Hidup bersama dengan keluarga yang tidak peduli dengan kehadirannya, kemudian memiliki seorang adik yang akhirnya meninggal dunia dan menjadi kesalahannya. Ditinggal pergi oleh orang tuanya karena dianggap pembawa sial, lalu hidup sendirian dalam rasa bersalah pada apa yang bukan menjadi kesalahannya. Hidup dengan keras hingga membuatnya lupa akan arti kebahagiaan, akankah suatu saat Cassie menemukan kebahagiaannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gemini Pride, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Penting Bagi Ku!
Cassie pun langsung bersiap-siap untuk pergi ke kampus, setelahnya dia langsung turun lebih awal karena dia selalu berjalan ke kampus. Biasanya dijemput oleh Evelin, namun tadi dia mengirim pesan tidak dapat menjemputnya.
Begitu tiba di bawah, Cassie pun terkejut kala melihat keberadaannya Jackson di situ.
"Dia benar-benar datang? Kenapa senekat itu?" gumam Cassie di dalam hati.
"Cassie?" panggil Jackson yang langsung mendekat padanya.
"Ada apa?" sahut Cassie.
"Kau mau ke kampus?" tanya Jackson.
"Yah, ada apa?" tanya Cassie.
"Biar ku antar" ucap Jackson.
"Oh tidak perlu!" ucap Cassie.
"Sekalian ada urusan kantor yang mau ku bicarakan" ucap Jackson.
"Hah! Baiklah!" sahut Cassie.
Akhirnya Cassie pun naik di mobil yang sama dengan Jackson, awalnya dia ingin menghindar namun karena membawa topik soal kerja pun mau tidak mau dia tidak dapat menghindar.
"Jadi, apa yang mau kau bicarakan?" tanya Cassie.
"Kau kan sudah mau debut sebagai seorang artis, jadi kami sudah menyiapkan mobil khusus untuk mu. Ada request soal mobilnya?" ujar Jackson.
"Yang penting bukan mobil yang berukuran besar, selain dari itu aku tidak masalah akan apa pun" ucap Cassie.
"Ukurannya yang jadi masalah yah? Baiklah kalau begitu, kalau yang sedang masih bisa kan?" ucap Jackson.
"Kalau boleh yang kecil seperti ukuran mobil mu ini saja, selain dari ukuran yang seperti ini aku tidak bisa menaikinya" ucap Cassie.
"Kau akan mabuk perjalanan yah jika mobilnya terlalu besar?" ujar Jackson.
"Bukan begitu, hanya saja... Pokoknya aku tidak bisa mobil yang besar!" ucap Cassie.
Pasalnya karena trauma akan kecelakaan yang menimpa adiknya yang ditabrak oleh sebuah truk, setiap dia akan naik mobil yang berukuran besar akan selalu merasa pusing dan mual dan merasa seperti berada dalam mimpi buruk.
"Baiklah kalau begitu" ucap Jackson.
"Mn!" sahut Cassie.
~ ~ ~
"Kemarin kau dan Eve melihat ku bersama dengan Keisya di restoran, itu.... Aku dan dia tidak punya hubungan yang lebih, kami hanya saling kenal sejak kecil tidak ada perasaan lebih padanya" ucap Jackson secara tiba tiba.
"Tiba-tiba saja membuat penjelasan seperti ini, kenapa? Aku bahkan tidak menyinggung apa pun soal kedekatan kalian, lagipula kita hanya sekedar dua orang yang saling kenal saja. Bahkan hubungan kalian jauh lebih dalam dari itu, kenapa repot-repot menjelaskan? Aku juga tidak mau tau soal hubungan kalian yang seperti apa, itu urusan kalian" ucap Cassie.
"Dingin sekali!" gumam Jackson di dalam hati.
"Yah, aku hanya ingin mengatakannya saja" sahut Jackson.
Cassie hanya diam saja, lagipula dia sudah ingin menarik dirinya sebelum jatuh semakin dalam.
Setelahnya hanya ada kesunyian, Jackson sudah tidak tahu harus berbicara soal apa lagi.
"Oh iya, photoshoot mu yang dilakukan kemarin dulu sudah dirilis kemarin siang. Produk yang kamu publikasikan itu langsung sold out, ownernya juga sudah memberi kabar kalau pembayarannya dilakukan lebih awal. Sedangkan untuk bonusnya nanti akan menyusul, Olivia sudah memberitahu pada mu kan?" ujar Jackson.
"Yah aku sudah mendapat kabar darinya, uang bayaran nya ternyata jauh lebih besar dari yang ku kira" ucap Cassie.
"Artis yang debut di bawah naungan R&J Entertaiment memang selalu menerima bayaran lebih tinggi, bahkan meski kau adalah artis yang baru" ucap Jackson.
"Begitu kah?" sahut Cassie.
"Mn!" sahut Jackson.
"Jadi kau mau ku beri hadiah seperti apa?" tanya Cassie.
"Huh? Kalau kau bisa merajut sebuah topi untuk ku maka aku akan menerimanya dengan senang hati" ucap Jackson bercanda.
"Kau suka warna apa?" tanya Cassie.
"Aku hanya bercanda, simpan saja uang mu dan pakai untuk hal yang kau inginkan" ucap Jackson.
"Kau suka warna coklat?" tanya Cassie.
"Lumayan, tidak suka namun tidak benci. Ku pikir itu adalah warna yang netral, ngomong-ngomong tadi aku hanya bercanda jangan dianggap terlalu serius" ucap Jackson yang sudah khawatir kalau Cassie benar benar akan merajut topi untuknya.
"Kau punya saran dimana lokasi apartemen yang bagus?" tanya Cassie mengalihkan topik pembicaraan mereka.
"Kau ingin membeli? Aku akan mengirim beberap brosur untuk mu, itu ada di ponsel ku tapi sekarang aku sedang menyetir jadi tidak bisa memainkan ponsel" ucap Jackson.
"Nanti saja kalau begitu, soalnya aku mau ada kuliah juga sampai jam tiga sore. Setelah itu aku akan pergi mencari apartemen" ucap Cassie.
"Kalau begitu, mau ku temani?" tanya Jackson.
"Tidak perlu, aku sudah meminta Olivia untuk menemani ku. Nanti juga pasti ada Tirsa dan Eve juga pasti akan ikut, kau juga sangat sibuk jadi tidak perlu membuang waktu untuk ku" ucap Cassie.
"Tapi aku punya banyak waktu luang di hari ini" ucap Jackson.
"Kau akan kerepotan nantinya" ujar Cassie.
"Tidak masalah, kalau begitu sudah deal yah! Aku juga akan ikut dengan mu sebentar, jam tiga sore aku akan menunggu di depan fakultas mu" ucap Jackson.
"Hah! Baiklah kalau begitu, lakukan saja apa yang kau mau" ucap Cassie.
"Yah!" sahut Jackson yang merasa sangat senang.
. . .
Kini mereka sudah tiba di depan fakultasnya Cassie, dapat dilihat di sana ada Evelin dan Richardo namun ada satu perempuan juga yang menarik atensinya Cassie.
"Jack? Lama sekali kamu datangnya, aku sudah menunggu dari tadi!" seru Keisya yang langsung menghampiri Jackson.
"Bagaimana kau bisa tahu kalau aku akan datang ke sini?" tanya Jackson keheranan.
"Huh? Tentu saja karena feeling ku yang sangat kuat" ucap Keisya.
Jackson memicingkan matanya, dia merasa ada yang janggal dengan hal itu.
"Kau pergi menjemputnya?" tanya Keisya.
"Kenapa memangnya?" tanya Jackson.
"Tidak apa apa! Sebentar sore kau bisa menemani ku untuk membeli buku? Aku tidak begitu hebat dalam memilih mana buku yang bagus" ucap Keisya.
"Panggil Richardo saja, sebentar sore aku sudah ada rencana yang tidak bisa dibatalkan" ucap Jackson.
"Sepenting itu sampai harus mengabaikan sahabat masa kecil mu ini? Lebih penting dari ku?" tanya Keisya.
"Yah!" sahut Jackson.
"Kenapa kau sudah berubah?" seru Keisya.
"Apa aku pernah mengatakan kalau kau lebih penting dari segalanya dalam hidup ku? Pekerjaan ku adalah yang terpenting untuk ku, selama ini aku selalu menemani mu karena kau tidak pernah berhenti merengek pada ayah mu untuk meminta supaya aku menemani mu. Jangan terlalu bergantung pada orang lain, sebab orang lain juga punya kepentingannya sendiri" ucap Jackson dengan dingin.
Richardo hanya terkekeh kala mendengar ucapan sahabatnya itu.
"Ric, ayo kita pergi" ucap Jackson.
"Oke!" sahut Richardo.
"Sie, Eve? Kami pergi dulu" ucap Jackson.
"Yah! Terima kasih sudah menjemput Cassie!" ucap Evelin.
Keisya menatap dengan tatapan yang sangat tajam pada Cassie, namun hal itu hanya diabaikannya saja.
"Hati-hati nanti mata mu akan copot dari tempatnya" ucap Evelin sembari terkekeh.
Mereka pun juga meninggalkan Keisya di situ, tidak peduli juga dengan keberadaannya.
