Celine, seorang wanita pekerja keras, terpaksa menikah dengan Arjuna—pria yang bekerja sebagai tukang sapu jalanan untuk menghindari perjodohan. Selama pernikahan, Arjuna sering diremehkan dan dihina, bahkan oleh keluarga istrinya sendiri. Tapi siapa sangka, di balik penampilan sederhananya, Arjuna menyimpan identitas dan kekayaan yang luar biasa. Saat rahasia itu terbongkar, kehidupan mereka pun berubah drastis, dan mulailah babak balas dendam yang elegan dan penuh drama.
Siapakah Arjuna sebenarnya? dan apa yang akan terjadi jika semua orang mengetahui identitas Aslinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rafizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 20
Hotel El Royale, Jakarta Selatan.
Sore hari, Celine yang sedang melakukan perjalanan bisnis, terlihat sangat kelelahan.
Langkah kakinya terdengar pelan saat menyusuri koridor mewah lantai ballroom. Tubuhnya letih setelah sesi presentasi panjang. Dengan mengenakan blazer formal dan sepatu hak tinggi, ia hanya ingin kembali ke rumah berbaring ditempat tidurnya dan melepas semua beban.
Namun langkahnya terhenti saat mendengar suara sorakan pelan dari lobi. Penasaran, ia melongok ke bawah dari balkon lantai dua.
Dan saat itulah dunia seakan berhenti berputar.
Di lobi yang terang benderang dan glamor, seorang pria muncul dari mobil hitam mewah. Dikelilingi pengawal berjas hitam dan wanita-wanita elegan yang tampak seperti bagian dari tim manajemen.
Pria itu....? Pria itu sangat mirip dengan suaminya.
Tapi tidak seperti biasanya—bukan dengan seragam orange nya yang kusam, bukan dengan topi lusuh yang sering ia cuci sendiri di wastafel rumah mereka.
"Apakah itu Arjuna?" Celine bertanya-tanya. Namun ia segera menggelengkan kepala. Mana mungkin itu suaminya, tapi kenapa sangat mirip.
Kini Arjuna berdiri gagah dengan jas abu-abu Armani, jam tangan mewah melingkar di pergelangan, dan sikap penuh wibawa. Ia tersenyum pada seorang pengusaha senior yang langsung menyalaminya sambil berkata.
"Terima kasih, Tuan. Investasi Anda menyelamatkan proyek kami."
Celine berguncang. Matanya membelalak. Nafas tercekat. Bibirnya bergetar.
"Tuan...? Tapi... bukankah dia hanya tukang sapu? Bukankah dia mengeluh soal gaji harian yang telat? Bukankah dia sering bilang uangnya cukup hanya untuk beli mie instan?"
Tangannya menggenggam pagar balkon begitu kuat hingga buku jarinya memutih. Dia yakin telah melihat suaminya.
Arjuna menengadah sejenak. Tatapannya menabrak mata Celine.
Ia terdiam. Wajahnya mengejutkan, nyaris takut. Tapi hanya sejenak, lalu ia mengalihkan pandangan, berbicara lagi pada tamu-tamunya seolah tak terjadi apa-apa.
Arjuna kemudian berbisik kepada sekertaris nya. Dia cemas dan takut istrinya mengetahui siapa dirinya yang sebenarnya.
Celine dalam hati, berkata gemetar:
"Apa yang selama ini kau sembunyikan dariku, Arjuna? Siapa kamu sebenarnya...? Benarkah aku tidak salah lihat? Mungkinkah ada sesuatu yang telah kamu sembunyikan?"
Celine buru-buru turun. Ingin memastikan kalau itu memang suaminya.
Didorong rasa penasaran dan kecurigaan, Celine buru-buru menuju arah pria itu berada. Namun begitu ia sampai di koridor tempat pria itu berdiri beberapa detik sebelumnya, ia menemukan… kekosongan. Tidak ada siapa pun. Seolah pria itu menghilang begitu saja.
Celine terlihat kebingungan. Kedua matanya mencari kesana kemari namun tidak menemukan orang yang dia cari.
"Kemana? Kemana pria itu pergi? Aku yakin dia Arjuna" gumamnya Dengan napas memburu dan kepala penuh tanda tanya.
Tak menemukan Arjuna yang tak sengaja ia lihat tadi, Celine memutuskan untuk pergi ke tempat Arjuna bekerja, ingin memastikan kebenarannya.
Rasa lelah yang sedari tadi ia rasakan seketika menghilang karena rasa penasarannya tentang suaminya. Ia pun segera pergi dari sana dengan tergesa-gesa.
Tak lama. Setibanya di tempat Arjuna bekerja, jantungnya mencelos. Kedua mata nya membelalak, dengan mulut menganga—Arjuna ada di sana, mengenakan seragam lamanya yang lusuh, sedang menyapu halaman seperti biasa, tanpa sedikit pun tanda-tanda kemewahan yang tadi ia lihat di hotel.
Celine terpaku. Ia menatap Arjuna dari kejauhan, kebingungan memenuhi benaknya, "Apa aku berhalusinasi? Atau… itu memang orang lain yang mirip Arjuna?" pikirnya dalam hati.
Tapi kegelisahan itu menancap kuat. Ada sesuatu yang tidak beres, dan rasa penasarannya belum bisa diredam.
"Tapi aku tidak salah lihat kalau itu Arjuna. Tapi..... kenapa Arjuna juga ada disini. Mungkin kah hanya mirip? dan aku hanya salah melihat?" Celine benar-benar bingung.
Arjuna menyadari keberadaan istrinya. Ia pun segera menghampiri istrinya.
"Celine ada apa? Apa ada masalah? Tumben datang kesini?" tanya Arjuna dengan wajah yang tampak tidak mencurigakan.
Celine terkejut ketika menyadari Arjuna yang tiba-tiba ada di dekatnya.
"A-aku.... Aku hanya ingin melihat mu dan mengajak mu pulang bersama" jawab Celine cepat dan gugup. Sebenarnya bukan itu yang membuatnya sampai datang ke sana.
"Oh begitu. Baiklah. Tapi tunggu aku menyelesaikan pekerjaan ku dulu" Arjuna sangat bersemangat. Celine mengangguk pelan, memperhatikan kepergian suaminya dengan wajah yang masih menyimpan kegelisahan.
"Apa aku terlalu lelah? hingga mengira orang itu adalah Arjuna?" batinnya. Mana mungkin suaminya adalah orang kaya dengan pakaian mewah seperti tadi. Celine pun menepiskan pikiran nya tentang suaminya dan berhenti mencurigainya.
"Aku sudah selesai. Apa tidak apa-apa aku masuk ke mobil? Maaf, aku masih kotor dan bau" ujar Arjuna. Benar saja, Ketika Celine menatap suaminya, suaminya itu sangat kotor karena debu dan sampah. Hal itu semakin membuat Celine percaya bahwa yang ia lihat tadi benar bukan suaminya.
"Tidak apa. Aku tidak keberatan. Masuklah!" balas Celine.
Arjuna mengangguk senang. Keduanya pun meninggalkan tempatnya setelah masuk ke dalam mobil.
Tak lama. Mobil mewah hitam itu berhenti di depan sebuah rumah mewah bernuansa modern. Celine turun dari mobil dengan langkah hati-hati, menoleh ke belakang saat Arjuna yang segera mencuci tangan dan kakinya di keran air di taman. Tubuh suaminya masih basah oleh keringat, seragam kerjanya yang lusuh tampak semakin dekil setelah seharian bekerja.
Celine sebenarnya sudah terbiasa dengan penampilan Arjuna seperti itu, tapi sejak kejadian di hotel tadi, pikirannya tak bisa berhenti membandingkan sosok Arjuna yang sederhana ini dengan pria berjas mahal yang dilihatnya sebelumnya.
Baru satu langkah masuk ke dalam rumah, suara nyaring yang langsung menghantam telinga mereka.
"Aduh, busuk banget! Baru masuk udah kayak bau comberan!" teriak Bu Sera, sambil menutup hidungnya dengan tisu. "Kamu itu manusia apa gundukan sampah, Arjuna?"
Arjuna menunduk, menahan rasa malu yang seperti menelanjanginya di depan istrinya dan langit.
“Bisa gak kalau datang itu jangan teriak?…” Celine terlihat kesal.
“Lho, kamu bela dia? Kamu nggak nyium tuh? Bau keringatnya nyampur sama bau sampah! Bisa pingsan satu rumah kalau dia masuk rumah pakai baju begitu!”
Arjuna menghela napas perlahan, kemudian berbicara pelan, “Maaf, Ma. Saya langsung mandi saja.”
Ia melangkah masuk dengan kepala tertunduk, tak menjawab lagi meski hinaan masih terdengar dari balik punggungnya.
Celine menatap tajam ibu tirinya yang selalu menghina suaminya.
"Arjuna tunggu" Celine menyusul suaminya.
"Dasar menantu tidak tau di untung. Malu banget punya menantu kayak dia. Anak tiri juga tidak tau diri. Bisa-bisanya dia menikahi pria sampah seperti itu. rumah ini Jadi ternoda dengan kemiskinan" Celetus Sera kesal.
.
.
.
Bersambung.