Pelangi adalah gadis kecil yang sangat cantik, wajahnya sempurna dengan gurat timur tengah bercampur India, setidaknya itu yang biasa dikatakan para warga didesanya meski sebenarnya iapun tak tahu pasti mengenai asal usul hingga dirinya memiliki wajah seperti itu, Saat bayi ia ditinggalkan begitu saja didepan pintu sebuah panti asuhan, hujan yang reda seakan menyambut kedatangannya, itulah kenapa ia diberi nama Pelangi.
Ia adalah penghuni panti yang paling lama, ia tinggal selama 16 tahun, meski banyak yang ingin mengadopsinya saat kecil namun semua mengurungkan niatnya tatkala mengetahui jika gadis itu mengalami gangguan Jantung serius sejak lahir.
Dan karena sebuah kesalahpahaman, seorang pemuda kaya dengan julukan casanova berusia 24 tahun, memgambil secara paksa mahkota lambang kesucian gadis malang 16 tahun tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deodoran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
"Kau baik baik saja nona Pelangi?" Tanya Melvin, melihat wajah pelangi yang tiba tiba berubah pias.
Sementara Daffin lagi lagi menatap telapak tangannya lalu mengamati wajah Pelangi.
Sesuci itukah dia?
gadis polos?
Daffin tersenyum miris, ternyata masih ada gadis suci lainnya didunia ini selain gadis tanpa wajah dan nama yang tak pernah hilang dari pikirannya.
Mungkin ia akan kagum jika saja Pelangi bukan anak dari wanita masa lalu ayahnya.
Pelangi mengangguk pelan dengan tatapan kosongnya, menjawab pertanyaan Melvin jika ia baik baik saja meski sebenarnya tidak.
"Jadi kau setuju Pelangi?" Ragu ragu Melvin bertanya, awalnya ia antusias karena Daffin memutuskan untuk memberikan uang 5 milyar, tentu uang segitu sangat banyak bagi Pelangi mengingat kondisi kehidupannya yang masih tinggal di kontrakan kumuh.
Namun gadis itu malah memilih untuk mengambil 250 juta yang sejak awal memang sudah menjadi hak miliknya.
"Pelangi setuju Tuan"
Akhirnya proses penandatanganan surat perjanjian berjalan dengan lancar.
Risman menelpon Melvin dan bertanya mengenai perkembangan usahanya untuk membuat pelangi setuju, dan begitu mendapat jawaban memuaskan pria paruh baya itu mengusap dada dengan perasaan lega, karena sedari tadi Alexander terus meracau sambil menyebit nama Daffin dan Pelangi.
Saat pertama melihat Pelangi dikediaman Dokter Isyana, hati Alexander memang langsung mantap mengatakan jika Daffin harus menikahi gadis itu !
"Daffin, paman Alexander semakin kritis kita diminta kembali," Saat genting seperti ini Melvin baru menyebut Paman, padahal biasanya ia memanggil dengan sebutan formal antara bawahan dan atasan.
Daffin tak banyak berfikir, ia segera berdiri untuk bergegas keluar, namun baru saja kakinya hendak melangķah keluar ia menoleh dan melihat Melvin tengah mengajak Pelangi untuk ikut serta, Seperti yang diminta Risman.
"Pelangi akan menyusul Tuan" Ucap Pelangi lembut.
"Tidak Pelangi kau harus ikut sekarang" melvin sedikit memaksa.
Tak ingin membuang lebih banyak waktu Daffin segera berbalik dan menarik tangan Pelangi dengan kasar keluar dari rumah dan menyusuri gang sempit dengan setengah berlari.
Daffin membuka pintu dan meminta Pelangi untuk duduk di jok belakang.
Ditarik tiba tiba seperti itu membuat Pelangi tak berdaya, Detak jantungnya seakan tak beraturan bukan karena deg degan ditarik pria tampan melainkan takut kejadian itu akan kembali terulang.
Pelangi meremat dada sebelah kirinya kuat.
Sakit...ketika dia berdetak tak karuan seperti ini.
Mengapa Tuhan melarang manusia membunuh dirinya sendiri? Fikiran seperti itu tak pernah lepas dari benak Pelangi disaat kehidupan yang ia lalui terasa begitu berat.
Ia bodoh karena setuju untuka menikah dengan pria yang memperkosanya, namun bayangan Dokter Isyana yang sangat menghargai Alexander dan seakan ingin melihat pria itu bahagia disisa hidupnya terus menari dikepalanya.
Lagi pula benar yang dikatakan Melvin, ia tidak dirugikan meski bukan 5 milyar setidaknya kini Pelangi bisa menjalani hidup dan fokus pada penyakit jantungnya tanpa takut kehilangan tunjangan dan kekurangan uang.
Yah 250 juta sudah lebih dari cukup untuk menunjang kehidupannya.
.
.
.
Paula terus terisak di samping Alexander, sementara Risman bersama dua orang pemuka agama yang bisa ditebak melalui penampilannya hanya berdiri dengan menatap sedih.
"Ayah...." Panggil Daffin langsung meremas tangan sang ayah.
Alexander memberi mengatupkan matanya agar Daffin mendekatkan wajahnya.
"Waktu ayah sudah tidak banyak lagi nak, ayah ingin melihatmu segera menikah"
"Tentu ayah" Daffin mengangguk mantap dan bergeser sedikit agar Alexander bisa melihat Pelangi yang berdiri didekat pintu masuk.
Gadis itu hanya menuduk dengan air mata yang berderai.
Tak lama kemudian Risman dan beberapa pemuka agama mulai menyiapkan tempat untuk proses ijab qabul.
Pelangi yang bingung dengan kesendiriannya ditambah lagi tatapan mata membunuh dari Paula saat melewatinya dan keluar karena tidak rela menyaksikan pernikahan sang anak, hanya bisa menghela nafas.
"Paman bisa berbicara sebentar" Pelangi memberanikan Diri untuk berbicara dengan Risman.
"Iya nak, kita bicara diluar" Risman merangkul pundak Pelangi dan membawanya keluar.
Mereka berdua duduk disebuah kursi panjang.
Sementara Melvin mengekor dari belakang namun dengan jarak yang tidak terlalu jauh sehingga masih bisa mendengar pembicaraan pelangi dan Risman yang tidak menyadari keberadaannya.
Tanpa maksud menguping, namun sebagai asisten Daffin yang akan segera menikahi Pelangi, melvin merasa punya tanggung jawab kepada gadis itu.
Melvin bersandar pada tembok disamping pintu sambil memainkan ponsel namun fokusnya tetap kepada Pelangi.
"Paman, Siapa yang akan jadi wali nikah Pelangi?"
"Wali hakim Nak" Risman mengusap pucuk kepala gadis kecil itu, meski usianya sebentar lagi akan 20 tahun.
"Tapi pelangi tidak punya nama belakang paman" Pelangi tertunduk, ia adalah anak panti yang tidak tahu nasabnya.
Risman paham nama belakang apa yang dimaksud oleh gadis yang kini duduk disampingnya, ia dan Alexander memang sudah tahu mengenai status Pelangi yang hanya seorang anak angkat.
"Nama belakang tidak diperlukan nak, namamu saja sudah cukup indah untuk menjadi bagian dari kalimat ijab qobul"
Pelangi mencoba tersenyum hangat, seperti senyuman yang biasa ia singgungkan setiap harinya, pada dasarnya Pelangi adalah gadis ceria namun ia ragu apakah setelah menikah ia masih bisa tersenyum.
Saat kecil Pelangi sering diajak menghadiri acara akad nikah para warga desa oleh bunda siti.
"Bunda binti itu apa? Kenapa setiap orang menikah namanya binti?" Pertanyaan itu lolos begitu saja dari bibir seorang gadis kecil yang sangat polos.
"Binti itu artinya anak perempuan sayang"
"Ooh Pelangi tahu bunda, berarti setelah binti nama ayahnya ya??"
"Anak Bunda memang pintar" Bunda siti tersenyum.
"Bunda kalau besar nanti Pelangi menikah Pelangi akan disebut Binti siapa? Apa boleh binti paman satria?"
Pelangi memukul Dadanya pelan dengan mata yang berkabut, Beberapa detik yang lalu Risman permisi untuk kembali mempersiapkan proses ijab qobul dengan penghulu.
Hari ini Pelangi akan benar benar menikah tanpa menggunakan nama belakang apapun, dan akan diwalikan oleh orang KUA.
"Pelangi..." Gumam Melvin lirih, entah mengapa ia merasa sesak didada saat melihat kondisi gadis yang nampak sangat menyedihkan itu.
Nama Belakang? Melvin masih menerka maksud pembicaraan Pelangi dengan Risman barusan.
.
.
Daffin duduk berdampingan dengan Pelangi, Risman dan Melvin bertindak sebagai saksi peenikahan mereka secara agama namun bukan siri karena Risman dan Alexander nyatanya sudah mengurus surat nikah mereka jauh2 hari sebelumnya.
"Saya terima nikahnya Pelangi dengan mahar satu juta rupiah dibayar tunai karena Allah" Daffin mengucapkannya hanya dengan satu kali tarikan nafas. Mahar satu juta berasal dari jumlah uang tunai yang ada di dompet Daffin.
Alexander tersenyum saat para saksi langsung berucap sah.
Penghulu menuntun Pelangi agan mencium dengan takzim punggung tangan pria yang baru saja menjadi suaminya itu.
Tangan Pelangi bergetar Hebat saat menyentuh tangan Daffin, ia menangis dan menyisakan bulir air mata diatas tangan pria itu, ada rasa bersalah dan takut yang ia rasakan bersamaan.
Takut karena kini ia sudah menjadi istri pria yang sangat ia benci, dan menyesal karena sudah menjadi manusia yang menjadikan pernikahan yang sakral sebuah permainan di depan orang yang sangat mempercayainya yakni Alexander.
'Maafkan Pelangi Uncle' batinnya.
smoga sehat slaku dn terus success thor
wlau melvin smbunyikan
lari sja rainbow jauh2