Jangan lupa mampir ditempat ini...!
Menceritakkan seorang cewek ceria dan kocak masuk ketubuh sahabat jauh setelah pergi dan jarang bertemu.
bagaimana kisahnya, dan mampukah dia menerima jadi diri barunya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon THAN PUR2507, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 20.
Mobil mewah edisi terbatas itu seketika berhenti didepan hotel Dion Rajaya. Begitu pintu mobil terbuka keluarlah dua pria tampan dengan setelan jas berwarna hitam dan biru gelap berdiri didepan mobil mereka.
Pria mengenakan jas berwarna biru gelap menatap kedepan dengan penuh kagum dan perasaan tidak sabar untuk bertemu para wanita didalam sana.
Namun lain dengan pria yang sedikit tinggi dari pria disebelahnya. Tanpa menatap kagum melihat hotel bintang lima didepan matanya saat ini.
Ekspresi wajahnya sangat datar dan acuh, sudah sering ia mendatangi tempat seperti ini dan tidak ada yang istimewa dimatanya.
"Gue nggak sabar cari pacar disana, kalau lo gimana Darius?."tanya Alec menoleh kearah Darius sambil merapikan jas yang melekat ditubuhnya
Darius melirik kearah Alec dengan tenang, lalu menjawab dengan datar tanpa minat sama sekali.
"Nggak ada, mending kita masuk kedalam."ujar Darius datar lalu berjalan lebih dulu meningalkan Alec dibelakangnya
Alec yang ditinggal oleh Darius, dengan terburu-buru menyusulnya dari belakang. Berjalan bersebelahan dengan Darius masuk menuju tempat acara berlangsung.
Setelah menaiki lantai tiga, Darius dan Alec berjalan santai menuju tempat acara itu berada. Akan tetapi pada saat mereka berdua berjalan sambil mengobrol pelan.
Seorang wanita mengenakan dress berwarna hitam selutut dengan bahu terbuka. Berjalan dengan anggun mendekati kedua pria muda didepan mereka.
"Darius!."panggil Nabila dari belakang memanggil Darius yang berjalan didepannya
Mendengar namanya disebut oleh seorang wanita Darius menolehkan wajahnya kebelakang bahkan Alec pun turut menoleh dan menghentikan langkah mereka.
Ketika Nabila berdiri menghampiri mereka, Nabila sedikit terkejut ketika melihat keberadaan Alec disini.
Apakah Darius juga mengajak Alec ikut bersamanya?. Padahal Nabila hanya ingin berduaan dengan Darius dan menikmati acara malam ini.
Rupanya harus gagal sebab adanya Alec disini.
"Kamu ajak Alec juga?."ucap Nabila menunjuk kearah Alec dengan wajah tak suka
Niat hati ingin berduaan, namun rencananya malah berantakan karena Alec juga diajak malam ini. Nabila pikir Darius tidak akan mengajak Alec juga.
"Ya memangnya kenapa, biar rame aja daripada cuma berdua."jawab Darius santai menatap Nabila yang tampak tidak suka melihat keberadaan Alec disini
Nabila melirik kearah Alec dengan tatapan kesal, namun seketika berubah tersenyum tipis kearah Darius.
"Nggak papa sih, kamu bener juga."ujar Nabila sedikit terdengar berat untuk menerima Alec ikut bersama mereka
Melihat ekspresi wajah tak suka dari Nabila, membuat Alec memutar bola matanya malas. Alec sangat tahu maksut dari tatapan sinis yang tertuju padanya itu.
Tetapi Alec lebih memilih mengabaikan wanita didepannya, daripada meladeni yang mungkin saja bisa merusak suasana hatinya.
"Yaudah kalau gitu kita masuk yuk, acaranya udah dimulai!."ucap Nabila mengalihkan topik pembicaraan dan mengajak Darius untuk masuk bersama
"Oke!."jawab Darius mengangguk singkat dan juga menoleh kearah Alec untuk ikut masuk bersama mereka juga
Disaat mereka bertiga jalan bersampingan, Nabila yang berada disebelah Darius. Diam-diam memasukkan satu tangannya kelengan Darius tanpa izin dan memeluknya erat.
Merasakan tangannya dipeluk oleh Nabila, dengan perasaan tak suka dan risih Darius melepaskan tangan Nabila untuk tak memeluk tangannya.
"Nabila lepas..?."ucap Darius tegas menjauhkan tangan Nabila dari lengannya
"Apakah kamu nggak suka kalau aku mengandeng tanganmu."ujar Nabila dengan wajah sedih karena Darius menolak untuk bergandengan tangan dengannya
"Maaf, gue nggak terbiasa. Lebih baik kita jalan tanpa harus bergandengan tangan aja oke!."pinta Darius dengan baik menolak kemauan Nabila yang aneh-aneh
Sedangkan Alec yang melihatnya rasanya ingin menertawakan wanita disebelahnya. Disaat melihat ekspresi kesal wanita itu saat mendengar penolakkan Darius.
Sementara disisi lain, Jihan telah berhasil masuk keruang istirahat Iryan berada. Ia bahkan sempat bersembunyi pada saat ada pegawai lain melewatinya.
"Iryan lo ada didalam nggak?."ucap Jihan mengetuk pintu didepannya sekarang dengan suara pelan memanggil Iryan
Pria yang sedang makan malam diruang khusus tersebut, seketika mendengar suara ketukan pintu dan samar-samar juga mendengar suara seorang wanita diluar sana.
Iryan berhenti makan dan melangkah untuk melihat siapa yang datang keruang istirahatnya.
Ketika pintu terbuka, pandangan Iryan sejenak terdiam melihat orang yang tak dikenal berdiri diruang istirahatnya ini.
"Maaf anda siapa ya, dan ada perlu apa anda kemari?."ucap Iryan pada wanita dihadapannya yang juga menatapnya
"Untung lo belum balik kerja!."ujar Jihan lalu menerobos masuk kedalam ruang istirahat Iryan agar keberadaannya tidak dilihat pegawai lain
"Eh kenapa kamu masuk kedalam, ini ruang untuk pegawai pengunjung dilarang masuk."ujar Iryan membalikkan tubuhnya menghentikan wanita itu
Yang begitu saja masuk kedalam ruang ini tanpa persetujuan darinya. Apalagi untuk para pengunjung yang datang dimalam hari ini.
Jihan mendudukkan dirinya dikursi panjang, menarik napasnya lega karena berhasil menemui Iryan disini.
Pada saat Jihan ingin bicara dan menceritakan apa yang telah terjadi padanya. Pandangannya menjadi tertuju pada makanan diatas meja, tanpa ragu ia memakannya karena lapar.
"Eh itu makanan saya, kenapa kamu makan?."lontar Iryan spontan berteriak menghentikan namun wanita didepannya telah melahap makanannya tanpa merasa jijik sama sekali
"Sebenarnya apa keperluanmu disini, aku sama sekali tidak mengenalmu kamu main masuk aja dan menghabiskan makananku. tanpa diminta apa maksutmu?."ucap Iryan mulai bertanya alasan wanita itu kemari
Bahkan jatah makan malamnya telah habis dimakan oleh wanita tak dikenal ini.
"Gue Shella, Iryan!."ucap Jihan setelah mengusap bibirnya dengan tisu disebelahnya yang ia ambil dari tempatnya
Mengatakan secara langsung, meskipun Iryan mungkin tak kan mempercayainya.
"Apa, kamu bukan Shella yang kukenal. Wajah kalian berdua beda jauh?."tolak Iryan tetap mengingat wajah Shella yang ia kenal selama ini
Jihan menegakkan tubuhnya, lalu menatap Iryan yang berdiri didepannya sekarang. Dengan tatapan sulit untuk dimengerti mungkin karena syok mendengar apa yang ia katakan.
"Gue sendiri juga nggak tahu gimana caranya gue bisa masuk ketubuh sahabat gue. Yang paling penting gue masuk ketubuh mantan sahabat gue yang dulu pernah nikung gue dari belakang."jelas Jihan mempersingkat cerita
"Maksut kamu Jihan itu?."tanya Iryan menyimpulkan siapa wanita yang pernah diceritakan oleh Shella saat itu
Jihan menganggukkan kepalanya pelan, membenarkan kalau tebakan Iryan benar. Kemudian Jihan beranjak dari duduknya dan berdiri tepat didepan Iryan dengan wajah tenang.
"Gue butuh bantuan lo buat cari tempat tinggal baru, kosan yang gue tinggali direbut orang. Dan gue nggak bisa ambil balik tempat itu karena diamanin Shena."ucap Jihan meminta bantuan
Saat ini didalam kepala Iryan masih tak mengerti dengan apa yang wanita ini katakan.
Tetapi diperhatikan dari sisi perilaku dan nada bicaranya, Iryan juga merasa tak asing dengan wanita didepannya saat ini.
Kalau wanita ini adalah Shella, apakah ia tidak sedang bermimpi. Untuk membuktikannya Iryan menampar dirinya sendiri berusaha menyadarkan diri dari mimpi.
Mungkin saja ini adalah mimpi ia bisa bertemu dengan Shella yang selama seminggu ini hilang tanpa kabar sama sekali.
"Plaak.."
"Aduh sakit beneran!."gumam Iryan tetap merasakan sakit saat ia menampar dirinya sendiri
Memperhatikan Iryan menampar dirinya sendiri, membuat Jihan mengaruk kepalanya bingung kenapa Iryan menampar dirinya segala.
"Kenapa lo nampar diri lo sendiri sih, aneh!."ujar Jihan bingung melihat ulah Iryan yang membuatnya geleng-geleng kepala itu
Tetapi pada saat ia selesai bicara, tiba-tiba Iryan memeluknya tanpa menjawab pertanyaannya. Memeluknya dengan wajah terlihat sedih disaat memeluk tubuh Jihan didekapannya erat.