Penyesalan Tiada Arti

Hampir dua jam hujan deras disertai angin kencang membuat genangan air dijalanan depan rumah karena saluran selokan tertutup daun dan sampah yang berterbangan.

Hujan reda tinggal menyisakan gerimis kecil. Ardi keluar rumah dan mengambil bambu panjang untuk menyodok saluran air yang mampet. Dan genangan air pun seketika hilang.

"Lagi apa bos rajin bener ?"

Suara itu mengejutkan Ardi yang sedang fokus memperhatikan air yang lancar melalui lubang selokan.

" Eh bikin kaget saja No, sudah selesai urusan dengan keluarga mu ?" tanya Ardi.

" Alhamdulillah rampung, tapi saya kesini mau ambil baju-baju saya karena mulai lusa saya sudah dipanggil kerja lagi sama bos saya "

Selesai membetulkan saluran got, Ardi dan Jono masuk ke rumah. Sementara Ardi mandi dan Jono masuk ke kamar nya untuk membereskan barang - barang miliknya untuk dibawa. Dimasukkan nya baju-baju yang menggantung di kapstok serta perlengkapan mandi kedalam tas ransel hingga tas itu menjadi tebal karena isinya penuh.

" Mbak lagi masak apa ?" tanya Jono kepada Yanti ketika melewati dapur .

" Bikin sayur bening, tempe tahu goreng dan sambel, " jawab Yanti

Padahal sayur tadi pagi masih ada karena masak satu panci penuh, namun Ardi tak mau makan terlalu banyak sayur bersantan.

Yanti masak sayur nangka dicampur tetelan sapi dengan kuah santan.

Selesai mandi dan menyisir rambutnya, Ardi keluar kamar untuk menemui Jono. Nining yang sedari tadi bersih -,bersih teras atas dan mengepel lantai yang basah karena hujan angin pun sudah selesai, lalu dia menuju kamar mandi untuk membersihkan badan.

Hatsi ....hatsi .!

Ardi dan Jono bersin - bersin, karena menghirup asap sambal terasi yang sedang di goreng Yanti.

Sementara Yanti cekikikan didapur.

" Mah, buatkan kopi hitam sama teh tubruk ya...bawa kesini !" suruh Ardi ketika Nining sudah selesai mandi.

"Iya Pa" sahutnya sambil berjalan menuju ke bawah .

Di teras atas.

" Jadi beneran nih kamu mau balik kerja ditempat bos mu yang dulu "

" Iya, saya sudah cocok dan sudah lama juga kerja disana."

"Sekarang sudah mulai banyak orderan ke luar kota, jadi saya bisa sering pulang ke kampung !" jawab Jono

" Tapi bukan karena kejadian tempo hari saya marah kan ? saya minta maaf ", sesal Ardi.

" Ah sudahlah, jangan dipikirkan! "

" Saya juga minta maaf, tidak seharusnya ikut campur masalah rumah tangga orang lain"

" Rencana kamu selanjutnya apa , mau maju terus atau mundur ?"

" Berpikirlah dengan bijak, aku sih kasihan dengan anak-anak mu, apalagi istrimu yang sangat baik dan nurut"

" Coba kalo istriku ada diposisi Nining, wahhh .... nggak tau deh, kayaknya sudah jambak-jambakan dan menamparku " ujar Jono sambil tersenyum menyeringai .

"Ini teh dan kopinya !"

Ardi dan Jono terkejut, rupanya Nining sedari tadi mendengar obrolan mereka.

" Mau makan sekarang atau nanti, makanan sudah siap " tanya Nining sambil berlalu.

" iya sebentar lagi, nanti turun "

" Duhh.... Kayaknya istrimu dengerin obrolan kita dari tadi" sambil tepuk jidat nya sendiri.

" Terus gimana bos ?"

" Ah biarkan saja , Nining itu nurut apa yang saya perintahkan !"

" Nggak mungkin dia berbuat nekat yang memalukan !"

" Yuh kita makan dulu, sudah lapar nih perutku !" ajak Ardi

" Tapi saya nanti langsung pulang, nih baju-baju sudah saya masukan dalam ransel " Jono menunjukkan ranselnya yang sudah penuh.

" Kenapa tidak tidur disini dulu, kan mulai kerja masih lusa ?"

" Yah buat persiapan dulu disana, hitung - hitung pemanasan !" jawab Jono

" Oh yaa, sekalian saya minta ongkos "

Ardi masuk ke kamar dan membuka tas lalu mengambil lembaran uang merah dan memasukkannya dalam amplop

Walaupun bulan ini Jono baru 2 mingguan kerja, tapi Ardi membayar penuh gaji Jono

" Ini uang gajimu penuh, berikan pada istri dan anakmu,kasihan di kampung serba kekurangan."

" Jangan kamu kasihkan ke cewek lain yaa ,!" Ardi menggoda.

Karena Jono juga sudah punya dua istri tapi masih sering menggoda perempuan di luaran sana.

" Siap bos, nanti kalau jadi kamu kawin sama Wati, saya minta bonus ya ,!"

" Ahh ...sialan kamu ,uang melulu !" Ardi meninju punggung Jono yang sudah duluan jalan ke bawah.

---+++--