Sejak kecil, Eyliana terbiasa dengan kesepian. Rumahnya bukan tempat bernaung, melainkan medan perang tanpa henti antara kedua orang tuanya. Kematian mereka tidak meninggalkan duka, justru tawa ironis yang melegakan. Berbekal warisan, ia merintis karier sebagai aktris, tetapi popularitas membawa tantangan baru—pengkhianatan, fitnah, dan obsesi gelap dari penggemar.
Saat sebuah tragedi merenggut nyawanya, Eyliana terbangun kembali. Bukan di dunianya, melainkan di dalam komik 'To Be Queen', sebagai Erika, si putri sempurna yang hidupnya penuh kebahagiaan. Ironisnya, kehidupan impian ini justru membuatnya cemas. Semua pencapaiannya sebagai Eyliana—kekayaan, koleksi, dan orang-orang terpercaya—kini lenyap tak berbekas. Eyliana harus beradaptasi di dunia yang serba sempurna ini, sambil bertanya-tanya, apakah kebahagiaan sejati benar-benar ada?
"Haruskah aku mengikuti alur cerita komik sebenarnya?" Pikir Eyliana yang berubah menjadi Erika Serriot
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moonbellss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 Pesta Kelahiran Erika
Pesta Kelahiran Erika
Pagi hari yang sibuk untuk Erika, karena hari ini adalah pesta ulang tahunnya. Erika yang masih mengantuk dipaksa bangun oleh Asha dan Rasha. Walaupun Erika masih memejamkan mata, ia tetap dimandikan dan dirias oleh beberapa pelayan. Sepertinya ia sudah terbiasa diperlakukan seperti boneka.
“Ekh..” keluh Erika yang masih memejamkan matanya.
“Tunggu, Nona.. sebentar lagi,” kata Asha yang memegang kepala Erika agar tidak bergerak saat dirias. Ada pelayan merapikan rambut Erika, dan ada yang merias wajahnya.
Tiga jam kemudian.
“Nona? Nona Erika?” panggil Rasha sambil mendekatkan suaranya ke telinga Erika.
“Hmm??” gumam Erika, yang tanpa sadar sudah tertidur lagi beberapa waktu lalu saat dirias.
“Sudah selesai, Nona,” kata Rasha lagi yang membuat Erika membuka matanya. Erika berdiri dari tempat duduk dan berjalan mendekati kaca besar di dekatnya. Matanya membulat terkejut dengan tampilannya yang begitu cantik.
“Ini... Sungguh luar biasa..” gumam Erika melihat dirinya yang kini mengenakan long dress berwarna lilac. Bentuknya terlihat elegan dengan lengan panjang sedikit mengembang, menggunakan korset di luar dengan kedua tali di kanan kiri hingga membuat dadanya tertekan naik sempurna, leher terbuka menunjukkan lekukannya yang cantik ditambah kalung yang menempel lekat di leher berwarna lilac juga. Rambut gelombangnya disanggul, tapi tidak sempurna dengan sengaja, serta mengenakan anting panjang. Para pelayan yang mendengar Erika kagum dengan penampilannya membuat mereka bangga dengan hasil kerja keras mereka.
“Nona akan jadi pusat perhatian. Nona sangaaat cantik!” puji Asha dengan senang.
“Terima kasih kerja keras kalian,” kata Erika tersenyum puas ke semua pelayannya.
***
Di Hall Kediaman Keluarga Serriot sudah banyak tamu berdatangan, begitu juga Grand Duke, Duchess, kedua kakak Erika, serta para pangeran sudah hadir. Tapi wajah Robert terlihat menahan kesal sambil meminum wine di gelasnya.
“Ada apa dengan Tuanmu? Sepertinya dia ingin membunuh seseorang, padahal ini kan ulang tahun adik tersayangnya,” tanya salah satu kesatria penjaga di pinggir Hall ke pengawal sekaligus orang terpercayanya Robert.
“Huh.. Jika Sir Richard bukan pengawal kesayangan Nona, pasti dia akan dibunuh saat ini juga,” jelas singkat Sir Mill yang membuat temannya bingung.
“Sebaiknya kau jangan dekati Tuan untuk sementara,” kata Sir Mill sambil tersenyum yang berhasil membuat teman seperjuangannya gelisah. Kini Andreas mendekati Robert sambil membawa gelas wine miliknya.
“Sebaiknya kau menahan ekspresimu. Atau kau akan membuat semua tamu pergi sebelum Erika menikmati pesta,” perintah Andreas sambil tersenyum sedikit terpaksa.
Robert yang melihat sekitar, tersadar beberapa orang memperhatikannya lalu mencoba kembali mengatur wajah terbaiknya.
“Haha saya hanya tidak menyangka Erika memilih orang lain untuk menemani dirinya masuk ke pesta daripada saya,” kata Robert pelan dan tersenyum.
“Kau tahu kan alasan dia memilih Richard karena dia tidak hafal nama bangsawan dengan cepat,” jelas Andreas lagi.
Robert hanya mengangguk sambil sedikit berpikir. Ini adalah perubahan Erika yang lain; Erika yang dulu sangat mudah menghafal isi buku atau hal detail lainnya. Tapi kedua kakaknya tidak memahami Erika yang sekarang, karena di kehidupan dulunya Erika (Eyliana) lebih sering melakukan pemahaman naskah dan improvisasi saat syuting film atau drama, sehingga ia kesulitan menghafal nama secara instan.
“Tapi ngomong-ngomong, sebenarnya ada apa ya Baginda tiba-tiba menurunkan perintah untuk ketiga pangeran datang ke pesta Erika? Aku masih penasaran dalam hal itu. Sialnya aku tidak menemukan petunjuk apapun” tanya Robert ke Andreas yang hanya menggelengkan kepalanya.
Mereka melihat para pangeran dikerumuni para lady bangsawan, kecuali Pangeran Edwin yang memasang wajah seram, tetapi tetap ada beberapa lady memperhatikan Pangeran Edwin dari jarak jauh karena karismanya.
“Entahlah, semenjak mereka masuk bersamaan, pusat pesta adalah mereka. Aku tidak menyukainya. Ini seperti pesta untuk mereka,” kata Andreas yang melihat Pangeran Pertama Lucas berusaha keluar dari kerumunan dan berjalan mendekati Robert dan Andreas.
“Salam sinar mentari menyinari terus, Yang Mulia Pangeran Pertama Lucas,” Robert dan Andreas memberi salam bersama setelah Pangeran Lucas di depannya. Pangeran Lucas tersenyum dan mengangguk untuk menanggapi salam mereka.
“Ternyata Tuan Robert sudah ada di sini, padahal tokoh utama pesta belum datang,” kata Pangeran Lucas sambil tersenyum melihat Robert yang juga tersenyum terpaksa tapi terasa aura api membakar punggungnya karena kesal. Andreas menahan tawa sambil mengambil gelas dari tangan Robert karena khawatir akan dipecahkan oleh genggamannya.
“Saya harus berada di pesta terlebih dahulu karena mendengar kabar bahwa ada kedatangan semua pangeran di sini,” jelas Robert yang sedikit beralasan.
“Ah saya jadi teringat, saya berterima kasih karena Pangeran sudah menyelamatkan adik saya saat kesulitan saat itu. Maafkan saya baru mengatakannya sekarang,” kata Robert sambil menundukkan kepalanya.
“Ou maksud Anda saat Lady Erika mengejar anak dan lari ke gang kecil saat itu ya. Saya menganggap itu adalah utang. Jadi kalian harus membayarnya hahaha,” kata Pangeran tersenyum licik kepada Andreas dan Robert.
“Ya, saat itu sangatlah kebetulan karena saya sedang observasi di daerah situ. Tapi saya jadi teringat sesuatu...” kata Pangeran lalu menundukkan kepalanya karena mengingat kejadian kala itu. Robert dan Andreas menatap Pangeran Lucas dengan bingung.
“Apakah Lady Erika sedang sakit saat itu? Dia sempat mengeluarkan darah yang cukup banyak di hidungnya, tapi dia mengatakan bahwa dia tidak apa-apa. Apakah itu sering terjadi?” jelas Pangeran Lucas yang membuat kedua kakak Erika terkejut.
“Dulu memang Erika mengalami itu, tapi tidak menyangka dia masih...” jelas Andreas terputus karena ada pengumuman bahwa Erika akan memasuki ruangan.
“Lady Erika Serriot dan Tuan Knight Richard Atlante memasuki ruangan,” kata penjaga pintu masuk aula pesta Kediaman Keluarga Serriot.
Tak lama kemudian Erika dan Richard memasuki ruangan beserta Asha dan Rasha. Pelayan pribadi diizinkan mengikuti acara pesta karena izin Grand Duke dan Duchess yang seharusnya pelayan dan kesatria harus di pinggir aula pesta. Pandangan para bangsawan atas kedatangan Erika membuatnya istimewa.
“Lady Serriot sangat cantik seperti di rumornya. Sepertinya Lady sangat disayang oleh Grand Duke dan Duchess hingga mengizinkan pelayan pribadinya,” salah satu bangsawan berbisik ke bangsawan lain.
“Betul sekali. Lihat saja, bahkan Lady juga mendapatkan kesatria seperti Tuan Atlante sebagai pengawal pribadi. Selain kuat, dia juga tampan,” kata bangsawan lain sambil menatap iri Erika.
Di sisi lain, Pangeran Lucas menatap Erika dengan lekat. Seolah-olah dia tersihir kecantikan Erika. Sepertinya pertemuan dirinya saat latihan pedang dengan Andreas ataupun pertemuan tidak sengaja di gang kecil saat festival sangatlah berbeda. “Tapi.. kenapa dia.. sedikit pucat,” gumam pelan Lucas.
Erika yang berjalan menuruni tangga secara perlahan, kakinya sedikit gemetar melihat keramaian. Tanpa dia sadari, dia juga berkeringat dingin dan matanya sedikit kabur. ‘Sial, sepertinya setelah festival Dewi Eros aku jadi sering khawatir kalau di keramaian. Perutku jadi sakit sekali,’ kata Erika dalam hati. Richard menyadari awal keadaan Erika yang melangkah turun tangga semakin lambat.
“Lady, apakah Lady baik-baik saja? Lady tidak perlu khawatir, saya akan selalu di belakang Lady,” kata Richard yang membuat Erika sedikit tenang tapi masih merasakan sakit di perutnya seolah-olah ada tusukan yang menembus perutnya.
“Haha terima kasih banyak, Tuan Atlante,” kata Erika yang sedikit aneh memanggil Richard dengan kata Tuan karena saat di pesta Richard berperan menjadi bangsawan, bukan kesatria.
Erika yang sudah sampai di aula pesta menjadi semakin panik, entah dari mana rasa panik itu muncul. Erika terus tersenyum walaupun wajahnya sedikit pucat. Tak lama kemudian Pangeran Ketiga Zester Lardine mendatanginya.
“Salam sinar mentari menyinari terus, Yang Mulia Pangeran Ketiga Zester Lardine,” kata Erika dan Richard yang membuat Pangeran Zester tersenyum.
“Lady Serriot, izinkan saya untuk berbicara berdua sebentar,” kata Pangeran Ketiga yang mengulurkan tangan kanannya ke Erika.
Pandangan tersebut membuat para bangsawan terkejut. Erika yang terpesona dengan ketampanan Pangeran ketiga pun juga terkejut dengan tawarannya. ‘Bagaimana ini bisa terjadi? Aku tahu pesta ulang tahun ke-17 tokoh utama Erika pada komik para pangeran datang, tapi seharusnya semua pangeran tidak memedulikan Erika. Karena kedatangan para pangeran adalah paksaan Baginda Kaisar, dan seharusnya pertemuan Erika dengan Zester terjadi saat Erika pindah ke istana dan bertemu di rumah kaca milik Zester,’ pikir Erika sambil menatap lekat Pangeran Ketiga Zester. Erika menyadari bahwa cerita komik 'To Be Queen' memiliki perubahan dan membuat Erika sedikit khawatir. Erika yang khawatir membuat perutnya semakin sakit dan pucat.
Bersambung...