Merebut kekasih saudara tirinya, dan mengandung anaknya. Bercerita tentang gadis cantik yang dijuluki sebagai mawar hitam di sekolah. Dia selalu membawa mawar hitam ditangannya setiap ia akan memutuskan hubungan dengan kekasihnya. Dia memiliki sikap yang buruk, sehingga hampir tidak ada yang benar-benar menjadi temannya. Dia tidak pernah mendapatkan cinta yang tulus, sehingga ia mungkin tidak percaya cinta. Sampai saat dimana ia melihat sesuatu yang terlihat hangat di depan matanya. Saat ia melihat seorang murid laki-laki yang bukan miliknya tengah bersikap manis kepada pacarnya. Disaat itu juga, Valencia menginginkannya. Rasa ingin memiliki itu semakin lama berubah menjadi obsesi. Sampai mereka menjalani hubungan yang panjang dengan banyak masalah diluar dugaan mereka. Bagaimana jadinya jika mereka sampai menikah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ashelyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3 ( Aku ingin dia)
“Perkenalkan, saya Felix akan menjabat sebagai ketua kelas sampai kelulusan tiba. Mohon kerjasamanya” ucap Felix sembari tersenyum tipis.
Suara tepuk tangan menggema di seluruh ruangan, semua orang bertepuk tangan untuk Felix. Berbeda dengan Valencia, dia hanya menatap datar lelaki bernama Felix itu. Ia hanya melihat bagaimana Felix tersenyum sangat ramah kepada semua orang, tapi begitu dia menatap kearahnya, senyuman itu langsung memudar.
“Apakah dia sebenci itu padaku? Gara-gara aku mengganggu kekasihnya?” Batin Valencia.
Felix kembali ke tempat duduknya, dia melirik kearah Valencia sekilas. Ia melihat bagaimana gadis itu terus memperhatikannya, dan hal itu membuatnya sedikit tidak nyaman. Tapi ia mencoba untuk mengabaikannya.
“Pengumuman semuanya, tes tes!” Terdengar di speaker pengumuman yang berada di kelas mereka.
“Untuk semua siswa kelas tiga, dimohon untuk datang ke gedung pengumuman segera. Karena ini hari tradisi sekolah, dan ini bertepatan dengan tradisi sekolah untuk mengumumkan pasangan terfavorit tahun ini” ucap seseorang di dalam speaker itu.
“Sekian” diakhiri dengan kalimat yang sederhana.
Semua orang mulai menutup buku mereka, meletakan pensil diatas meja untuk mengakhiri kegiatan belajar mereka. Kemudian mereka bersama pergi menuju gedung pengumuman.
Valencia lagi-lagi hanya seorang diri, ia menunggu semua orang keluar terlebih dahulu karena ia malas untuk berdesak-desakan. Dan ada sesuatu yang menarik perhatiannya, yaitu pasangan Felix dan Lisa yang tertawa bersama dan terlihat sangat bahagia.
“Kurasa kita akan memenangkannya lagi!” Ucap Lisa tersenyum dengan lebarnya.
“Benarkah? Kurasa kau benar!” Ucap Felix.
“Baiklah aku pergi dulu, kau menyusul setelah urusanmu selesai” ucap Lisa sembari melihat selembar kertas yang harus di isi oleh ketua kelas.
“Baiklah” ucap Felix sembari melihat Lisa pergi dari ruang kelas.
Suasana kelas menjadi sunyi, hanya ada Felix dan Valencia saja di dalamnya. Mereka berdua tidak berniat untuk saling menyapa, mereka hanya diam sembari fokus dengan urusan masing-masing.
Felix sedang fokus dengan selembar kertas diatas mejanya, sementara Valencia sibuk memperhatikan Felix yang terlihat sangat jelas bahwa lelaki itu sedang mengabaikan kehadirannya.
“Apa kau tidak berniat mengobrol denganku Felix?” Ucap Valencia.
Tidak ada jawaban.
“Ckck! Kau sungguh mengabaikanku” ucap Valencia lagi.
Tetap tidak ada jawaban.
Valencia tersenyum tipis, semakin ia diabaikan maka semakin ia menyukai situasi saat ini. Ia bangkit dari duduknya dan melangkahkan kakinya untuk mendekati Felix, tangan Valencia menyentuh bahunya.
“Lepaskan!” Ucap Felix sembari menepis tangan Valencia dengan kasar.
“Astaga! Ternyata kau lelaki yang kasar” ucap Valencia dengan senyum tipisnya.
“Jangan asal menyentuhku, kita tidak sedekat itu. Dan aku tidak menyukaimu, aku membencimu!” Ucap Felix sembari membereskan mejanya.
Senyum Valencia memudar, ia semakin tertarik dengan lelaki bernama Felix ini. Felix terlihat begitu sangat membencinya, bahkan sikapnya sangat dingin dan kasar. Dia seperti menghindari apapun yang berhubungan dengannya, dan itu membuat Valencia tertarik.
Valencia menatap tubuh tinggi Felix dari belakang, ia bisa melihat bahu lebar pria muda itu. Dengan postur tubuh seperti itu, Valencia yakin bahwa Felix bisa lebih tampan jika melepas kacamatanya dan merubah penampilannya.
“Kita bisa pergi bersama” ucap Valencia.
“Tidak!” Ucapnya dengan ketus.
“Oh ayolah, kita teman sekelas” ucap Valencia.
“Ah sial!” Umpatnya sembari menatap tajam Valencia.
Felix memasukan buku-bukunya kedalam tasnya. Dia kemudian beralih ke meja kekasihnya, Lisa. Dia membereskan buku-buku miliknya juga dengan Rapi, sembari memasukannya kedalam tas Lisa.
“Sungguh luar biasa!” Batin Valencia yang melihat semuanya.
Felix menyudahi aktivitasnya, ia pergi begitu saja meninggalkan Valencia di dalam kelas seorang diri. Dan sikapnya itu sungguh membuat Valencia merasakan sesuatu yang baru, dan debaran di dadanya semakin membuatnya sesak nafas.
...****************...
Gedung pengumuman.
“Selamat untuk pasangan favorit tahun ini, Felix dan Lisa!” Ucap pembawa acara di panggung pertunjukan.
Suara tepuk tangan menggema, banyak juga sorakan yang menyoraki pasangan kesayangan sekolah itu. Mereka semua sudah mengetahui bahwa Felix dan Lisa adalah pasangan yang sudah di restui oleh guru dan semua murid di sekolah ini. Mereka juga tau bahwa pasangan itu adalah pasangan peringkat satu dan dua di sekolah. Kisah percintaan tidak membuat mereka terganggu, mereka masih bisa untuk meningkatkan prestasi mereka.
Felix dan Lisa berdiri di depan panggung pertunjukan untuk menerima penghargaan berupa piala dengan logo love disana. Mereka berdua saling tersenyum satu sama lain, menunjukan bahwa mereka sangat bahagia mendapatkan penghargaan ini lagi.
“Felix, boleh bertanya. Sebenarnya apa yang kau sukai dari Lisa?” Ucap pembawa acara.
“Dia adalah gadis yang cantik. Dia cerdas dan baik hati. Dan dia bukan seseorang yang memiliki sifat buruk” ucap Felix.
“Ahh jadi kau tidak menyukai gadis dengan sifat buruk ya? Apakah ada gadis dengan sifat buruk di sekolah ini?” Ucap pembawa acara.
semua orang menatap kearah Valencia, dan yang ditatap tidak peduli dengan hal itu.
“Kurasa ada. Dan aku sungguh tidak menyukai gadis seperti itu, apalagi seorang gadis yang membawa rokok dan korek api di saku jaketnya” ucap Felix, membuat semua orang tertawa.
Valencia yang mendengar itu seketika tersenyum tipis. Ia menatap pria itu sembari menyilangkan tangan di dadanya, tatapan matanya seolah sedang menetertawakan pasangan yang sedang mendapatkan penghargaan itu.
“Dan Lisa, apa yang membuatmu menyukai Felix? Selain dia tampan” ucap pembawa acara bertanya kepada Lisa.
“Dia pria yang baik, dan dia sangat tinggi! Aku sangat menyukai postur tubuhnya” ucap Lisa dan membuat semua gadis menjerit dan bertepuk tangan.
Valencia menatapnya tak suka, ekspresi wajahnya sudah berubah sejak Lisa mengatakan itu semua di depannya. Entah kenapa ia tidak menyukai ucapanya, ia tidak menyukai jeritan gadis yang menyakiti telinganya.
Leya yang menyadari perubahan ekspresi temannya itu seketika menyadari sesuatu. Leya menatap Valencia dan Felix secara bergantian, lagi-lagi dia tau apapun tentang Valencia.
“Kau tertarik dengannya?” Ucap Leya, dan berhasil membuat Valencia menatap kearahnya.
“Siapa yang kau maksud?” Ucap Valencia dengan wajah tenangnya.
“Felix, pria cupu peringkat satu” ucap Leya.
“Tidak, aku tidak tertarik dengannya” ucap Valencia.
“Oh ayolah Valen! Sangat terlihat bahwa kau sangat tertarik dengannya!” Ucap Leya.
“Diam atau semua orang akan mendengar ucapanmu Leya!”
“Dan berhenti memanggilku Valen!” Ucapnya dengan sedikit marah.
Valencia kembali melihat kearah Felix, entah kenapa ia sangat menyukai wajah pria itu. Senyuman hangat yang dia berikan kepada kekasihnya, Valencia menginginkannya. Ia ingin ditatap dengan hangat seperti itu juga, ia ingin mendapatkan elusan lembut di puncak kepalanya.
“Ajak dia ke gang cinta!” Ucap Leya.
Dan ucapan itu berhasil membuat Valencia menatapnya tak percaya.
“Kau gila?” Ucap Valencia tak percaya.
“Ajak dia, atau kau akan menyesal” ucap Leya dengan seringainya.
“Dia mempunyai kekasih! Aku tidak ingin disebut sebagai perebut!” Ucap Valencia sembari memainkan ponselnya.
“Memangnya kenapa jika Felix mempunyai kekasih? Bukannya tidak ada cinta di dunia ini? Semuanya adalah kepalsuan, kau hanya perlu melakukan apapun yang kau inginkan” ucap Leya.
“Felix belum sepenuhnya milik wanita itu, selama mereka belum bertunangan dan menikah maka kau masih mempunyai peluang” ucap Leya lagi, dan ucapannya itu membuat Valencia terdiam.
...****************...
Bel pulang sekolah berbunyi.
‘Ding ‘Dong ‘Ding ‘Dong
Valencia hanya diam sembari memperhatikan Felix dan juga Lisa di depannya. Langkah kakinya sengaja ia lambatkan agar ia tetap berada di belakang sepasang kekasih itu.
“Mereka saling menggengam tangan satu sama lain, tertawa bersama dan terlihat sangat bahagia. Usapan tangan Felix kepada kekasihnya, membuatku menginginkannya juga. Apakah aku bisa merasakan perlakuan manis itu juga?” Batin Valencia.
Langkah kakinya terhenti saat Felix dan Lisa sampai di parkiran mobil khusus untuk murid. Ia melihat Felix mengusap puncak kepala Lisa dengan lembut, dia juga membawakan tasnya. Bak seperti melihat sebuah adegan drama Korea yang manis, Valencia terpaku melihatnya. Dia menyadari sesuatu dalam hatinya, ia mulai merasakan suatu di dalam dadanya. Sampai sepasang kekasih itu masuk kedalam mobil berwarna putih, meninggalkan Valencia yang masih berdiri sembari memperhatikan mereka.
“Kurasa itu mobil miliknya” batin Valencia mengacu pada Felix.
Mobil putih itu mulai menyalakan mesin mobilnya. Suara klakson mobil berhasil membuat Valencia tersadar, dia segera mundur beberapa langkah untuk memberikannya jalan. Dan Valencia hanya bisa melihat mobil yang dikendarai Felix menjauh meninggalkan gerbang tinggi sekolahnya.
“Kurasa aku menginginkannya!”
...----------------...