Istriku! Oon!?.
Eric Alaric Wiguna , seorang Mafia & CEO perfeksionis, mendapati hidupnya jungkir balik setelah menikahi Mini.
Mini Chacha Pramesti adalah definisi bencana berjalan: ceroboh, pelupa, dan selalu sukses membuat Eric naik darah—mulai dari masakan gosong hingga kekacauan rumah tangga yang tak terduga.
Bagi Eric, Mini itu oon tingkat dewa.
Namun, di balik ke-oon-annya, Mini punya hati yang tulus dan hangat. Mampukah Eric bertahan dengan istrinya yang super oon ini?
Atau justru kekonyolan Mini yang akan menjadi bumbu terlezat dalam pernikahan kaku mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon simeeee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 20: Sumpah di Puncak
Selamat Membaca
Mobil yang dikendarai Eric Alaric Wiguna melaju kencang di jalan pegunungan terjal Montenegro, meninggalkan Albania. Di belakang mereka, mobil Penjaga Matriark Conti yang bersih dan cepat mengikuti dengan gigih.
"Mereka mendekat, Eric! Mereka tidak akan membiarkan kita sampai ke Durmitor!" teriak Mini Chacha Pramesti, mencengkeram sabuk pengamannya.
Eric melihat ke kaca spion. Ada tiga penjaga yang sama dari kafe. Mereka dipimpin oleh seorang agen wanita yang sangat loyal pada Nenek Alessandra.
"Mereka tahu kita membawa DOE dan cincin itu. Nenek tidak akan mengambil risiko. Dia akan membunuh kita berdua di sini," Eric berujar, fokus pada tikungan tajam.
Mini melihat peta yang dicetak Vera di tablet. "Eric, ada celah kecil di puncak sana! Kita bisa meninggalkannya jika kita memotong jalur!"
Eric menggeleng. "Terlalu berisiko! Kita akan menuruni gunung, ke desa kecil di bawah. Aku punya ide."
Eric memacu mobil lebih kencang. Ia mengaktifkan burner phone dan mengirim pesan singkat ke Marco: "Operasi Cincin Ganda: Darurat Maksimal."
Saat mereka mencapai puncak, mobil penjaga Matriark berhasil memotong jalur Eric. Tiga penjaga keluar, menodongkan senapan serbu otomatis. Mereka tidak datang untuk bernegosiasi.
"Turun dari mobil, Eric! Matriark memerintahkan cincin itu kembali dan kau kembali ke Calabria! Jika tidak, Sofia Moretti akan mati di puncak ini!" teriak pemimpin penjaga, seorang wanita muda yang dingin.
Eric menarik Mini keluar dari mobil, Mini berpegangan erat pada lengannya. Eric tahu dia tidak bisa menang melawan tiga senapan serbu.
"Mini, bersiaplah," bisik Eric.
Eric mengangkat tangannya, berpura-pura menyerah. "Baiklah! Kalian menang. Tapi aku ingin kalian tahu satu hal: Nenek Alessandra telah kehilangan kendali. Aku Capo yang sah!"
Saat Eric berbicara, Mini melihat micro-ekspresi pada wanita pemimpin. Mini merasakan sedikit keraguan, bukan takut, tapi kelelahan dari loyalitas yang dipaksakan.
"Dia ragu, Eric! Dia bosan dengan kepemimpinan Nenekmu!" Mini berbisik di telinga Eric.
Eric tersenyum tipis. "Sempurna."
Eric menjentikkan jarinya.
DUAR!
Bukan tembakan. Itu adalah ledakan kecil di bawah mobil penjaga Matriark. Mobil itu tidak hancur, tetapi asap tebal menyelimuti area itu. Itu adalah protokol yang diaktifkan Marco—Operasi Cincin Ganda—menggunakan sinyal Eric untuk menciptakan pengalihan.
Mini dan Eric berlari menuruni lereng curam, meninggalkan mobil mereka. Mereka tahu penjaga akan mengikuti.
Eric menarik Mini masuk ke sebuah gereja tua yang ditinggalkan di desa terdekat. Itu adalah bangunan batu kuno, dingin dan berdebu.
"Mereka akan menyusul dalam lima menit, Eric! Kita harus terus lari!" Mini terengah-engah.
Eric tidak menjawab. Ia mencari sebuah altar kecil yang terbuat dari kayu yang rapuh. Eric mengeluarkan burner phone dan menghubungi seseorang di jaringan klandestin Montenegro—seorang Pastor kecil yang berhutang budi pada Ayah Eric.
"Pastor. Ini Eric Wiguna. Aku butuh pelayanan darurat. Sekarang. Aku akan membayarmu sepuluh kali lipat," Eric berbicara tegas.
Mini menatap Eric dengan bingung. Eric menutup telepon, lalu menoleh ke Mini. Wajahnya serius, tetapi matanya memancarkan tekad.
"Mini," Eric memegang kedua bahunya. "Aku mencintaimu. Aku sudah bersumpah Fede e Fuoco untuk melindungimu. Tapi sumpah itu tidak cukup untuk melindungi kita dari Nenek Alessandra dan Silvio. Matriark telah mencabut hak warisku, dan Silvio akan menggunakan status 'putri musuh' untuk membunuhmu."
Eric menunduk, mencium kening Mini dengan lembut.
"Kita akan menikah, Mini. Sekarang. Di hadapan Tuhan dan klan-klan ini," kata Eric. "Pernikahan sipil darurat ini akan membuatmu secara hukum menjadi Signora Conti, pewaris sah Conti Group dan penerima DOE. Nenek tidak akan bisa menyentuhmu tanpa menyerahkan semua aset klan ke hukum internasional. Dan Silvio tidak bisa membunuhmu tanpa menyatakan perang terhadap Capo Conti yang sah."
Mini terkejut. "Tapi... kita harus melangsungkannya di gereja..."
"Gereja ini yang paling dekat. Dan Pastor itu adalah saksi kita," Eric mengambil cincin pertunangan baru (bukan Seguro).
Tepat saat itu, Pastor tua itu tiba, terengah-engah.
"Eric! Mereka datang! Penjaga Matriark ada di belakangku!"
"Cepat, Pastor! Lakukan upacara darurat!" perintah Eric.
Eric memegang tangan Mini, tangannya gemetar. Mini menatap mata Eric. Di tengah bahaya terbesar, Eric memilih untuk mengikat nasib mereka. Mini melihat ketulusan mutlak di mata Eric.
Mini tersenyum, air mata mengalir. Ini bukan lagi perjodohan, ini adalah pilihan.
"Aku bersedia, Eric," bisik Mini.
Pastor itu segera membacakan sumpah singkat dalam bahasa Italia. Eric memasangkan cincin itu di jari Mini. Saat Eric mengucapkan sumpahnya, suara tembakan terdengar dari luar gereja.
DOR! DOR!
Pastor itu berteriak. Eric menarik Mini ke belakang altar.
"Kita adalah suami istri, Mini. Sekarang lari!" Eric mengaktifkan ponselnya. "Marco! Sekarang! Aktifkan rencana E!"
Eric dan Mini berlari ke pintu belakang gereja, lolos dari tembakan. Mereka memasuki hutan pegunungan yang tebal, tetapi kini, status mereka telah berubah total: Mereka adalah Mr. & Mrs. Eric Alaric Wiguna, Capo Conti dan Signora Conti yang sah, buronan paling dicari di Eropa.
BERSAMBUNG
contohnya:
"Lari! Jangan diam saja!"
"Dan, kenapa istrimu lama sekali?!"
Begitulah yang di ucapkan konsen padaku.
jadi mudah dipahami kan?