NovelToon NovelToon
Istri Rahasia Guru Baru

Istri Rahasia Guru Baru

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Perjodohan / Cinta Seiring Waktu / Idola sekolah / Pernikahan rahasia
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: ijah hodijah

Gara-gara fitnah hamil, Emily Zara Azalea—siswi SMA paling bar-bar—harus nikah diam-diam dengan guru baru di sekolah, Haidar Zidan Alfarizqi. Ganteng, kalem, tapi nyebelin kalau lagi sok cool.

Di sekolah manggil “Pak”, di rumah manggil “Mas”.
Pernikahan mereka penuh drama, rahasia, dan... perasaan yang tumbuh diam-diam.

Tapi apa cinta bisa bertahan kalau masa lalu dari keduanya datang lagi dan semua rahasia terancam terbongkar?


Baca selengkapnya hanya di NovelToon

IG: Ijahkhadijah92

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ijah hodijah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertemuan Keluarga

Rakha mengalihkan pembicaraan, ia mempersilahkan tamunya masuk dan duduk di kursi kahu. Ia menatap tamu-tamunya dengan ekspresi tenang yang sulit dibaca.

Dwiki duduk di seberangnya, Andri bersandar di kursi samping, sementara Thalita gelisah, jemarinya tak henti meremas ujung hijab.

“Aku cuma mau tahu, Kak… kenapa semua ini harus sejauh ini? Kenapa sampai Kak Rakha pergi dan menghilang?” suara Dwiki parau, mencoba menahan emosi.

Rakha menghela napas panjang. “Karena kadang… pergi adalah satu-satunya cara menjaga diri dari luka yang sama, berkali-kali.”

Andri mendengus pelan. “Tapi cara lo ini bikin semua orang ribut. Papa… keluarga besar… semua jadi nggak karuan.”

“Bukan salah gue, Andri,” suara Rakha meninggi sedikit, matanya tajam. “Gue nggak pernah minta kalian percaya sama gue. Gue cuma minta kalian berhenti nyari kesalahan gue seakan hidup gue ini hiburan buat kalian. Apalagi sampai melibatkan anak gue.”

Disini, telihat lagi dan lagi Rakha yang salah.

Thalita menelan ludah. “Kak… aku cuma mau tahu… Kak Indira di mana?” tanyanya dengan lirih.

Rakha terdiam lama. Matanya sedikit berkaca-kaca sebelum ia berdiri. “Indira… lagi keluar sama Emily." jawabnya singkat. Thalita tidak salah, Rakha juga tahu selama ini Thalita selalu menenangkan Indira. Keduanya memang sering berkomunikasi diam-diam.

Suasana mendadak hening. Dwiki menatap Andri, lalu memandang Rakha lagi. “Kak… apa kita masih keluarga buat lo?”

Rakha menoleh pelan, senyumnya hambar tapi matanya menyimpan banyak cerita. “Keluarga itu bukan cuma soal darah, Dwi. Tapi soal siapa yang mau berdiri di sisimu saat semua orang berbalik.”

Rakha benar-benar tidak habis pikir dengan pertanyaan itu. Padahal sudah jelas kalau mereka tidak mengakui keluarganya sebagai keluarga besar lagi.

Beberapa hari ini, saat Rakha mengetahui kepulangan Dwiki, dia pulang pergi tinggal di rumah sederhana di tepi kota yang ia kontrak.

Dwiki tahu informasi itu juga dari asisten Rakha yang ditanyainya dua hari lalu.

Tidak, Rakha tidak ingin keluarganya kembali menjadi bahan omongan keluarga besar yang sudah membuangnya.

Dia memang tidak satu ibu dengan Dwiki dan Andri. Tapi Danish tetap ayahnya.

Rakha adalah anak pertama dari Danish dan istri pertamanya yang sudah meninggal. Lalu Dwiki dan Andri adalah anak dari istri keduanya yang sudah meninggal juga.

Ibu sambungnya memang baik, dia menyayangi Rakha selayaknya anaknya sendiri. Tapi, sejak meninggal dan perusahaan jatuh ke tangan Rakha. Lebih tepatnya Rakha yang pimpin, Andri, adik bungsunya atau papanya Disa selalu mencari kesalahannya. Dan itu ia lakukan sejak dia menikah sampai sekarang.

Rakha tidak ingin melibatkan anak dan istrinya lagi ke dalam keluarga besarnya, dia tidak ingin mereka lebih terluka.

Ditambah mereka juga yang seperti meremehkan Indira karena Indira adalah anak yatim piatu yang tinggal di yayasan. Maka dari itu, mulai keluarga besar menyita asetnya, dia berjanji untuk melindungi keluarganya dan dia lebih baik dibuang oleh keluarga besarnya.

**

Danish menarik napas panjang, menatap Rakha lekat-lekat. “Papa cuma… gak mau semuanya makin jauh. Dulu kita pernah jadi keluarga, Kha.”

Rakha tersenyum tipis, meski matanya menyimpan lelah. “Papa, keluarga itu bukan cuma soal darah. Tapi soal siapa yang mau ada di saat kita terpuruk. Dan… waktu itu, cuma aku dan Indira juga Razka yang ada untuk Emily."

Dwiki yang sejak tadi diam mencoba mencairkan suasana. “Kak… kalau suatu hari kita butuh lo lagi di perusahaan, lo mau balik?”

Rakha menggeleng pelan. “Gue sudah memilih jalan ini, Dwi. Perusahaan itu sudah bukan tempat gue lagi. Dan gue gak mau anak gue tumbuh di tengah lingkaran yang sama—penuh kecurigaan dan saling menjatuhkan.”

"Lalu mau bagaimana kedepannya?" tanya Danish. Sebenarnya dia juga tidak tega setelah melihat Rakha tinggal di tempat yang tidak layak menurutnya. Namun karena ulah Rakha klarifikasi kemarin, dia merasa harus bertindak karena menyangkut nama baik keluarga. Walaupun dia tahu kalau Rakha mengungkap kebenaran.

"Aku hanya ingin tidak terlibat lagi dengan keluarga besar, seperti yang kalian inginkan, bukan? Aku menerima itu. Semuanya aku lakukan demi keluarga kecilku." jawab Rakha mantap.

"Lalu sekolah Razka bagaimana?" Tanya Danish. Sudah lama memang dia tidak pernah berbicara hal pribadi selain tentang bisnis. Jadi Danish tidak pernah tahu apa yang terjadi dengn anak sulungnya. Razka juga sudah lama tidak terdengar kabarnya. Selain dia mengetahui kalau Razka sesang menempuh pendidikannya di luar kota.

"Razka sudah punya tabungan pendidikan. Papa tenang saja, insya Allah aku sudah menyiapkan segalanya. Aku juga tidak akan membawa keluarga kecilku ke dalam kesengsaraan." Jawab Rakha.

"Alah... lalu Emily itu bagaimana? Mana mau dia tinggal di rumah reot begini," sahut Andry.

"Hehe... lo salah, Ndri. Gak usah ikut campur lagi tentang gue." Cukup bagi Rakha, Andry ini memang seperti punya dendam kesumat kepada dirinya.

"Kita lihat saja, kalian akan bertahan berapa lama di gubuk reot begini..." Tantang Andry.

"Cukup, Andri! Bukannya Disa juga terlibat? Papa belum mencari tahu tentang Disa." ucap Danish.

Glek!

Andry dan Erna menelan ludahnya kasar.

"Eh, emm... Tenang saja, Pa. Anak saya gak mungkin melakukan hal yang bisa mencoreng keluarga." Bela Erna.

"Sudah, sudah. Kebenaran pasti akan terungkap dengan sendirinya." Tegas Danish.

Erna kembali menelan ludahnya dan menunduk.

"Eh, maaf. Aku lupa gak ngasih kalian minum, aku ambil dulu minumnya." Rakha berdiri dan peegi ke arah dapur.

Tidak lama kemudian, Raka keluar menenteng teko yang terbuat dari baja. Di tangan kirinya ia memegang nampan yang berisi gelas kosong.

"Silahkan diminum." Rakha menuangkan air dari teko dan mengisi gelasnya satu-persatu. "Maaf, ya. Adanya cuma air putih."

"Ish, ya ampun, Kak Rakha..."

"Kenapa, Erna?" tanya Rakha sedikit membentak.

Erna gelagapan. "Em..gak, enggak, Kak. Saya pulang sekarang aja." ucapnya. Kemudian ia menoleh ke arah Danish."Pa, aku pulang sekarang, ya. Disa tadi minta beliin fizza." ucapnya langsung melenggang pergi tanpa menunggu jawaban dari Danish.

Rakha hanya tersenyum tipis dan menggeleng pelan.

"Kak Rakha boleh bekerja lagi di perusahaan. Gue cuma khawatir Emily gak bisa terpenuhi kebutuhannya..."

Brak!

"Gak usah lo membawa-bawa anak gue." Rakha benar-benar Emosi mendengarnya.

"Benar, Rakha. Papa gak masalah..."

"Cukup, Pa! Saya masih bisa menghidupi keluarga saya dengan baik. Razka sama Emily tidak akan kekurangan selagi saya masih ada." jawab Rakha dengan tegas. Hatinya kembali sakit mendengar Danish mengiyakan.

Rakha bisa saja mengajak pertemuan mereka di rumahnya yang sekarang. Tapi dia tidak ingin anak dan istrinya mendengar kata-kata tajam dari keluarganya. Sudah cukup kemarin bagi Rakha. Dia tidak ingin membuat mereka kembali terluka. Apalagi Emily yang harus fokus ujian prakteknya minggu depan.

***

"Mas... Mas Haidar kamu di mana? Jangan tinggalin aku di sini sendirian."

Bersambung

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!