Sera hidup hanya dengan paman nya, paman Danu, dan seorang adik bernama sela, sejak kematian orang tua nya sela banyak berubah, ia menjadi pendiam.
sera sangat menyangi adiknya dan paman nya, sejak kematian orang tua nya tujuh tahun silam paman Danu mengajak nya pindah dari Surabaya ke Jakarta.
sela adiknya sekolah kedokteran semester akhir disebuah universitas , sela anak yang periang, ia sangat suka naik motor tapi pada suatu hari sela tidak pulang kerumah bahkan sampai beberapa hari, dan sera harus menerima kenyataan pahit kalau sela sudah meninggal di bunuh.
setelah kematian sela, Sera sering menghabiskan hari nya di jalanan untuk mencari pembunuh adiknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JK Amelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 Pratiwi kabur dari apartemen Sera
Yanuar dan Sera sampai jam 2 pagi, Yanuar menghampiri Sera yang masih tertidur, di usap nya kepala Sera dengan perlahan.
Sera membuka matanya ketika merasa kan kepala nya ada yang mengusap," mas Yan, kok bajunya rapih abis kemana mas," Sera duduk kepala bersandar pada perut Yanuar.
Yanuar memeluk kepala Sera dan membelai nya," mau makan apa, nanti aku bikinin."
" Mie goreng boleh mas," sambil memeluk pinggang Yanuar.
" Ayo aku bikinin," Yanuar mengendong Sera menuju ke dapur, di sofa terlihat Badar sedang berbicara dengan Pratiwi.
Yanuar mendudukkan Sera di kursi makan, kemudian ia memasak mie untuk Sera.
Pratiwi terus memperhatikan mereka, kecemburuan terlihat jelas di mata nya.
" Kamu kenapa Pratiwi, aku lihat kamu tidak suka melihat kemesraan mereka," Badar menatap wajah Pratiwi dengan lekat.
" Eh enggak kok bang, aku hanya senang melihat mereka mesra." Pratiwi berusaha menyembunyikan kegugupannya.
" Jangan coba-coba berpikir untuk memisahkan mereka, kamu akan terluka Yanuar sangat mencintaimu Sera, bahkan ia rela bertahun-tahun mencari nya, aku harap kamu membuang pikiran jelek mu." Badar pergi ke balkon, ia kecewa baru saja ia ada rasa dengan Pratiwi, tapi sikap Pratiwi membuat nya kecewa.
Pratiwi tertegun seperti nya Badar bisa membaca isi hatinya, ia harus berhati-hati pada Badar.
Sementara itu Sera duduk memperhatikan Yanuar yang sedang masak, setelah selesai Yanuar menghidangkan nya di meja sambil membuatnya lemon tea kesukaan sera.
" Ayo makan dek, aku suapin yah ," Yanuar menyendok kan mie ke mulut Sera masih setengah ngantuk.
" Mas makan sekalian," Sera berpindah duduk di pangkuan Yanuar.
Mereka asyik dengan diri mereka sendiri tanpa menyadari sejak tadi seseorang sedang memperhatikan mereka.
Setelah selesai Sera pergi ke balkon menghampiri Badar, sementara itu Pratiwi sudah kembali ke kamar nya, ia menumpahkan semua kekesalan nya, ia menangis sambil menutup telinga nya, ia tidak ingin mendengar Sera dan Yanuar tertawa, itu membuat saya nya sakit.
Pratiwi mengepak pakaian ia berniat pergi dari situ, ia menunggu semua orang tertidur, ia melihat sekeliling suasana mulai sepi ia melihat jam 4 pagi, ia mulai berjalan berjinjit, terlihat Badar dan Yanuar yang tertidur di sofa, Pratiwi tidak melihat Sera mungkin ia sudah tidur di kamar nya.
Pratiwi meninggal kan apartemen Sera, ia mengambil
sekotak perhiasan Sera, ia sudah termakan kecemburuan nya sendiri, ia seperti nya lupa apa yang telah Sera selama ini, bahkan Sera sampai hampir terbunuh untuk menyelamatkan nya.
Pagi hari ketika Sera bangun ia melihat Yanuar dan Badar masih tertidur di sofa, setelah mandi Sera membuat kopi untuk mereka berempat, ia tidak tahu kalau Pratiwi sudah pergi.
Sera mendekati Yanuar yang masih terlelap, ia duduk di samping Yanuar di pencet nya hidung Yanuar, sehingga Yanuar bangun sambil tergagap.
Sera tertawa senang, melihat Yanuar kaget dan langsung bangun," maaf mas."
" Heh... Yanuar menghela nafas, ia kemudian menarik Sera untuk tidur disampingnya," sini," Yanuar menarik dan memeluk pinggang Sera," nanti siang kita menikah yuk."
" Ih apaan sih mas, masa menikah kayak beli bawang." Sera memeluk tangan Yanuar sambil menikmati bau Yanuar.
" Memang kamu tidak mau menikah denganku," Yanuar mencium tengkuk Sera.
" Maulah, nanti mas sabar aku minta waktu," Sera memejamkan mata nya.
Yanuar melepaskan pelukan nya, ia menatap wajah Sera di tatapnya wajah itu begitu dalam, ia mendekati bibir Sera ketika bibir Yanuar sudah mendekati bibir Sera, sebuah jaket melayang ke arah nya.
"Pluk ..eh gila ya kalian, ciuman di depan orang," Badar bangun mengambil jaket nya sambil menatap Sera dan Yanuar yang masih terkejut, mereka memandang Badar terkejut.
" Ya maaf kirain Abang tidur, saya lupa kalau Abang masih jomblo," dengan tidak ada rasa salah sela berlalu dari depan Badar dan Yanuar.
" Yan, apa kamu nanti tahan, dengan sikap nya seperti itu," Badar kesal setengah mati, ia tahu jomblo tapi enggak juga harus di omongin.
Yanuar hanya garuk-garuk kepala melihat Sera dan Badar berantem, ia bangun mengambil kopi dan mengajak Sera ke balkon.
Badar datang mendekati mereka," eh Pratiwi kemana yah, dari tadi aku tidak melihat nya coba kamu cek di kamar nya.
" Oh iya aku sampai lupa," Sera segera bergegas ke kamar Pratiwi, tapi sesaat kemudian Sera datang dengan wajah kebingungan.
" Bang, kok Pratiwi tidak ada yah, baju dan tas nya juga tidak ada, ada apa ya Bang." Sera duduk di samping Badar.
" Hem... anak itu di luar prediksi ku, ternyata dia orang yang nekat," Badar terlihat merenung.
Sera menatap Badar bertambah heran," bang sebenarnya ada apa?"
" Enggak apa-apa, biarkan saja toh kita sudah berusaha membantu nya, kalau dia ingin mencari kehidupan sendiri yah terserah dia."
" Memang sebenarnya ada apa bang," Yanuar menatap ikut menatap Badar.
Badar melirik ke arah Yanuar dan Sera," kok aku kayak maling yang di interogasi, aku juga enggak tahu, coba Sera kamu periksa ada barang atau uang yang hilang tidak."
" Maksud Abang?" Sera semakin tidak mengerti.
" Udah periksa saja," Badar terlihat kesal.
Sera bergegas masuk ke kamar memeriksa barang-barang nya, ia memeriksa dompet nya, ia kaget uang nya tidak ada, dompet nya kosong, Sera cepat-cepat memeriksa laci perhiasan nya, ia melihat satu kotak perhiasan pemberian Yanuar hilang.
Sera cepat-cepat menemui Badar dan Yanuar, ia terduduk di kursi ia tidak percaya Pratiwi mampu melakukan itu, setelah Sera menolong nya dan menampung hidup nya.
" Kenapa apa yang hilang," Badar menatap wajah Sera yang shock.
" Uang dan satu set perhiasan berlian yang di belikan mas Yan hilang." Sera terlihat sedih ia merasa di khianati.
Yanuar terlihat marah," akan aku suruh anak buah ku mencari nya, setelah apa yang kamu lakukan untuk nya, tega sekali ia mencuri dari mu."
" Enggak usah mas, aku hanya ingin tahu kenapa ia melakukan nya dan kenapa ia mengambil perhiasan pemberian mas Yan, padahal perhiasan lainnya banyak," Sera masih shock.
" Aku seperti nya tahu alasan nya, seperti nya ia cemburu sama kamu Sera, ia mencintai Yanuar." kata Badar.
Hah... Sera dan Yanuar terkejut, mereka tidak menyangka alasan Pratiwi melakukan semua nya,"pantas ia selalu ingin dekat mas Yanuar."kata Sera sambil memandang Yanuar.
Sementara itu Pratiwi sedang berada di toko mas, ia sedang menawarkan perhiasan milik Sera, penjaga toko melihat Pratiwi dari atas sampai bawah, ia tidak percaya orang seperti Pratiwi mempunyai perhiasan semahal itu.
Pratiwi mulai gelisah melihat gerak gerik penjaga toko mas yang seperti tidak mempercayai nya.
Penjaga itu pergi menemui seseorang, penjaga toko mas mas itu kembali bersama seseorang seperti nya ia pemilik toko mas, pemilik toko mas itu menghampiri Pratiwi sedangkan penjaga toko mas itu sedang menelpon.
" Mba mau menjual perhiasan ini, apakah mba butuh sekarang?" kata pemilik toko mas.
" Iya pak, saudara saya di rumah sakit butuh biaya besar," kata Pratiwi sambil berusaha tenang.
" Maaf mba paling kita berani beli 200 jt," kata pemilik toko sambil memperhatikan wajah Pratiwi yang gelisah.
" Enggak apa-apa, ya pak segitu juga biarin saya butuh sekali buat biaya berobat," Pratiwi tidak menyangka harga masnya laku mahal, Pratiwi tidak tahu kalau sebenarnya harga nya hampir 500 jt.
" Oh ya, kalau begitu tunggu sebentar," pemilik toko mas itu membawa mas nya ke dalam ia mengambil uang.
Pratiwi semakin gelisah melihat pemilik toko itu mencurigainya, ia melihat ke arah luar, terlihat mobil polisi sedang menepi di depan toko mas, Pratiwi terkejut ia langsung pergi tanpa memperdulikan panggilan dari pemilik toko mas tersebut, Pratiwi membelok arah menghindari mobil polisi, ia kemudian berlari dan menaiki sebuah angkot.
Di dalam angkot Pratiwi terduduk lemas, ia menghela nafas panjang berusaha menenangkan diri, angkot itu sudah berputar putar beberapa kali, tapi Pratiwi belum juga turun sampai pemilik angkot keheranan.
" Mba mau turun dimana," pemilik angkot itu menepikan angkot nya dan menoleh ke arah Pratiwi.
Pratiwi yang bingung tidak punya arah tujuan akhirnya memutuskan turun disitu," oh ya pak di sini, saya lupa maaf," Pratiwi turun ia mengambil uang 50 ribuan untuk diberikan pada sopir angkot.
"Mba kebanyakan, ini kembaliannya," sopir angkot itu memanggil Pratiwi yang bergegas pergi.
" Ambil aja kembaliannya," Pratiwi terus berjalan tanpa menoleh.
" Dasar aneh, ya udah lah rejeki," sopir angkot tersebut kembali melaju kan mobil nya ke jalan.
Cuthel ta...?
t.ksh thor