Lin Yi Yue hanya punya satu keinginan, terbang bebas. Dia tidak ingin lagi terikat atau pun terkurung dalam sangkar lagi.
Bertemu Bai Ruyi membuat perasaannya campur aduk, harusnya ada rasa benci tapi mengapa juga ada harapan. Pria itu memberikannya janji yang indah, berkata akan mengubah sangkar menjadi rumahnya dan akan menemaninya terbang kemana pun.
Lin Yi Yue menginginkannya, tapi apakah itu mungkin? Beban yang dia tanggung sangat besar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Velika Sastra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Monster Rakus
''Senjata apa itu? Bahkan bisa mengurung iblis.'' Bai Ruyi menatap gulungan lukisan di tangan Lin Yi Yue.
Sudah setengah jam berlalu ketika Lin Yi Yue berhasil mengalahkan iblis kecil dan mengurungnya dalam lukisan. Warga Kota bersikeras mengadakan jamuan sebagai bentuk terima kasih.
''Lukisan ini adalah penjara mereka untuk sementara.''
Kini keduanya berada di kediaman Wali Kota, semua orang tengah sibuk mempersiapkan jamuan. Aroma daging panggang tercium menyatu di udara. Hari mulai malam, waktu setengah hari hampir berakhir.
''Lalu dimana penjara mereka sebenarnya? Apakah ada di Paviliun Bai Yue?''
''Belum dibuat… Penjara yang dibangun harus menggunakan darah api…'' Lin Yi menatap tajam ke depan, berusaha mengingat kenangan masa lalu.
''Darah api?''
Tersenyum sinis, ''Untuk menyucikan energi jahat, nanti kamu sendiri yang harus menjaga penjara itu.''
Bai Ruyi mengangguk mengerti, ''Lalu kapan kamu akan mulai membuat penjaranya?''
''Tidak akan lama lagi, hanya kurang satu bahan. Baiklah kita harus pergi ke Kota berikutnya.''
''Tunggu! Setidaknya pergilah setelah perjamuan selesai. Kamu tidak lihat banyaknya makanan yang mereka siapkan, jika pergi begitu saja mereka akan sedih.''
Lin Yi Yue melompat, menaburkan bubuk. Ketika warga Kota menciumnya mereka perlahan tertidur. Lin Yi Yue bergegas menuju gerbang Kota.
''Tunggu aku!''
Bai Ruyi menatap para warga yang tertidur, lalu bergegas mengambil daging panggang menyusul Lin Yi Yue.
''Yi Yue, makan ini.''
''Tidak malu mencurinya?''
Bai Ruyi membuka gigitan besar, ''Kenapa malu, ini untuk kita juga kan.''
****************
''Kabut di sini sangat tebal, Yi Yue apa kamu tidak merasa kedinginan?''
''Tidak sama sekali.''
Bai Ruyi menoleh, Lin Yi Yue telah mengenakan jubah berbulu. Pantas saja ia bilang tidak merasa dingin.
Lin Yi Yue melihat ke atas, kabut di Kota ini sepuluh kali lebih tebal dari kabut di Kota Yu. Ia dapat merasakan energi jahat berkeliaran bebas di dalam.
''Kamu tunggu di sini.''
''Kenapa?''
Berbalik, ''Sebentar lagi akan ada puluhan orang yang datang kemari, kamu harus menghadang mereka, jangan biarkan satu pun masuk ke dalam Kota.''
''Kenapa?''
''Bai Ruyi kenapa kamu jadi begitu cerewet.'' Lin Yi Yue terdiam heran, ia pikir hanya Chen Lai yang cerewet. ''Berikan mutiara api padaku.''
''Maksudmu mutiara bunga api.'' Bai Ruyi memberikannya.
''Dengan mutiara ini aku bisa menghadapi energi jahat di dalam. Tapi selama itu akan ada kebakaran besar, jika kamu membiarkan orang lain masuk, mungkin akan mati.''
''Baik aku mengerti.''
Lin Yi Yue berjalan masuk, ''Oh benar, jangan beritahu apapun soal permata itu.'' Tunjuknya pada permata di gagang pedang Bai Ruyi, melihat pria itu ingin berbicara, ia buru-buru berucap. ''Jangan tanya kenapa lagi, lakukan saja!''
Sepasang kaki telanjang itu menyusuri jalanan Kota. Kerusakan terjadi dimana-mana, kabut menghalangi pandangan, energi jahat berterbangan. Suara kunyahan terdengar dari kejauhan.
Lin Yi Yue berkedip bingung, ''Siapa yang makan, bukankah tidak ada manusia di sini? Apa iblis?''
''Aku tidak bisa melihat!''
Ia mengeluarkan jimat, meniupnya. Namum kabut terlalu tebal, tidak bisa melihat apa pun. Tangannya telentang, mencoba meraba sekitar.
''Kenapa api ini sangat kecil.''
Lin Yi Yue membuka telapaknya, api besar menyala, tapi sesaat kemudian ia kembali menutup tangannya. ''Jika aku nyalakan musuh akan melihat keberadaanku, tapi jika tidak aku tidak bisa melihat.''
''Aiya, bagaimana ini.'' Suara kunyahan semakin keras, bahkan mulai ada cegukan.
''Ck, monster itu apa hanya bisa mengunyah, hati-hati tersedak. Aku tidak peduli, nanti juga akan melawannya.''
Lin Yi Yue mengeluarkan setumpuk jimat, ''Untungnya aku sering menggambar jimat.''
Ia dengan sembarang melempar jimat, sambil mendengar kunyahan monster itu Lin Yi Yue berlari mengelilinginya. Jimat-jimat itu terus terlempar, entah udah berapa banyak.
Lin Yi Yue melompat naik, ''Apakah ini tempat tertinggi?'' tangannya bergerak mengaktifkan jimat.
Cahaya merah membubung tinggi ke langit dari segala penjuru. Cahaya itu lalu membentuk sangkar besar. Kabut di dalam sangkar perlahan menghilang.
Satu monster besar sedang sibuk makan tepat di tangah sangkar. Tingginya hampir sepuluh meter, tidak setidaknya tingginya lebih dari sepuluh meter, karena monster itu sedang duduk.
Tumpukan mayat di sampingnya setinggi perutnya. Kedua tangan monster itu memegang masing-masing mayat, suara mengunyah begitu renyah. Jika saja bukan mayat yang dia kunyah Lin Yi mungkin sudah kelaparan melihatnya.
Melihat sepasang tanduk di mayat itu, ia menduga bahwa semuanya adalah iblis. Monster itu itu tidak sedetik pun berhenti makan, terus mengunyah. Bahkan saat kabut di sekelilingnya menghilang ia tidak peduli, apa lagi peduli dengan keberadaan Lin Yi Yue.
''Wah! lihat ototnya itu, sangat besar!'' Mungkinkah jika makan banyak akan memiliki otot sebesar itu?'' Lin Yi Yue mulai mengada-ada.
''Kapan dia selesai makan, tapi jika diteruskan bukankah monsternya akan bertambah kuat… tidak bisa dibiarkan.
Lin Yi Yue melompat turun, ia mendongak, berjalan perlahan di belakang monster itu. Lin Yi mendekatkan wajahnya, jarinya menyentuh tubuh monster.
''Menjijikkan, aku yakin dia tidak mandi selama puluhan tahun.''
Dari dekat warna monster itu terlihat, berwarna hijau dengan lumpur sebagai bajunya. Lengket dan berlendir. Api di telapak tangannya menyala, sebuah tangan besar melayang, Lin Yi Yue buru-buru melompat.
Tangan besar itu menggaruk tepat di tempat api dinyalakan. ''Hanya merasa gatal?'' Lin Yi Yue tidak percaya dengan apa yang ia lihat.
Bola api kembali menyala, kini lebih besar dari sebelumnya. Bola-bola api itu ia lempar ke tumpukan mayat. ''Kalau begitu bakar saja makanannya.''
Monster itu berteriak marah, suaranya begitu memekakkan. Lin Yi Yue sampai harus menggunakan dinding spiritual untuk menutup telinganya.
Tangan besar itu menepuk-nepuk api yang menyebar di tumpukan mayat. Tapi api itu tidak padam, mayat yang terkena tepukannya hancur membuat api lebih cepat melahapnya.
''Sepertinya dia marah?''
Lin Yi berlari menjauh, ''Jangan sampai monster itu melihatku dan menjadikan diriku hidangan penutup!''
Teriakan monster itu semakin besar, sepasang matanya yang sebesar bola menatap sekeliling hingga akhirnya berhenti, menatap Lin Yi Yue.
''Hai!'' melambai.
Tangan besar melayang, Lin Yi Yue cepat-cepat melompat hampir tertangkap. Perbedaan tinggal mereka sangatlah besar, seperti serangga dengan manusia. Dan Lin Yi Yue adalah serangganya saat ini.
Bola-bola api terlempar, tangan besar itu berayun-ayun, merasa panas. Lin Yi Yue melompat, berlari menyusuri lengan panjang itu. Sesekali tangan besar mencoba menepuknya, kondisi sekarang benar-benar seperti kegiatan membunuh nyamuk.
Lin Yi Yue berteriak kesal, dia tidak suka menjadi nyamuknya. Tapi yang paling mengesalkan bukan itu, lengan berotot ibi sangat bau dan kotor.
''Harusnya aku menggunakan sepatu!''
Teriakan putus asa terdengar seperti ringkihan nyamuk di telinga monster itu.