🫣🫣🫣