NovelToon NovelToon
Terjebak Bersama Pewaris Millioner

Terjebak Bersama Pewaris Millioner

Status: sedang berlangsung
Genre:Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Pernikahan Kilat
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Marnii

Alleta, seorang gadis penurut yang kepolosannya dimanfaatkan oleh sang kakak dan ibu tirinya.

Di malam sunyi itu, sebuah pil tidur seketika mengubah kehidupannya 90 derajat.

Ia terpaksa harus dinikahi oleh seorang pria yang terjebak bersamanya, pria yang sama sekali tak pernah ada dalam tipe suami yang dia idamankan, karena tempramennya yang terkenal sangat buruk.

Namun, pria sekaligus suami yang selama ini selalu direndahkan oleh warga desa dan dicap sebagai warga termiskin di desa itu, ternyata adalah seseorang yang statusnya bahkan tak pantas untuk dibayangkan oleh mereka yang memiliki status sosial menengah ke bawah.

Alfarezi Rahartama, pria luar biasa yang hanya kekurangan izin untuk mengungkap identitas dirinya.

Bagaimanakah reaksi keluarga Alleta setelah tahu siapa sosok menantu yang mereka remehkan itu?

Dan lalu bagaimanakah reaksi Alleta sendiri apabila dia tahu bahwa pria yang menikahinya adalah tuan muda yang disegani?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marnii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Marah-Marah

Mendapat sambutan itu, Alfarez berdiri sejenak, dan tanpa mengatakan apa pun ia berjalan melewati para petugas kebersihan yang semuanya menunduk ke arahnya, tapi tepat ketika melewati Alleta, ia berhenti dan mundur beberapa langkah untuk bisa sejajar dengan perempuan itu.

Alleta mendadak merasakan keringat dingin timbul di telapak tangannya hanya dengan menatap sepasang sepatu pantofel berwarna hitam milik atasan yang tidak ia ketahui bahwa itu adalah Alfarez yang dia kenal.

"Kau rela melepas pria ini hanya untuk pekerjaan seperti itu," ucap Alfarez dengan suara yang berat nan sinis.

Alleta seketika terbelalak mendengar suara serta ucapannya, bohong jika mengatakan bahwa dirinya tak mengenali suara itu. Namun, ia menolak percaya bahwa yang bicara itu adalah mantan suaminya.

Kak Vio yang mendengar sang atasan bicara, segera menyikut tangan Alleta. "Tuan sedang bicara denganmu," bisiknya pada Alleta, dengan sedikit teguran agar Alleta tidak bersikap bodoh dengan hanya diam saja.

Alleta memberanikan diri mengangkat kepalanya untuk melihat sosok pria tersebut.

Alfarez masih menatapnya dengan lekat tanpa ekspresi, kedua tangannya ia simpan di kantong celana dengan tubuh yang tegap, bahkan dengan hanya melihat postur tubuh dan kepercayaan dirinya, orang lain sudah dapat menilai bahwa pria ini sulit untuk dikalahkan, dia memiliki pribadi yang sangat dominan.

Tanpa sempat Alleta mengatakan sesuatu, Alfarez tersenyum sinis lalu pergi begitu saja, seolah mereka tidak saling kenal lagi, padahal baru saja Alleta ingin menyebut namanya, untuk memastikan sekali lagi apakah dia benar Alfarez mantan suaminya atau bukan. Namun, pria itu malah bersikap tak peduli sama sekali.

Alleta meremas ujung bajunya sembari menatap punggung Alfarez yang berjalan semakin jauh.

Bagaimana mungkin Alfarez bisa tiba-tiba menjadi seorang pemimpin di perusahaan sebesar ini? Apakah selama ini dia dibohongi?

Alleta tersenyum tipis, bohong atau pun tidak, memangnya dia punya urusan apa dengan itu? Sekarang dirinya sudah tidak punya hak untuk merasa dibohongi, hidup Alfarez adalah haknya sendiri, Alleta tak berhak apa pun soal kehidupan pribadi pria itu.

"Tuan Muda, nanti 30 menit lagi, jadwal rapat Anda akan dimulai, saya sudah menerima laporan keuangan dari perusahaan selama setahun, silahkan Anda periksa dulu." Handy menyerahkan beberapa berkas di atas meja Alfarez, yang kini baru saja duduk di kursi kebesarannya.

Alfarez menerima dan memeriksanya satu persatu. "Berikan aku laporan keuangan pada tahun lalu," ucapnya tanpa mengalihkan pandangan dari berkas di tangannya.

Handy yang memang sudah menyiapkan apa yang diminta Alfarez, langsung segera menyerahkannya.

"Silahkan, Tuan Muda."

Alfarez memeriksanya lagi, dan kali ini dahinya mengerut semakin dalam.

"Apa yang mereka lakukan? Apa mereka ingin membuat perusahaan ini bangkrut?" gumamnya dengan wajah jengkel setengah mati.

"Sepertinya Tuan Besar memang menunggu kedatangan Anda untuk mengurus semua ini, Tuan Muda," ucap Handy, dan Alfarez pun menutup semua dokumen tersebut.

"Keuangan menurun drastis, terlalu banyak pengeluaran untuk sebuah proyek, tetapi tidak ada hasil yang memuaskan, kejanggalan ini kau pasti juga memahaminya, 'kan?" ucap Alfarez sembari menatap Handy.

Handy mengangguk pelan sembari berkata, "Pengeluaran kas perusahaan memang sangat dapat dicurigai, proyek yang sedang dijalankan jelas tidak ada hasil apa pun. Namun, uang selalu keluar tanpa jelas digunakan untuk apa. Sepertinya memang harus ditindak lanjuti sebelum rapat dimulai."

"30 menit dari sekarang, apakah cukup untuk kau mengumpulkan data-data serta pergerakan mereka yang terlibat atas pembangunan proyek tersebut?" tanya Alfarez, dan Handy segera mengangguk tanpa ragu.

"Akan saya lakukan secepatnya, Tuan Muda." Handy pun keluar dari ruangan untuk menjalankan pekerjaan pertama baginya di perusahaan itu.

****

Sesuai jadwal yang sudah diberikan, Alfarez pun menuju ke ruang rapat ditemani oleh Handy yang terus berada tepat di belakangnya.

Ketika masuk ke ruangan itu, semua orang sudah berkumpul dan duduk di kursi masing-masing, ketika melihat Alfarez, mereka semua berdiri menyambut.

Alfarez menatap mereka satu persatu sebelum akhirnya duduk di kursinyanya.

"Silahkan duduk," ucapnya mempersilahkan.

"Siapa yang pertama kali ingin mengajukan pertanyaan? Atau mungkin ada yang ingin melaporkan sesuatu tentang keadaan perusahaan saat ini? Saya siap mendengarkan," ucap Alfarez dengan tubuh yang tegap memandangi mereka semua yang tertunduk diam, bahkan hanya dengan mendengar suaranya saja, mereka takut untuk sekedar bernapas.

Alfarez mengetuk meja dengan telunjuknya beberapa kali sambil menunggu satu dari semua orang di sana untuk angkat suara, tapi tunggu punya tunggu, tidak ada yang mau mengucapkan apa pun, mereka betah dengan diamnya yang semakin berlarut.

Ketukan demi ketukan, semakin menambah suasana menjadi mencekam dan menyeramkan, sunyi seolah mereka sedang berhadapan dengan malaikat maut yang sewaktu-waktu akan menarik nyawa mereka secara paksa.

Sampai akhirnya tiba ketukan jari Alfarez berhenti, jantung mereka pun ikut berdebar semakin kencang.

"Baiklah, karena tidak ada yang mau bersuara, kalau begitu biarkan saya yang bicara," ucap Alfarez dengan nada yang amat sangat tidak bersahabat.

Handy segera menyebarkan selebaran dokumentasi keuangan tahun ini dan tahun lalu untuk dilakukan sebuah perbandingan, mereka membaca berkas tersebut dan membandingkannya dengan berkas lainnya, wajah mereka seketika memucat.

"Apa yang kalian lakukan selama ini? bahkan pembangunan proyek hiburan kanak-kanak yang sudah berjalan 3 tahun juga tidak ada perkembangan sedikit pun, sama sekali tidak ada hasil yang nyata," tutur Alfarez dengan suara yang lantang dan tegas.

Mereka semua tertunduk, tak ada satu pun yang berani bicara, apa lagi menjelaskan situasi buruk tersebut.

"Tuan Muda sedang bertanya, apakah satu dari kalian tidak ada yang mau menjawab?" Kini Handy yang buka suara, sementara mereka makin bingung ingin mengatakan apa.

"JAWAB!!" teriak Alfarez lantang sambil meleparkan dokumen besar di tangannya ke tengah meja hingga membuat mereka semua tertegun karena shock mendapat perlakuan itu dari Alfarez.

Bersamaan dengan teriakan Alfarez, Alleta juga masuk dengan mengucapkan permisi, tetapi tidak ada yang mendengar karena tenggelam oleh suara Alfarez yang sedang marah.

Tangan Alleta yang sedang mengangkat sebuah nampan berisi minuman, sedikit bergetar mendengar kemarahan Alfarez, dan untung saja nampan itu tidak lepas dari genggamannya.

Alleta memberanikan diri berjalan mendekat untuk membagikan minuman tersebut ke tiap-tiap orang yang duduk di sana.

"Siapa yang mengizinkanmu masuk ke sini?" Alleta menghentikan gerakan tangannya yang ingin meletakkan teh di hadapan Alfarez.

"Apa kau berpikir perusahaan ini milikmu?" sinisnya lagi dengan tanpa mengalihkan tatapan tajamnya dari Alleta.

"S-saya hanya mengantarkan minuman, Tuan, saya tidak bermaksud mengganggu," jawab Alleta terbata karena takut, Alfarez yang dia kenal, tidak pernah membentaknya seperti itu.

"Silahkan keluar, jangan pernah masuk ke sini ketika Tuan Muda sedang rapat!" tegas Handy, mengusir Alleta secara halus.

"B-baik, Tuan."

Alleta berbalik badan, tetapi ucapan Alfarez menghentikan langkahnya. "Bawa kembali sampahmu, jangan pernah membawa apa pun masuk ke sini tanpa izin dariku."

Sampah yang dia maksud adalah minuman yang dia bawa barusan.

Alleta bergegas keluar dengan membawa minuman itu lagi.

"Dasar srigala bersisik, aku hanya membawa minuman, tapi malah marah-marah tak jelas seperti itu. Lihat saja, kau pasti dapat karma," gerutu Alleta dalam hati ketika ia keluar dari ruang rapat tersebut.

Rasa kesalnya benar-benar sangat memuncak hingga terus mengoceh dan mengeluhkan tentang sikap Alfarez.

1
Rahma As
Wkwk, Alvarez terbuat dari tanah merah keknya ya 🤣
Nona S
Emang dasar si Tuan Alfarez ini 🤭
Rahma As
Best banget ceritanya thor
Marnii: Terimakasih ya sudah memberikan dukungan, lope banyak² buat kamu 🤭
total 1 replies
Rahma As
Wkwk... Birahi dong 🤣
Rahma As
Permainan Alfarez pun dimulai🤭
Rahma As
Hei, itu Alfarez mantan suamimu Alleta
Rahma As
Dapet karma dah lu 🤭
Rahma As
Tempat di mana ada banyak orang, pasti selalu ada aja yang nyeleneh. miris
Rahma As
Bukan mempermainkan orang, itu karena dendam sama lu aja Alleta 🤣
Rahma As
Ah, kenapa gak mati ajalah kau nenek sihir/Angry/
Rahma As
Hah? Lc?
Rahma As
Ini Ibu tirinya baik apa jahat thor?
Rahma As
Nah kan, jangan sampe lu nyesel nanti setelah tau siapa Alfarez itu
Rahma As
Sibuk bener lu Alleta minta cerai /Frown/
Rahma As
Halah, bukan tipeku, tapi ujung² pasti kecintaan juga nanti kau Alfarez 🤣
Marnii
Hai Guys, buat kalian yang baru baca karyaku, kita perkenalan singkat dulu ya. Ini adalah karya ke-7 yang kutulis dengan tanganku langsung dan tentunya atas izin yang Maha Esa.
Saya Author Marnii, suka Durian dan Mangga, serta suka menulis tentunya. Buat kalian yang sudah bersedia mampir dan memberikan dukungan, semoga sehat selalu, diperlancar rezekinya.
Kapan-kapan aku sapa lagi ya, udah terlalu panjang soalnya /Scowl/
Nona S
Baru sempat komen thor. Keasikan baca sampai lupa ngasih semangat. Semangat ya Thor, aku tunggu lanjutan ceritanya
Marnii: Wah, terimakasih sudah menyemangati dan selalu setia menunggu update ceritanya ya. Lope sekebon.
total 1 replies
lailatus Shoimah
ok
Marnii: Terimakasih telah berkomentar 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!