perjalanan seorang anak yatim menggapai cita cita nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membantu Di Bengkel
Dengan melewati jalan pintas gang Dakwah dan gang pelita 1, tak butuh waktu lama mereka telah sampai di bengkel Om Siregar, saat sampai para karyawan bengkel pada sibuk semua, hari ini bengkel om Siregar penuh dengan kendaraan.
" nak kau Hadi, kau dempul bodi mobil ini, sekalian amplas, ada tiga bagian itu yang harus kau dempul, " ucap Om siregar menunjuk kijang kapsul yang terlihat masih bagus hanya saja ada penyok dan lecet di beberpa bagian, seperti habis menyerempet sesuatu
" siap om. " jawab Hadi, ia mengambil dempul dan amplas di gudang Bengkel,
Pekerjaan Hadi di bengkel memang seperti itu, hanya pekerjaan ringan bagian luar, seperti menghamplas, menambal ban, dan mendempul, untuk bagian pengecatan ada orang lain yang di khususkan bagian pengecatan.
Sebelum di dempul bagian yang penyok di kelupas terlebih dahulu dan di hamplas kalau tidak begitu maka dempul tak akan menempel ,juga nanti hasilnya akan menonjol tidak rata dengan bodi sebelumnya .
Karena sudah terbiasa Hadi bisa cepat mengerjakam pekerjaan itu.
" Om sudah beres, coba om periksa sudah benar belum " ucap Hadi melapor,
" Aih, cepat kali kau Hadi, tunggu biar ku tengok hasil pekerjaan kau " sahut om Siregar , ia bangkit dari duduknya menuju mobil yang di dempul oleh Hadi .
" Bah , makin halus kerja kau Hadi, bagus itu, ini sudah benar, tinggal di cat saja " ucap Om Siregar senang
" Kau mau pulang apa mau nunggu om pulangnya?" Tanya Om Siregar
" Kalau ga ada kerjaan lagi aku pulang saja om, tapi kalau ada kerjaan biar aku kerjakan sekarang" ucap Hadi.
" Ada bagian nambal ban Fuso itu , kau mana kuatlah," ucap Om Siregar , Hadi nyengir. Karena memang ban yang harus di tambal tinggi nya saja sedada dia. Bukan nambalnya saja yang susah, tapi membuka dan mengeluarkan ban dalam nya yang sangat sulit.
" Kalau begitu aku pulang saja om, belum kuat aku buka ban itu sendiri. " Jawab Hadi .
" Ya sudah hati hati kau di jalan, itu kau pakai saja sepeda pak hari ," ucap Om Siregar menunjuk ke arah sepeda federal .
" Ya om" ucap Hadi , ia memang sering memakai sepeda itu, nanti om Hari akan pulang bersama om Siregar .
" Baiknya kemana yah" gumam Hadi melihat masih jam 4 sore .
" Ke rumah Doni saja lah " ucap nya setelah berpikir .
Hadi mengayuh sepedanya , tak butuh waktu lama hanya melewati gang PU sudah sampai di rumah Doni, rumah Doni selalu ramai, karena ibu Doni membuka warung, dan menjadi tempat timer bus DAMRI. Tepat di depan komplek perumahan PTP N 7 . Di jalan Teuku Umar.
" Assalamualaikum " salam Hadi saat sampai di depan rumah Doni.
" Waalaikum salam, eh Hadi, ke belakang saja langsung ,Doni lagi nangkap ayam, di belakang" sahut seorang wanita , kakaknya Doni yang sudah akrab dengan Hadi.
" Iya mbak makasih" ucap Hadi dan langsung ke belakang rumah lewat gang samping nya .
" Keok"
" Keok"
Dari halaman belakang terdengar suara ayam bekeok keok, sepertinya Doni berhasil menangkap ayam yang di suruh
" Kenapa di tangkapi Don?" Tanya Hadi yang melihat banyak ayam yang di ikat tali.
" Ada yang borong, Di, kamu tumben kesini , ga kerja?" Tanya Doni,
" Baru pulang , mana lagi yang mau di tangkap ?" Ucap Hadi sambil menggulung lengan bajunya
" Udah semua, yang itu mah Bangkok, ga di jual sama bapak buat pacek katanya" sahut Doni menunjuk sepasang ayam yang bertubuh besar.
" Ini bantuin bawa ke depan saja" pinta Doni .
" Ok," tanpa banyak omong Hadi membawa ke depan semuanya ada 20 ekor Hadi dan Doni membawa sepuluh ekor perorang
Keok
Keok
Plaaak
Plaaak
Beberapa ekor ayam berusaha melepaskan diri ber keok keok sambil mengibaskan sayapnya .
Di depan ibu Doni sudah menunggu, di samping mobil carry
" Langsung taruh saja di dalam Hadi," ucap Bule Siti, ibunya Doni
" Ya bule, " sahut Hadi ia dan Doni meletakan ayam yang di bawanya ke dalam mobil carry itu
" Mambu pitik" ejek Hadi sambil menutup hidungnya.
" Sialan , mandi di sumur umum Andri yuk?" Ajak Doni.
" Ayo, " Hadi setuju, di samping rumah Andri memang ada sumur umum, kalau lagi musim hujan sepi , tetapi kalau sedang musim kemarau ramai di penuhi orang.
Rumah Andri tak jauh dari rumah Doni, di belakang rumah Hadi sebenarnya, hanya saja terhalang kantor PTP N 7, jadi harus memutar melewati gang kelinci .
" Wah , wah tumbenan kok kalian kemari?" Andri yang melihat Doni dan Hadi datang langsung bertanya.
" Ini ada orang mambu pitik mau numpang mandi , ha ha ha" sahut Hadi , Doni nyengir .
" Di rumah lagi rame orang, aku abis nangkep ayam jadinya bau " ucap Doni.
" Indri , buatkan kopi yah " teriak Andri pada adiknya .
" Ya kak," terdengar sahutan dari dalam. Indri hanya selisih satu tahun dari Andri , dan akrab dengan Doni dan Hadi, sebenarnya mereka berlima, ada teguh ,dan Waluyo yang selalu bersama saat di sekolah . Namun rumahnya jauh , mereka hanya berkumpul saat di sekolah saja.
Tak lama, Indri membawa tiga gelas kopi , tapi saat melihat hanya ada Hadi ia menatap kakaknya.
" Doni lagi mandi, taruh saja di situ" ucap Andri
" Oh, ini kak di minum kopinya ," ucap Indri sambil meletakan gelas di hadapan Hadi.
" Makasih yah , kamu makin cantik deh" goda Hadi , membuat Indri tersipu malu.
" Hei , hei, adek gw" seru Andri yang melihat Hadi menggoda adiknya.
" Yee, siapa yang bilang Ade gw, orang cuma bilang cantik kok" seru Hadi. Tertawa kecil.
" Eh, tadi gimana ceritanya Sutopo tiba tiba nendang loe!" Tanya Andri yang ternyata masih penasaran.
" Ga tahu ,gw lagi duduk di pinggir lapangan eh dia tau tau Dateng nendang" ucap Hadi.
" Eh, loe ga tau kalau Sutopo cemburu sama loe?" Doni yang baru beres mandi masuk ke dalam rumah Andri.
" Cemburu !?, kenapa cemburu sama gw ?" Tanya Hadi tak mengerti.
" Aduuuh, loe ini gimana sih, Rini kan pacarnya Sutopo, beberapa Minggu ini kan selalu ngedeketin loe" ucap Doni .
" Ah, kan cuma deket, ga ngapa ngapain" kata Hadi ga mengerti
" Bagi loe ga apa apa, tapi mungkin Sutopo cemburu, elo ga sadar selama ini, di ajak ke kantin , di ajak main ke rumahnya , kayanya Rini suka deh sama loe" timpal Andri .
" Lah kan dia minta di ajarin fisika" bantah Hadi.
" Minta di ajarin biologi kali, sistem reproduksi, ha ha ha" goda Doni . Hadi nyengir.
" Maunya sih begitu," sahut Hadi.
" Huuuu" sorak Doni dan Andri serempak .
" Terus gimana nanti, gw dengar Sutopo mau bawa teman" ucap Doni khawatir.
" Ya hadapilah, masa mundur, tapi itu terserah kalian" ucap Hadi sambil memandang kedua sahabatnya,
" Ooh, pasti maju dong, tapi kita harus ada persiapan. " Ucap Andri.
" Iya, di rumah ada pipa jok sepeda yang ga kepake, nanti gw bawa itu aja" ucap Doni .
" Gw ada kunci inggris kecil, paling gw bawa itu , loe bawa apa?" Tanya Andri pada Hadi.
" Gw bawa pasir aja" jawab Hadi santai.
" Lho kok pasir ?" Tanya Doni heran
" Kalau mereka menyerang keroyokan , taburin ke matanya, pasti nantinya nyerang teman mereka sendiri" jawab Hadi
" Eh iya juga yah, kalau mereka ga bisa lihat kita tinggal gebukin aja " kata Andri yang menyadari ucapan Hadi.
Mereka berbincang bincang sambil bercanda ,saat mau magrib baru Doni dan Hadi berpamitan pulang.