NovelToon NovelToon
REINKARNASI SANG DEWA KEKAYAAN

REINKARNASI SANG DEWA KEKAYAAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Menjadi Pengusaha / Anak Lelaki/Pria Miskin / Romansa / Mengubah Takdir
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Khusus Game

Sinopsis

Arta, Dewa Kekayaan semesta, muak hanya dipuja karena harta dan kekuasaannya. Merasa dirinya hanya 'pelayan pembawa nampan emas', ia memutuskan menanggalkan keilahiannya dan menjatuhkan diri ke dunia fana.

Ia terperangkap dalam tubuh Bima, seorang pemuda miskin yang dibebani utang dan rasa lapar. Di tengah gubuk reot itu, Arta menemukan satu-satunya harta sejati yang tak terhitung: kasih sayang tulus adiknya, Dinda.

Kekuatan dewa Arta telah sirna. Bima kini hanya mengandalkan pikiran jeniusnya yang tajam dalam menganalisis nilai. Misinya adalah melindungi Dinda, melunasi utang, dan membuktikan bahwa kecerdasan adalah mata uang yang paling abadi.

Sanggupkah Dewa Kekayaan yang jatuh ini membangun kerajaan dari debu hanya dengan otaknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khusus Game, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 20

Bima dan Risa tiba kembali di toko Yura yang gelap, hanya diterangi lampu jalan yang temaram di luar; suasana sunyi ini terasa kontras dengan dentuman obrolan formal dan hawa dingin di rumah Tante Elina. Risa menjatuhkan tasnya ke kursi lipat, menyandarkan tubuh ke dinding, wajahnya menunjukkan kelelahan akibat tegangan mental yang baru saja mereka lalui. Dinda sudah terlelap di kamar belakang setelah Pak Bram dan Bu Lasmini mengantarnya kembali dengan mobil.

"Tadi itu... melelahkan," bisik Risa, merentangkan tangan untuk meredakan kekakuan di bahunya. "Berhadapan dengan Tante Elina seperti berhadapan dengan tembok granit."

Bima, sebaliknya, tampak tidak tersentuh oleh kelelahan. Ia langsung menuju meja kerja, menyalakan layar monitor, dan membuka dokumen presentasi Yura. Tatapannya menelusuri angka-angka, mencari cacat yang mungkin terlewat oleh auditor tak kasat mata Tante Elina.

{Tante Elina tidak mencari celah emosional; ia mencari celah fungsionalitas. Kemenangan psikologis malam ini hanyalah validasi bahwa aku mampu berbicara dalam bahasa modal, tetapi tiket masuk ke pasokan korporat tetap berada di tangan angel investor. Risa adalah kunci yang harus dipoles.}

"Dia tidak menyerang tembok, Risa," jawab Bima, suaranya tenang. "Dia menyerang fondasi. Dia ingin tahu apakah Rp68.000.000 yang aku hasilkan hanyalah keberuntungan yang tidak terukur. Jawabanku, yaitu Sistem yang Teruji dan Terukur, adalah satu-satunya mata uang yang dia hargai."

Risa berjalan mendekat, melihat Bima meneliti ringkasan presentasi yang akan ia bawa ke acara gala. Di layar, tertulis jelas: Target Modal Rp250.000.000: Deposit Barrier Korporat.

"Aku tidak bisa membayangkan bagaimana kamu bisa setenang itu di hadapan Roni," kata Risa, suaranya dipenuhi kekaguman, tetapi juga sedikit kegelisahan. "Dia benar-benar meremehkan Yura."

Bima mematikan monitor, berbalik penuh menghadap Risa. "Roni adalah Proksi Kebencian Sosial, bukan penentu keputusan. Nilai terbesarmu malam ini adalah cara kamu mengubah narasi. Kamu menggeser fokus dari 'rongsokan' ke 'margin keuntungan 400%', sebuah Leverage Jaringan Sosial yang sangat strategis."

Risa tersenyum tipis, merasa diakui. Namun, wajahnya kembali serius ketika ia menunjuk ke layar monitor yang kini gelap. "Bagaimana dengan gala itu, Bima? Aku bisa membantu mengenalkan, tetapi aku tidak tahu bagaimana cara meyakinkan orang-orang penting itu untuk berinvestasi."

Bima mengambil dua kartu nama Yura, yang sederhana namun dicetak dengan kualitas tinggi, dan menyerahkannya kepada Risa.

"Kita hanya memiliki tiga hari sebelum acara itu, Risa. Tujuan kita bukan mencari modal; tujuan kita adalah mendapatkan Validasi Kepercayaan. Mereka melihat citra dirimu, Kredibilitas Fungsionalmu, sebelum mereka melihat proposalku."

Ia kemudian mengambil selembar kertas bertuliskan tiga poin. "Ingat, pesan ini harus disampaikan sesederhana dan sejelas mungkin. Jangan bicarakan restorasi atau teknologi, karena itu adalah detail operasional yang membuang waktu. Bicarakan tiga hal ini."

Bima menunjuk ke kertas itu, suaranya kini mengambil nada instruktif yang dingin, seperti ia sedang membekali seorang eksekutif kunci.

"Satu: Yura adalah sistem yang menghasilkan Margin Keuntungan Bruto 400% dari aset yang dinilai terlalu rendah. Dua: Sistem itu telah teruji di bawah Stres Operasional paling ekstrem, menghasilkan Rp68.000.000 dalam tiga bulan. Tiga: Kami mencari koneksi yang dapat memvalidasi kredibilitas kami untuk menembus Barrier Deposit Korporat senilai Rp100.000.000 per lot untuk pasokan skala besar."

{Kepercayaan di lingkaran modal besar adalah komitmen tunai yang terukur. Aku harus mengubah Risa dari Jaring Pengaman Emosional menjadi Jaringan Gerbang Modal. Konsolidasi Hati masih harus menunggu, karena Aset Non-Likuid terbesarku, Dinda, sepenuhnya bergantung pada keberhasilan Konsolidasi Modal ini.}

"Angka Rp250.000.000 itu adalah harga martabat kita, Risa, dan tiket ke gerbang pasokan korporat yang tidak akan bisa disentuh Roni," tutup Bima, memasukkan kertas ringkasan itu ke dalam tas kecil Risa.

"Tugas utamamu di gala itu adalah menjadi Duta Jaringan. Buktikan pada mereka bahwa kamu berasosiasi dengan sebuah Sistem yang Teruji. Aku akan menyempurnakan Due Diligence broker bersama Tuan Banu besok, tetapi Validasi Kepercayaan ada di tanganmu."

Risa mengangguk, sorot mata lelahnya berganti menjadi fokus yang tajam. Ia menggenggam kartu nama Yura dan tas kecil itu dengan erat. "Aku mengerti, Bima. Aku akan mendapatkan Validasi Kepercayaan itu."

Pagi harinya, jam operasional toko Yura, yang kini dikelola Rio, dimulai seperti biasa, tetapi Bima tidak ada di tempat. Ia telah menuju ke sisi kota yang berbeda, di mana gudang rongsokan Tuan Banu menjadi titik pertemuan mereka. Suasana di sana dipenuhi aroma oli bekas dan karat, jauh dari wewangian formal rumah Tante Elina.

Tuan Banu, dengan kemeja flanel yang sudah pudar dan pena terselip di telinga, menyambut Bima di tumpukan motherboard bekas. Di depannya, terbentang dua berkas tebal: profil perusahaan lelang dan riwayat broker yang telah ia telusuri selama tiga hari terakhir.

{Investasi di Kredibilitas itu lebih mahal daripada komitmen tunai awal. Rp20.000.000 yang diminta broker untuk daftar prioritas itu hanyalah ujian. Jika broker atau perusahaan lelangnya memiliki riwayat buruk, kehilangan modal pasokan akan jauh lebih parah daripada kegagalan di gala.}

"Selamat pagi, Bima," sapa Tuan Banu, nadanya serius, jauh dari gaya pedagang rongsokan yang ramah. "Saya sudah memetakan semua yang Anda minta. Broker utama ini, sebut saja T, memiliki akses ke lelang aset bank bangkrut, yang merupakan sumber Pasokan Skala Korporat paling kaya saat ini."

Bima mengangguk, matanya langsung tertuju pada bagian riwayat perusahaan. "Fokus kita bukan pada kekayaan asetnya, Tuan Banu, tetapi pada integritas jalurnya. Bagaimana rekam jejak T dalam hal transparansi harga? Apakah ada catatan penipuan deposit?"

Tuan Banu menunjuk ke sebuah paragraf yang ia lingkari. "Ini yang menarik. T sendiri bersih, tetapi perusahaan lelang yang ia wakili, Mega Asetindo, pernah terlibat kasus delay pengiriman aset dua tahun lalu. Bukan penipuan, hanya inefisiensi logistik yang parah. Mereka menahan deposit klien selama hampir sebulan."

"Inefisiensi logistik," ulang Bima perlahan, mencerna istilah itu. "Itu berarti mereka melanggar Prinsip Kecepatan Rotasi Modal. Jika Rp100.000.000 kita tertahan selama sebulan, itu bukan hanya kerugian waktu, tetapi hilangnya tiga siklus profit Yura."

{Aset Non-Moneter, yaitu waktu dan integritas, jauh lebih bernilai daripada uang tunai. Ini adalah hasil dari Due Diligence yang sesungguhnya.}

"Jadi, kita anggap broker T dan Mega Asetindo sebagai jalur pasokan Sekunder," putus Bima. "Langkah pertama, kita tidak akan mengeluarkan komitmen tunai Rp20.000.000 itu, tetapi kita akan mengalokasikan Rp5.000.000 untuk menyewa konsultan hukum paruh waktu. Kita butuh Asuransi Kredibilitas sebelum mengambil risiko deposit Rp100.000.000."

Tuan Banu tersenyum tipis, memahami strategi Bima yang selalu mengutamakan pengamanan fungsional daripada kecepatan. "Lalu, bagaimana dengan Pasokan Primer? Pak Tejo terus menaikkan harga rongsokan di jalur lama kita."

Bima berdiri, matanya mengamati lingkungan sekitar. Gudang rongsokan itu tiba-tiba terlihat seperti medan perang logistik.

"Tuan Banu, fokus Anda tetap mencari gerbang Pasokan Skala Korporat lain, mungkin aset corporate refresh dari perusahaan telekomunikasi besar. Jangan terpaku pada lelang bank. Saya akan mengalihkan fokus operasional Rio ke Diversifikasi Pasokan Agresif Jangka Pendek."

Bima mengeluarkan ponselnya, langsung menghubungi Rio. Suara Rio, yang terdengar terengah-engah, segera menyahut.

"Rio, hentikan kampanye Akuisisi Mikro di media sosial untuk hari ini," perintah Bima tanpa basa-basi. "Saya mau kamu fokus pada satu hal: Acquire Inventory di luar batas kota sejauh tiga puluh kilometer. Gunakan Motor Matic sebagai Leverage Waktu dan Jangkauan secara maksimal. Prioritas utama: suku cadang server, bukan laptop. Kita butuh Volume Pasokan Cepat untuk mengimbangi kenaikan harga Pak Tejo."

"Siap, Bima!" jawab Rio penuh semangat, seolah ia baru saja menerima tantangan yang menguji batas kecepatannya.

Bima mematikan panggilan itu, lalu menatap Tuan Banu. "Pasokan Mikro menjaga Likuiditas Operasional dan menguji sistem kami. Pasokan Korporat adalah tiket ke level berikutnya. Dua jalur harus berjalan secara Agresif dan Paralel, dan keduanya harus dijamin oleh Validasi Kepercayaan, baik melalui Due Diligence Anda maupun Leverage Jaringan Risa di gala nanti."

"Semua sudah terencana dengan sangat baik," Tuan Banu mengangguk, mengambil kembali berkas Due Diligence-nya. "Saya akan mencari gerbang telekomunikasi itu sekarang."

Bima membalas anggukan tersebut, merasakan tekanan waktu dan modal semakin mencekik. Ia harus kembali ke toko. Ada unit server A-Grade yang menunggu restorasi, aset yang akan ia gunakan untuk menguji kapabilitasnya sendiri sebelum memasukkannya ke proposal gala.

1
Dewiendahsetiowati
ceritanya bikin nagih baca terus
Dewiendahsetiowati
hadir thor
Khusus Game: halo, ka. selamat membaca, sorry ya baru cek komen🙏😄
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!