NovelToon NovelToon
Benci Yang Tercinta

Benci Yang Tercinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Teen Angst / Diam-Diam Cinta / Penyesalan Suami / Trauma masa lalu
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Rumachi

"Pada akhirnya, kamu adalah luka yang tidak ingin aku lepas. Dan obat yang tidak ingin aku dapat."

________________

Bagaimana rasanya berbagi hidup, satu atap, dan ranjang yang sama dengan seseorang yang kau benci?
Namun, sekaligus tak bisa kau lepaskan.

Nina Arunika terpaksa menikahi Jefan Arkansa lelaki yang kini resmi menjadi suaminya. Sosok yang ia benci karena sebuah alasan masa lalu, namun juga cinta pertamanya. Seseorang yang paling tidak ingin Nina temui, tetapi sekaligus orang yang selalu ia rindukan kehadirannya.

Yang tak pernah Nina mengerti adalah alasan Jefan mau menikahinya. Pria dingin itu tampak sama sekali tidak tertarik padanya, bahkan nyaris mengabaikan keberadaannya. Sikap acuh dan tatapan yang penuh jarak semakin menenggelamkan Nina ke dalam benci yang menyiksa.

Mampukah Nina bertahan dalam pernikahan tanpa kehangatan ini?
Ataukah cinta akan mengalahkan benci?
atau justru benci yang perlahan menghapus sisa cintanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumachi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Masa Lalu Itu

...~Flashback~...

"Aku.. menyukaimu, Nina."

Nina yang sedang membaca komik di sudut rumah pohon tempat basecamp rahasia nya itu mematung.

Nina menoleh memandang lelaki dihadapannya ini lekat-lekat. Tidak nampak wajah bergurau atau usil darinya.

"Aku sudah lama....menyukaimu" lelaki itu mengulang kembali perasaanya. Ia duduk tak jauh dari tempat Nina membaca komik.

Keduanya masih memakai seragam SMA lengkap dengan dasinya. Suasana seketika menjadi canggung. Suara alam menjadi terdengar lebih detail dibanding sebelumnya.

Angin yang berhembus sejuk, suara air sungai yang bergemericik, dan suara kicauan burung yang bersautan.

"Kalau kau bercanda aku akan menendangmu keluar dari atas ini" ucap Nina menutup komiknya, matanya tak berani menatap Jefan yang terus memandanginya dalam sejak tadi.

"Apa aku terlihat seperti itu?"

Jefan mendekat. Nina semakin memojokkan dirinya kesudut. Jantungnya berdetak tak karuan melihat Jefan yang menghapus jarak diantara mereka.

"Jangan dekat-dekat!" tangan Nina menahan dada Jefan yang kini sudah berjarak beberapa centi darinya.

"Ke-kenapa kau menyukaiku?"

Jefan memundurkan badannya, ia tersenyum simpul dan memandang wajah Nina yang sudah sangat merona.

"Aku suka saat melihat mu tertawa, aku suka saat melihatmu senang menerima permen yang aku beri, aku suka saat melihatmu bercerita, aku suka melihatmu bahagia meminum minuman manis, aku suka saat melihatmu fokus membaca, aku suka semua hal yang kuhabiskan bersamamu"

Bibir Jefan kembali membentuk sabit kecil yang lembut, hangat sekali. Tapi hampir membakar Jantung Nina yang semakin kacau.

"Aku pikir selama ini cukup dengan terus bersamamu dan menjadi teman, tapi semakin aku menyukaimu aku semakin ingin memilikimu"

Jefan meraih tangan Nina, sebenarnya jantung lelaki itu sendiri pun sudah hampir keluar dari tempatnya. Tapi, ia sudah tak tahan lagi mengungkapkan nya.

"Nina, apa kau mau berpacaran denganku?"

Nina mengedip beberapa kali, ia menyelipkan rambutnya kebelakang telinga, dan melirik Jefan dengan agak malu-malu.

"Itu.. aku.. aku akan menjawabnya setelah ujian kelulusan nanti, disini. Di tempat kita"

Nina menjawab gugup, matanya tak pernah betul-betul bisa memandang lama Jefan yang masih memegangi tangannya.

"Baik, aku akan menunggu"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...****************...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Nina menghembuskan napas nya berkali-kali dengan gusar. Ia melihat jam tangannya, ini sudah dua jam lebih lama dari perjanjian mereka kemarin.

Kemarin dengann riangnya Jefan mengingatkan untuk bertemu di basecamp tempat biasa mereka menghabiskan waktu bersama, karena hari itu adalah waktu dimana Nina memberikan jawaban dari pengakuan Jefan waktu itu.

Tapi kini, Nina belum juga melihat batang hidung lelaki itu.

Tidak mungkin dia lupakan?

Nina memandang kearah luar melihat barisan pohon yang rindang dan menyejukkan, tanpa sadar ini adalah tempat yang sudah Jefan dan Nina habiskan dalam waktu hamper tiga tahun, Mereka berteman sejak kelas satu.

Pertemanan mereka terjadi begitu saja karena pembagian bangku yang membuatnya harus sebangku dengan lelaki itu.

Jika mengingat sikap Jefan dulu saat pertama kali berteman, rasanya Nina susah percaya kalau lelaki itu menaruh hati padanya.

Dulu bahkan lelaki itu sampai membuat garis pembatas diatas meja mereka agar Nina atau barang milik Nina menyentuh wilayah mejanya. Se-menjengkelkan itu bukan?

Tapi seiring berjalannya waktu mereka justru jadi sebuah sepasang sandal yang harus berdampingan kemapun mereka pergi.

Termasuk saat menemukan tempat indah ini didalam hutan yang memiliki sungai sisi nya.

Rumah pohon ini pun Jefan yang membangun sendiri, karena Nina pernah asal berkata kalau ada gubuk pasti ia akan lebih lama berada ditempat tenang dan menyegarkan ini.

Keesokkannya setelah pulang sekolah dan selama seminggu berikutnya Jefan membangun rumah gubuk ini untuk menjadi tempat bermain mereka tiap pulang sekolah.

Nina tersenyum mengingat kembali hal-hal yang sudah mereka lalui bersama. Nina sendiri tidak bisa membohongi perasaanya, ia sudah jatuh cinta sejak lama pada lelaki itu.

Bahkan mungkin jauh lebih lama dari kesadaran atas perasaannya sendiri.

Dan hari ini gadis itu sudah menyiapkan hatinya untuk menerima Jefan.

Nina terperangah saat melihat lelaki dengan seragam SMA nya berjalan dari kejauhan.

Nina melambaikan tangannya dari atas menyambut antusias sosok yang sudah ditunggunya sejak tadi.

Namun, entah kenapa raut wajah Jefan jadi agak terlihat serius. Tak ada riang yang ia munculkan seperti kemarin.

Jefan menaiki tangga dengan perlahan, begitu sampai diatas ia melemparkan tasnya kesembarang tempat. Dan terduduk di ambang tangga rumah pohon.

Nina menautkan keningnya, suasana apa ini? Bukankah harusnya sekarang menjadi suasana yang canggung tapi menggelitik hati mereka?

“Kau baik-baik saja?"

Jefan melirik sebentar, dan kembali memandang lurus kedepan.

“Kau mengacuhkanku? Wah, apa kau tidak sadar sudah membuatku menunggu dua jam lebih disini?”

“Ya kenapa tidak pulang saja dari tadi”

“Apa?”

“Kau sendiri yang bodoh mau menunggu selama itu”

Nina terngaga mendengar Jefan yang berubah dingin dan datar.

“Aku menunggu karena janji yang sudah kita buat kan!”

“Ah~ janji itu ya, yah aku tidak perduli lagi, sebenernya sih anggap saja janji itu tidak pernah kita buat”

“Apa maksud…..”

Jefan menoleh memotong ucapan Nina, bibirnya menyeringai sinis “Soalnya kau sudah membosankan, aku tidak lagi menyukaimu”

Hati Nina mencelos, tersayat secara perlahan membawa perih yang muncul.

“Kau mempermainkanku?”

“Mungkin iya, kau gampangan sih” Jefan tertawa datar, memandang Nina dengan ekspresi menjatuhkan.

Lelaki Gila. Nina menghampiri Jefan dan memberinya tamparan singkat dipipinya. Gadis itu memerah menahan emosi.

Air mata sudah menumpuk dipelupuk matanya tapi sama sekali tak ingin ia keluarkan didepan lelaki brengsek ini.

“Pegi dari sini!" ucap Nina penuh penekanan.

Jefan terdiam, napasnya sedikit memburu setelah menerima tamparan penuh emosi dipipinya, seakan rasa sakit gadis itu tersalurkan pada Nina.

Dengan wajah datar, Jefan berdiri mengambil tasnya dan turun dengan cepat meninggalkan rumah pohon, Nina, dan segala perasaanya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...----------------...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Jefan membanting tas nya ketembok.

Tubuhnya longsor kebawah, ia meremas rambutnya frustasi.

Wajah kebencian Nina padanya tadi tidak bisa terhapus dari ingatan nya. Apa dia akan membenci Jefan seumur hidupnya?

Pintu kamar Jefan terbuka menampakan tubuh ayahnya yang membawa udara sesak.

"Apa kau sudah memutuskan putraku?"

Erwin menutup pintu kamar anaknya itu rapat, ia berjongkok menatap tajam ke arah Jefan yang masih terbalut rasa frustasi.

"Bagaimana, kau akan menuruti ku kan? pergilah keluar negeri dan jadilah penerusku. Tinggalkan kisah percintaan bodoh mu itu"

Jefan menyeringai, matanya menusuk tatapan tajam ayahnya yang sangat menyebalkan itu.

"Ya akan kulakukan, jadi jauhkan tangan kotor ayah dari temanku!"

Erwin tertawa berat, ia mengelus putranya itu dengan pelan namun terasa sangat tajam ditubuh Jefan.

"Bagus-bagus. Keputusan yang sangat bijak"

"Bersama gadis itu hanya akan membawa dampak buruk bagimu"

Jefan mengencangkan rahangnya, ia berdiri tegak untuk mencoba mencari kekuatan lebih.

"Kembalikan bisnis ayahnya. Ayah sudah menipu nya kan!"

"Tidak bisa tuh, itu salahnya sendiri mudah sekali tertipu dengan investasi bodong"

"Ayah!!!"

Erwin mencengkram kerah seragam Jefan, membuat lelaki itu agak terangkat ke atas.

"Jangan berteriak padaku, jika tidak ingin aku menghancurkan nya lebih dari ini"

Mata Jefan bergetar. Takut, tertekan, ingin melawan, tapi dia bahkan tak memiliki kemampuan untuk sekedar melepas cengkraman ini.

"Pergilah besok juga, Siap-siap malam ini"

Jefan tersentak.

Secepat ini?

Tidak Jefan bahkan belum betul-betul rela meninggalkan Nina yang tadi disakitinya.

"Be-beri aku waktu seminggu lagi, ayah. Aku akan pergi setelah itu tanpa perlawanan apapun"

"Tidak. Kau akan pergi besok"

"Ayah! Tolonglah... "

"Apa kau mau menemui gadis itu lagi?"

Erwin melepaskan cengkramannya, membuat Jefan agak terhuyung kebelakang. Jefan terdiam, tentu ia ingin menemui Nina.

Tidak. Hanya melihat nya sekali saja. Meski dari kejauhan tak apa. Jefan butuh itu setidaknya untuk mengisi energinya sebelum ia tak lagi bisa melihatnya.

"Wah~ aku jadi agak marah" Erwin mendesah berat dan memegang keningnya, ia menyeringai ke Jefan seakan mengisyaratkan sesuatu yang buruk.

Tanpa berkata apa-apa lagi, Erwin melangkah keluar dan mengunci Jefan yang masih mematung dikamarnya.

Jantungnya memburu seketika. Matanya membulat sempurna. Jefan tau, sesuatu yang buruk pasti akan terjadi.

...~Flashback~...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
pikacuw
jantung ginjal dan usus gw😭💔
Rumachi: Ar yu okey? :)
total 1 replies
pikacuw
lahhhhh perasaan baru aja mesra2an... udah ada lagi aja yg bikin greget🙂🤦🏻
Irha Sila
Luar biasa
Irha Sila
Lumayan
Nunk🇮🇩🇵🇸
Karya perdana tapi gaya penulisan, tata bahasa n tanda bacanya bagus thor jadi enak dibaca. Sering nemu novel dri jalan cerita bagus tapi tanda bacanya berantakan jadi bikin ga mood baca. Semoga jalan ceritamu jg bgus thor ga berbelit2.
Rumachi: Terimakasiii banyak hihihi/Whimper//Heart/
total 1 replies
Esti Purwanti Sajidin
ayuh ka syemangad sdh 1 vote ka
Rumachi: Syaaap!! timaaaciiw/Kiss/
total 1 replies
pikacuw
nyebut lu fan astagfirullah itu istri lu sendiri /Panic/
pikacuw
lanjutin sekarang atau gw gulung nih bumi/Sob/
Rumachi: gakpapa gulung aja
total 1 replies
pikacuw
lanjut thor 🙌🏻
pikacuw
Masih baru banget rilis nih, baru 6 bab tp udah bikin arrgggghhggg campur aduk huhuuhuuu nice thor😭😭
pikacuw
belum-belum udah geregetannnnn gw hihh
pikacuw
awal yang menarik
MindlessKilling
Author jago bener bikin cerita, sukses terus! 🙌
Rumachi: Maaciiw🥺🫶
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!