🚨Warning 🚨
Dapat menyebabkan keram pipi, sakit perut, guling-guling dan hal aneh lainnya.
Bersembunyi lah dari jangkauan orang lain!!!!
Bercerita tentang pernikahan yang diawali oleh sebuah perjodohan. Cerita biasa yang sering kita baca bukan???
Tapi disini mereka adalah sepasang manusia yang memiliki sifat yang saling bertolak belakang...
Zee yang memiliki sifat humoris, pecicilan, rusuh dan selalu membuat masalah harus dijodohkan dengan Guntur yang memiliki sifat dewasa, dan tidak banyak tingkah, hidup layaknya orang pada umumnya.
Siapakah diantara mereka yang akan berubah setelah menikah?
Akankah Zee yang menjadi dewasa, ataukah Guntur yang ketularan somplak seperti istrinya?
Selamat senam wajah gratis Pemirsaaaaahhh...🙏🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ciuman jilid satu
Tak terasa dua bulan sudah mereka menikah, dan hebatnya sampai saat itu Zee masih pe,,ra,,wan. Selama ini mereka tidur dalam ranjang yang sama, tapi tidak lebih dari sekedar pelukan, karena Zee yang tidurnya rusuh, hingga Guntur harus memeluknya agar dia tidak kena tendang atau kena pukul.
Bukan perkara mudah bagi Guntur, dia lelaki normal yang terkadang sulit sekali mengontrol hawa nafsunya. Jika itu terjadi olahraga lah yang menjadi sasarannya, kadang dia lari di track mil hingga lebih dari 1 jam atau push up sebanyak 200-300 kali.
Seperti saat ini, ketika Zee keluar dari kamar hanya mengenakan baju tidur warna pink yang sangat transparan sehingga bra dan CD-nya terlihat sangat jelas, juga bayangan perut datar yang putih mulus yang terpampang jelas membuat Guntur menjatuhkan toples cemilannya.
"Kak masa Kak Nana ngasih baju beginian buat aku! Coba liat deh! ini sih sama aja kayak telanjang ya?" Kata Zee begitu polos. Dia tidak tahu bila kelakuan absurd-nya itu sudah menyiksa jiwa suaminya secara tidak langsung.
"Kata Kak Bian Kakak suka kalo aku pake baju ini. Emang bener?" Lanjutnya sambil mendekat ke arah Guntur, yang pikirannya sudah seperti Bantar gebang. Kotor.
Tong,,Tong,,sabar Tong…!!! Ni bocah mau bikin gue pendek umur apa ya??
"Kak Guntur kenapa kok bengong aja?"
Tanpa berpikir panjang Guntur langsung menarik tangan istrinya, sehingga membuat Zee jatuh ke pangkuannya kemudian ******* bibir mungil istrinya yang terasa begitu manis.
"Kakak ngapain sih? Bikin aku merinding." Ucap Zee, melepaskan ciumannya yang merupakan ciuman pertama bagi Zee.
"Ngajarin kamu private ciuman. Kamu belum pernah ciuman kan?"
Dengan polosnya Zee hanya menjawab "Ooohh.." kemudian melanjutkan ciumannya mereka, Guntur mengarahkan Zee agar mengalungkan tangannya ke lehernya. Sedangkan Guntur semakin erat memeluk tubuh mungil istrinya, ciuman mereka semakin memanas, kini lidah mereka saling bertautan, saling menghisap, Zee yang awalnya canggung, kini nampak sudah menikmati ciuman mereka, Guntur semakin merapatkan tubuhnya dengan istrinya, memeluk erat tubuh mungil Zee, tak ada penolakan sedikit pun dari Zee, hingga akhirnya Guntur memberanikan diri untuk menyentuh gundukan kembar yang cukup besar milik istrinya yang belum pernah ia sentuh sebelumnya.
Tapi….
"Udah dulu ah belajar ciumannya, aku udah ga bisa napas." Melepaskan diri dari pelukan suaminya, dan meninggalkan Guntur begitu saja.
Guntur tidak percaya dengan apa yang baru saja istrinya lakukan kepadanya.
Dia hanya bisa bengong sambil melihat punggung Zee yang menjauh meninggalkannya.
"Jadi dia percaya kalo gue lagi ngajarin dia ciuman?" Dia berkata pada dirinya sendiri. Kemudian menjatuhkan tubuhnya pada karpet dan berguling-guling kesana kemari. Frustasi…
*
Setiap hari Zee memasak sarapan untuk mereka, layaknya seorang istri dia begitu sigap dalam hal memasak. Cuma masak doang loh, selebihnya tak ada yang dia kerjakan, karena setiap pagi ada bibi yang membantu mereka beres-beres dan mencuci baju.
Setiap pagi dia menyiapkan segala keperluan Guntur, mulai dari setelan kerja, tas kantor, sepatu dan juga hal terpenting buat Guntur yaitu memasangkan dasi, hanya itu lah yang bisa dia kerjakan selebihnya bibi pembantu yang melakukan tugas rumah tangganya.
"Kakak emang ga punya dasi warna cerah ya?" Sambil memilih dasi untuk dipakai suaminya.
"Aku kurang suka sama warna-warna yang mencolok, apalagi yang ngejreng-ngejreng. Norak." Jawab Guntur apa adanya.
"Kan hidup itu penuh banyak warna Kak, ga cuma itu-itu aja. Nanti kapan-kapan aku beliin deh dasi yang warnanya lebih terang dan lebih cerah."
Deg…
Jangan bilang dia nyuruh gue pake dasi warna pink ya?! Guntur bergidik ngeri.
"Nanti sore kamu dijemput sama supir ya, kayaknya aku pulang malem. Ntar kamu diantar ke rumah Mama dulu, (maksudnya rumah Mama Vivi) takut kesel nunggu aku, jadi nanti aku langsung jemput kamu dari sana." Ucap Guntur.
Semenjak menikah, Guntur selalu mengantar jemput istrinya. Karena Zee tidak bisa membawa kendaraan apapun baik motor, mobil bahkan sepedah sekalipun.
Zee yang sedang memasangkan dasinya mengangguk sebagai tanda setuju, sedangkan Guntur memanfaatkan momen itu untuk memeluk pinggang kecil Zee. Karena posisi Guntur yang duduk di ranjang sedang Zee berdiri di hadapannya. Kan tinggi mereka tuh jauh banget 182 Vs 150.
"Kamu ga ada kelas hari ini?" Tanya Guntur yang masih melihat Zee masih mengenakan kaos longgar favoritnya.
"Ada, tapi siang. Nanti aku berangkat dari toko aja." Jawabnya
"Oh,,, yaudah aku berangkat kerja dulu." Pamit Guntur, kemudian mengecup pipi istri kecilnya.
Ketika Guntur membuka pintu apartemen bersamaan juga sang bibi yang membantu beres-beres dan mencuci datang.
"Udah mau berangkat Pak?." Sapa wanita yang umurnya kira-kira di pertengahan empat puluh tahunan.
"Iya bi, titip Zee ya Bi, sekalian ajarin dia beres-beres Bi!"
"Iiiisstt apaan sih Kakak. Kalo nanti aku bisa beres-beres, jadinya kita ga butuh Bibi lagi. Kan kasian dia gada kerjaan. Ya kan bi?"
Bibi itu pun hanya bisa tersenyum.
"Ngeles mulu kayak bajay." Kata Guntur.
"Ya udah aku berangkat ya, Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam." Jawab Zee dan bibi pembantu itu kompak.