NovelToon NovelToon
Not Young Papa

Not Young Papa

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Identitas Tersembunyi
Popularitas:21.8k
Nilai: 5
Nama Author: Phopo Nira

Bukannya mendapat ucapan selamat dan pujian, karena telah berhasil menyelesaikan study nya. Kayvaran Cano Xavier malah langsung diberikan misi penting oleh papahnya untuk menyelesaikan masalah di salah satu cabang perusahaan yang ada di Negara X, lebih tepatnya Kota Xennor. Akan tetapi, ini bukan masalah bisnis melainkan persaingan wilayah dengan beberapa klan mafia yang ada di sana.

Namun, bukan itu letak permasalahan utamanya untuk Kay. Melainkan sang adik Axelion Cano Xavier yang masih berusia 8 tahun yang diam-diam menyelinap naik ke pesawat yang akan mengantarnya ke Kota Xennor tanpa diketahui oleh siapapun. Kay menyadari keberadaan sang adik saat pesawat sudah hampir setengah perjalanan.

“Eeeh … orang utusan Tuan Luca ternyata Papah muda! Lihat, anaknya menggemaskan sekali!”


Setibanya di perusahaan dia malah dikira sebagai karyawan biasa dan bahkan dibilang Papah muda karena Axel memanggilnya Papa?

Apakah Kay bisa menyelesaikan misinya sembari menjaga sang adik?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20. Waktunya Pertemuan

“Anda Tuan Kayvaran Richardo, bukan? Orang yang diutus oleh Tuan Luca untuk menyelesaikan masalah dengan mereka. Karena Tuan Luca tidak mengatakan apapun kepada kami semua kecuali untuk mengikuti perintah anda,” jelas Yasmin yang ternyata masih belum mengetahui siapa Kay sebenarnya.

“Aaah, begitu! Kau bisa pergi sekarang, aku akan mempertimbangkan permintaan bertemu ini lebih dulu,” ujar Kay yang jelas membutuhkan waktu untuk berpikir dan mempertimbangkannya. Sebab dia akan menemui para serigala lapar, mana mungkin dia akan pergi begitu saja tanpa persiapan apapun.

Yasmin pun pergi dari ruangan itu, meninggalkan Kay yang terus menatap beberapa surat kini tergelatak diatas meja kerjanya. Dia lantas mengirimkan sebuah pesan kepada kedua Pamannya untuk segera menemuinya sembari mengatakan bahwa musuh memintanya untuk melakukan pertemuan secara langsung.

...****************...

Dan tak membutuhkan waktu lama, Matt dan Max akhirnya tiba diperusahaan. Keduanya lantas menuju pada lantai paling atas dimana Kay berada saat itu. Di tengah ruangan, terlihat Kay yang sedang duduk serius dengan fokus pada berbagai berkas yang ada dihadapannya.

Menyadari kedatangan kedua Pamannya. Kay lantas menghentikan kegiatannya dan menemui sang Paman yang sudah duduk di sofa panjang yang tersedia di sana. Lalu dengan tenang, Kay menggeser sebuah surat yang terbuka ke arah mereka.

"Mereka ingin bertemu denganku," ujar Kay dengan suaranya rendah namun tegas. "Di Pelabuhan Selatan. Tengah malam. Katanya, 'untuk menyelesaikan segalanya.' Namun, sepertinya permintaan bertemu ini, karena mereka sudah mengetahui tentang identitasku yang sebenarnya."

Max menyipitkan mata, membaca tulisan tangan yang tergores rapi namun dingin di atas kertas. Matt hanya mengangkat alisnya, sedikit tak percaya bahwa musuh tiba-tiba meminta bertemu setelah melakukan pertemuan rahasia semalam.

"Dan kau percaya itu, Kay?" tanya Matt, setengah berbisik.

Kay menyeringai tipis. Senyum tanpa kehangatan, "Tidak. Tapi kadang, kita harus datang ke perangkap… hanya agar tahu siapa yang berdiri di balik tali jeratnya. Meskipun aku sudah sedikit mendapatkan informasi tambahan tentang mereka, tetap saja kita tidak bisa mengabaikan permintaan pertemuan ini begitu saja, bukan?”

Matt mengangguk, tapi raut wajahnya mengeras dan berkata, "Ini bisa jadi penyergapan. Kita semua tahu, mereka bukan tipe yang datang membawa perdamaian. Terakhir kali mereka memang melepaskan kita dengan mudah, tapi aku yakin kali ini mereka tidak mungkin hanya ingin melakukan pertemuan biasa.”

Max menambahkan, suaranya lebih tajam, "Mereka tak akan pernah mengirim undangan kecuali mereka sudah menyiapkan peti mati."

Kay bangkit dari kursinya, berjalan perlahan ke jendela, menatap ke arah luar yang menampilkan pemandangan kota Xennor. Kemudian Kay kembali berkata, "Justru karena itu kita harus tetap pergi untuk memenuhi permintaan mereka."

Mereka berdua saling pandang, terkejut. Mengingat pertemuan ini akan sangat beresiko untuk mereka sendiri, terlebih lagi sepertinya Kay tidak akan melibatkan Joseph, Aiden maupun Yasmin dalam pertemuan tersebut.

"Kau yakin, Kay?" tanya Matt memastikan. "Kalau kau tahu ini jebakan—"

"Maka kita akan tetap masuk sebagai utusan Tuan Luca. Sementara seseorang yang saat ini sedang dalam perjalanan ke sini akan masuk… sebagai bayangan," potongnya, berbalik menghadap mereka. "Misi ini bukan tentang pertemuan saja. Ini pengintaian secara langsung. Kalian cari tahu berapa banyak orang yang dia bawa, senjata apa yang mereka siapkan. Dan sisanya akan dilakukan oleh orang itu.”

Matt tersenyum miring, meski matanya tetap serius. Lantas berkata, "Kalau mereka sudah siapkan tali, kita akan jadi pisau yang memotongnya lebih dulu."

Max menarik napas panjang. "Atau kita yang digantung duluan."

“Ayo ‘lah, Paman Max! Tidak akan terjadi apapun, mereka tidak akan bertindak sembarang apalagi sampai langsung membunuhku.” Bujuk Kay pada Matt yang tahu apa yang sedang Pamannya itu khawatirkan.

“Lalu bagaimana dengan Axel? Kau tidak akan membawanya, bukan?” Max kembali mengutarakan kekhawatirannya.

“Tentu saja tidak, Paman Max! Karena itulah aku tidak ingin melibatkan Joseph, Aiden dan Yasmin dalam pertemuan ini. Joseph dan Aiden akan menggantikan tugas kalian sementara waktu, sedangkan Yasmin akan memastikan keselamatan Axel,” jelas Kay yang sudah memikirkan rencananya dengan sangat matang.

Pada akhirnya Matt dan Max menyetujui yang Kay rencanakan untuk menerima permintaan bertemu itu. Kay menerima permintaan bertemu itu atas nama klan BlackSky yang saat ini memang sudah dialihkan sepenuhnya kepadanya untuk sementara waktu.

Tanpa disadari seseorang telah menguping pembicaraan mereka barusan. Ya, siapa lagi kalau bukan Axlyn yang kembali lagi untuk membujuk Kay bekerjasama dengannya. Namun, dia malah tanpa sengaja mendengar pembicaraan barusan.

“Mereka akan mengadakan sebuah pertemuan. Jangan-jangan dia akan bergabung dengan para bajingan itu,” gumam Axlyn yang mengira Kay akan berdiri di pihak musuh dan ikut menguasai Kota Xennor.

“Sepertinya aku harus semakin mengawasi mereka mulai sekarang,” sambungnya.

Sudah jelas bahwa Axlyn pasti akan diam-diam mengikuti pertemuan tersebut, meskipun dia tahu bahwa tindakannya akan sangat berbahaya bagi nyawanya sendiri. Di skors oleh atasannya sendiri, tidak membuat Axlyn menghentikan keinginannya untuk menciptakan Kota Xennor yang aman dan damai.

...****************...

Waktu tanpa terasa berlalu dengan cepat. Kini tiba ‘lah waktu pertemuan yang sudah mereka sepakati begitu juga dengan lokasinya. Gudang tua di pelabuhan Distrik Marinno—Kota Xennor itu tampak biasa saja dari luar. Dindingnya lapuk, catnya mengelupas.

Tapi di dalam, suasana jauh dari biasa. Lampu gantung bergoyang pelan di langit-langit tinggi, memantulkan cahaya kekuningan di atas meja kayu besar berbentuk lingkaran. Di sekelilingnya, empat pria duduk, mewakili empat klan mafia terbesar di Kota Xennor.

Di ujung meja, Charles selaku pemimpin klan Dark Blood dengan kesan dingin, elegan, dan dikenal tak pernah tersenyum. Ia menyilangkan kaki dan mengetuk-ngetuk kan jari ke gagang tongkat peraknya.

Di sebelahnya, Edmun sang ketua Gangster Devil Shadow, mengenakan jaket kulit usang dan tatapan yang tak pernah diam. Katanya, dia bisa membunuh dengan sangat kejam tanpa mengenal kata kasihan.

Kemudian ada Nero yang seperti biasa mewakilkan Tuannya, atau klan Death Master. Wajahnya tenang, tapi matanya seperti sedang menghitung segalanya—termasuk nyawa.

Dan terakhir, Angela satu-satunya perempuan di ruangan itu, bos dari Organisasi Black Angel yang dikenal kejam dan manipulatif. Ia menyulut rokoknya perlahan, seakan waktu tunduk padanya.

Tak ada yang bicara selama hampir satu menit. Hanya suara ombak dari luar dan detak jam tua yang memecah keheningan.

Sampai Charles berbicara, suaranya pelan namun tajam, seperti pisau yang sudah diasah, “Bisa aku tebak, mereka pasti tidak datang tanpa rencana. Apalagi mengingat mereka langsung menyetujui permintaan bertemu yang kita ajukan.

Edmun bersandar ke belakang, menyilangkan tangan, “Bukankah itu sudah pasti.”

Angela menghembuskan asap ke udara, “Apapun itu, kita fokus lebih dulu untuk mendapat kesepakatannya. Poin-poin yang Tuan Spencer berikan memang cukup menguntungkan bagi kita semua. Jika ini berakhir dengan pertarungan, maka kita akan mengalami kekalahan telak. Meskipun bukan kita yang lebih dulu memulainya.”

Nero lantas mengangkat alis bertanya seolah tidak menyadari maksud ucapan Angela barusan, “Maksudmu?”

Angela mencondongkan tubuh ke depan dan menjawab “Bukankah kau sudah tahu jawabannya. Aku tidak sebodoh mereka yang tidak menyadari tujuan tersembunyi dari Tuanmu itu.”

Bersambung ….

1
Mulaini
Semoga Kay aman² saja dan kalian gak usah berpikir yang aneh² mending berpikir yang positif hehehe...
Mulaini
Max dan Matt sebenarnya kalian berdua tuh gila karena menggila hihihi...
Lisa Halik
double up thor...
Ratna Sumaroh
waow Levy, aku padamu 😘😘
@pry😛
moga xan baik" saja
@pry😛
keren
@pry😛
masik mau lg... tgg kegilaan xavier yg lain ya setann
Desyi Alawiyah
Semoga Kay baik-baik saja... Dia pergi sama Axlyn kan? Harusnya aman sih, kan Axlyn juga bisa bela diri...

Kalaupun nanti mereka di serang, pasti Axlyn dan Kay bisa bekerjasama untuk melawan...
Desyi Alawiyah
Wahhh... Cucu Levi ada empat guys 😯😯😯
Desyi Alawiyah
Dasar Levi...🤭🤭🤭

Kira-kira sekarang usia Levi berapa yah? 😅
Desyi Alawiyah
Lev, Angela ngga menggodamu loh... Semua orang juga tahu, kalo kamu hanya milik Lucia seorang...🤣
Dwi Sejati
pasti cucu Levi kembar,soalny ada 4
Ade Irmayanti
lanjutkan kak,
karyamu keren
Anonymous
aku sdh ikutin ceritanya dari anak kembar mafia, bagus banget
Arnes Tia24
keren abis klu cerita dr author stu in gak ad bosan nya👍👍
Setiya Wulandari
akir nya novel kesukaan aku muncul makasih kakak phopo maaf ya baru kasih reting sekarang 🥺🥺🙏🙏
aq seneng banget gk sabar untuk episode selanjutnya, Oh iya kak spil cucu nya Levi dan luci ya kak ya nanti dan kangen juga sama trío somplak ( Félix, jaydon, sama Levi)
Mira Hastati
bagus
Mimih Harist
udh encok eyang levi😄
Dwi Rustiana
duo m emang selalu kocak Levi bgt emang duo m ini suka memancing emosi 🤣🤣🤣
Dwi Rustiana
mau menargetkan cucu kesayangan iblis neraka siap2 aja dipanggang di kerak bumi g sabar bgt mau setor nyawa ternyata
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!