Farel Stuart Alfredo harus merelakan wanita yang dicintainya secara diam-diam yaitu Salmafina bertunangan dengan kekasihnya.
Nada Maura Hermawan juga baru saja patah hati diputuskan oleh pria yang dipacarinya selama Lima tahun.
Keduanya bertemu di pesta pertunangan Salma dan berakhir di atas ranjang dengan sama-sama tidak menggunakan pakaian.
Sebulan kemudian Nada hamil dan Farel yang mengetahui hal itu langsung berinisiatif untuk bertanggung jawab.
"Ayo kita nikah, aku akan bertanggung jawab!" ucap Farel.
Nada masih tidak percaya jika dirinya hamil oleh pria asing yang baru ditemuinya dipesta sahabat baiknya itu.
Akankah Nada dan Farel bisa mempertahankan pernikahan mereka yang begitu tiba-tiba karena adanya anak di antara mereka, padahal keduanya sama-sama memiliki cinta lain yang sulit dilupakan.
Apakah cinta akan hadir, ataukah mereka memilih berpisah setelah Nada melahirkan?
Yuk ikuti kisah mereka, jangan lupa subscribe like dan kasih gift yang banyak ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Navizaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pernikahan Impian
Happy Reading.
Sesuai rencana, Farel akan kembali ke Jakarta bersama Nada, dia berencana akan tinggal selama seminggu di sana menyelesaikan semua urusan dengan keluarganya dan keluarga Nada dalam seminggu itu
Setelah melakukan check in, Farel dan Nada memilih menunggu di salah satu kedai kopi ternama sampai gerbang keberangkatan terbuka. Farel duduk sendiri di ujung ruangan sambil menunggu pesanannya datang, juga menunggu Nada yang belum kembali dari toilet.
Dua gelas minuman diantar oleh seorang waitress yang tersenyum ramah pada Farel. Pria itu menyeruput cairan berwarna hitam dari gelasnya, tangannya yang bebas memainkan layar gawainya. Dia tertawa melihat banyaknya pesan yang masuk dikirim ke beberapa aplikasi media sosial dan messengernya.
Beberapa dari mereka mengucapkan selamat dengan gambar dirinya bersama Nada sedang berdiri. Ya, Farel sempat memfoto dirinya dan Nada dan mempublikasikan hubungan pernikahan mereka.
Farel memilih-milih pesan itu dan membalasnya dengan terima kasih kemudian memainkan jemarinya di layar ponsel.
Melihat beberapa temannya juga men-tag foto dirinya dan Nada
Karena lingkungan Farel yang berada di lingkaran publik figur, bahkan beberapa kali mengencani selebritis wanita hanya untuk mengalihkan perhatian dari Salma, membuat dia memiliki nama dikalangan selebriti-selebriti itu.
Tidak heran jika hanya dalam beberapa jam saja fotonya bersama Nada tersebar dengan cepat dikomentari oleh banyak orang.
Komentar-komentar mereka sangat beragam, ada yang mengaku patah hati, ada yang ikut senang dan mengucapkan selamat, namun sebagian besar sepertinya membandingkan Nada dengan mantan Farel sebelumnya.
Kebanyakan membandingkan dengan nama Stella, artis yang memang tengah naik daun dan juga akan segera menikah.
Stella memang cantik, tetapi menurut Farel, Nada jauh lebih menarik daripada aktris itu.
Terdengar kursi yang ditarik mengalihkan pandangan Farel. Nada datang dengan wajah masih setengah basah, sepertinya wanita itu habis mencuci wajah, dia duduk di kursi di samping Farel di mana di depannya tersaji coklat panas.
"Masih ngantuk?" tanya Farel melihat wajah lelah Nada meski sudah mencuci wajah.
"Ya, sedikit," Nada menjawab setelah meminum coklatnya.
"Masih ada setengah jam sebelum open gate, mau istirahat dulu?" Nada menggeleng dia meraih tasnya kemudian mengambil ponselnya untuk mengecek pesan di grup kerjanya.
Matanya membesar setelah melihat daya ponselnya habis, pantas saja dari tadi tidak ada dering atau getar dari layar persegi itu.
"Rel, bawa charger nggak?" tanya Nada.
"Bawa kok, tunggu sebentar," Farel membuka ransel kecil yang dia bawa. "Ini," Dia menyadarkan charger pada Nada.
"Makasih ya, aku mau ke sudut sana, di sini nggak ada colokan," Nada berdiri dan membawa tasnya ke meja lain.
Ditinggal sendiri Farel memilih untuk memasang earphone dan mendengarkan musik untuk mengusir jenuh, dia sudah bosan dengan membaca komentar-komentar para penggemar setelah yang mulai memenuhi beranda sosial medianya, lagi pula untuk apa mereka begitu memusuhi kehidupannya.
"Huh," Farel benar-benar merasa bosan, kemudian dia melihat ke arah Nada yang sedang mengutak-atik ponselnya.
Farel menggeser kursi tepat di samping Nada, dia duduk dan langsung mengerutkan kening saat mendengar Nada menggerutu, "ada apa?" tanya Farel.
Nada menggeleng dengan wajah cemberut, wanita itu terus terpaku pada layar ponselnya, jemarinya menari dengan lincah di layar persegi itu, sedikit Farel bisa membaca beberapa kata yang diketik oleh Nada dari nama dan logo yang muncul di grup WhatsApp itu, Farel bisa menebak bahwa Nada sedang gusar karena pekerjaan.
"Lagi bete di marahin atasan, ya?" Akhirnya Farel bertanya.
"Hem, baru ku tinggal sehari aja semuanya udah jadi kacau!"
"Sabarlah nanti kalau udah sampai Jakarta kita urus bareng, masalah apa yang terjadi di perusahaanmu!" ucap Farel.
Nada meraih coklatnya yang mulai dingin dia meneguknya beberapa kali dengan harapan bisa lebih tenang.
Namun, yang terjadi dia malah semakin gusar. Nada menjatuhkan wajahnya di meja, membiarkan pipi kanan nya menempel. Sementara tatapannya tertuju pada Farel. "Aku pusing, banyak banget yang membuatku kesal akhir-akhir ini!"
Farel ikut menjatuhkan kepalanya di meja, menempelkan pipi kanannya dan menatap depan. "Tidak apa-apa, aku mau kok jadi sasaran kekesalan mu, daripada dipendam jadi penyakit." Farel jadi pahan kenapa sikap Nada selama ini terkesan jutek dan galak. Mungkin karena banyaknya masalah dihidupnya. Bahkan dia juga menjadi salah satu bagian masalahnya.
Mereka saling menatap dalam, Farel suka menatap wajah Nada yang sedang tersenyum. Terlihat cantik dan menggemaskan. Matanya akan mengecil ketika kedua sudut bibir nya ditarik ke atas.
"Aku selalu memimpikan sebuah pernikahan dan anak," ucap Farel yang membahas topik lain.
Pasangan pengantin baru itu masih anteng menyandarkan kepalanya di meja sambil bertatap.
"Itu impian semua orang," Nada menimpali.
"Ya, tapi aku sudah merancang segalanya, bahkan sebelum orang seusia ku berpikir tentang sekedar memiliki pacar," tambah Farel.
Mata Nada membesar dan kening nya mengkerut. "Emang waktu itu umur berapa?"
Farel tersenyum tipis dan menjawab, "dua belas tahun."
"Pantas saja kamu mesum, baru bocah udah kepikiran nikah," cibir Nada.
Farel mencubit pipi Nada dan tertawa kecil, "dasar otak dangkal, memang nya nikah itu mesum?"
Farel kembali mengingat impian masa kecilnya, dia ingin cepat dewasa agar dia bisa menikahi Salmafina. Sehingga dia bisa memenuhi keinginan wanita itu untuk menjadi ibu yang baik.
Setelah menikah dia akan menjadikan Salma sebagai wanita yang paling bahagia. Mereka akan membentuk keluarga kecil yang tak terpisahkan, bermain dan bercanda bersama.
"Apalagi yang kamu pikirkan kalau bukan mesum!" ucap Nada
"Ah, udahlah, otakmu gak bakalan sampai!" ejek Farel.
"Otakku masih bersih ya, gak kotor kaya kamu!"
"Ya, ya istriku yang polos dan selalu berpikir bersih tanpa curiga terus!" keduanya masih sama saling menyindir.
Nada mengangkat kepalanya dari meja. Dia meregangkan lehernya sejenak kemudian berlipat tangan menatap Farel dengan tajam.
"Aku juga punya pernikahan impian pernikahan, bukan cuma kamu aja!"
Bersambung.
*
*
*
Hai, aku ada rekomendasi karya bagus banget nih punya sahabat aku..
sungguh mantap sekali 👍👍
terus lah berkarya dan sehat selalu 😘😘