NovelToon NovelToon
AKU HANYA ISTRI WASIAT

AKU HANYA ISTRI WASIAT

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Romansa / Menikah Karena Anak / Ibu Mertua Kejam / Naik ranjang/turun ranjang
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Hare Ra

Aluna ditinggal mati suaminya dalam sebuah kecelakaan. Meninggalkan dia dengan bayi yang masih berada dalam kandungan. Dunianya hancur, di dunia ini dia hanya sebatang kara.
Demi menjaga warisan sang suami, ibu mertuanya memaksa adik iparnya, Adam, menikahi Aluna, padahal Adam memiliki kekasih yang bernama Laras.
Akankah Aluna dan Adam bahagia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hare Ra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

“Laras! Jangan nekat!”

Tut!

Sambungan telepon dimatikan sepihak oleh Laras. Dan, ketika Adam mencoba menghubungi balik nomor ponsel Laras sudah tidak aktif.

Adam menyisir kasar rambutnya. Semua menjadi semakin rumit, dan Laras yang semula meminta dinikahi dan sanggup menjadi istri kedua, sekarang mulai menuntut dan mendominasi.

“Papa…” panggil Kiya dari arah dapur, tangannya memegang wortel rebus.

“Iya, Nak.” Adam langsung menggendong Kiya dan menciumnya dengan penuh kasih sayang. cukup lama, seolah dia bisa menenangkan diri dengan bau badan Kiya.

Tapi, tetap saja pikirannya tidak tenang. Bagaimana kalau Laras memang benar-benar nekat?

“Mas, sarapan dulu sebelum pergi. Ini aku sudah siapkan,” ujar Aluna yang membuyarkan lamunan Adam.

Adam menatap Aluna lembut dan penuh rasa bersalah, dia tahu kalau Aluna mungkin sedikit mendengar suaranya saat berbicara dengan Laras tadi.

“Pergilah, kamu masih ada cuti,” sambung Aluna.

“Tapi, kamu dan Kiya?”

“Kami gapapa.”

Akhirnya Adam hanya mengangguk lemah. Dia tahu, dia harus menyelesaikan masalah dengan Laras. Dia juga tidak harus menghindari masalah, yang ada dia hanya akan menyebabkan semua permasalahan terus menumpuk.

“Terima kasih, Aluna.”

“Sama-sama, Mas.”

Sarapan pagi ini dalam keheningan. Aluna tampak menunduk sambil menyuapkan Kiya makan, sesekali melihat ke arah Adam yang makan dengan tidak semangat. Saat pandangan mereka bertemu, Aluna hanya bisa memalingkan wajahnya.

Keduanya bagaikan dua orang anak muda yang baru saling kenal dan dijodohkan. Selalu mencuri-curi pandang.

Setelah kepergian Adam, seperti biasa kini hanya tinggal Aluna dan Kiya.

“Kiya, kita ke kebun, mau?” tanya Aluna kepada sang anak.

Kiya mengangguk.

Aluna menggenggam tangan kecil Kiya menuju kebun sayuran di samping rumah. Beberapa hari kemarin belum sempat mereka panen, kacang panjang mulai banyak, tomat dan cabe mulai memerah, juga timun yang sudah siap dipanen.

“Wah, kita bisa panen, Nak,” ucap Aluna sambil tersenyum.

Kebun ini, juga bisa menguburkan perasaan Aluna yang tidak menentu. Selama dua hari ini dia mendapat perlakuan lembut dari Adam, dan kini dia seperti kembali ditampar keadaan, kalau sebenarnya Adam bukan hanya milik dia dan Kiya. Ada hati lain yang menunggu Adam di kota sana.

“Kiya suka tomat?” tanya Aluna saat melihat Kiya ingin menarik satu buah tomat berwarna merah.

Kiya mengangguk.

“Sini, biar Mama ambil.”

Aluna memetik satu buah tomat ukuran sedang, mencucinya di kran air dan memberikannya pada Kiya. Anak kecil itu menyambutnya dengan riang. Gig—gigi kecilnya menggigit tomat itu, mengerutkan wajahnya saat merasakan asam.

“Kenapa?”

“Ihhh,” jawab Kiya sambil memamerkan giginya yang putih dan rapat itu.

“Asem?”

Kiya mengangguk, tapi kembali menggigit tomat itu. Di gigitan kedua, Kiya sudah mulai menikmatinya, dia tersenyum ke arah Aluna dan mengangguk. “Acih.”

“Sama-sama, Nak,” jawab Aluna yang mengerti kalau Kiya mengucapkan terima kasih kepadanya.

Dengan membawa keranjang rotan, Aluna mulai memetik beberapa sayuran. Kiya mengikutinya dari belakang. Setelah itu, Aluna membersihkan rumput-rumput liar yang tumbuh mengganggu tanamannya.

Disaat itulah, Aluna memperhatikan ke sudut taman, matanya terbelalak. Sejak tadi, dia tidak melihat kesana, dan dia melihat pohon singkong yang dijaganya, tidak pernah dipanen kini sudah diatas tanah.

“Ya Allah, siapa yang mencabutnya?” tanya Aluna bergegas mendekati pohon itu.

Itu adalah pohon singkong yang ditanam Arman. Dia telah berjanji tidak akan mencabutnya sampai kapanpun. Itu adalah peninggalan Arman yang bisa dia lihat setiap hari. Dan kini, hatinya hancur melihatnya.

Padahal banyak batang singkong lain yang sudah siap panen, kenapa harus yang itu yang dicabut. Tidak terasa air mata Aluna mengalir.

“Mas Arman, maafkan aku.”

Aluna benar-benar sedih, pohon itu yang selalu dia jaga, dia akan datang kesana dan bercerita apapun di bawah pohon singkong itu saat merindukan Arman.

Dengan tangan gemetar, Aluna memotong batangnya dan kembali menanamnya disana. “Mas, aku ganti dengan yang baru ya?”

“Lunaa…” dari arah pagar depan sebuah suara memanggilnya.

Aluna segera menghapus air matanya, dan menggendong Kiya untuk melihat siapa yang datang.

“Iya, Bi Uli,” jawab Aluna saat melihat tetangga di sebelah rumahnya yang datang. Wanita paruh baya yang jarang di rumah, karena sibuk bekerja di sawah.

“Kapan kamu pulang?”

“Kemarin sore, Bi.”

Ternyata Bi Uli mengantarkan beras hasil panennya untuk Aluna. Memang setiap kali panen, beliau tidak pernah lupa membagikan berasnya kepada tetangga. “Ini, beras baru.”

“Terima kasih, Bi,” jawab Aluna sambil menerima kantong kresek itu.

Aluna segera mengambil beberapa sayuran yang baru dipetiknya untuk diberikan kepada Bi Uli.

“Kamu hebat, bisa memanfaatkan lahan begini. Bibi jadi terinspirasi, sudah mulai sekarang nyangkul di belakang rumah, ada tanah sisa sedikit,” kekeh Bi Uli.

“Untuk kegiatan di rumah, Bi. Daripada bengong,” jawab Aluna tertawa.

Keduanya tertawa, hubungan Aluna dengan para tetangga memang cukup baik. Dia ramah dan juga selalu membantu saat tetangga ada acara.

“Bi, tau gak ya siapa yang mencabut singkong ku?” tanya Aluna hati-hati, takut dikira dia pelit, hanya singkong saja sampai ditanyain.

“Kemarin pagi, Bibi lihat Ratna yang datang mencabut ubi. Dia gak bilang kamu?”

Aluna menggeleng dan tersenyum kecut. “Kenapa Mama harus mencabut ubi tanaman Mas Arman?” gumam Aluna.

Bi Uli menatap Aluna sedih, beliau pernah tahu tentang singkong itu. Pernah satu kali beliau bertanya mengapa Aluna mencabut batang yang lain sedangkan yang itu sudah besar. Aluna menjawab itu peninggalan Arman.

“Jadi, yang besar itu yang dia cabut? Makanya kamu sedih?”

Aluna mengangguk. “Tapi, mau gimana lagi, Bi. Sudah dicabut, gapapa.”

Bi Uli menepuk pundak Aluna. “Bibi tahu kamu sedih. Tapi, sebaiknya lupakan saja. Bukan berarti melupakan Nak Arman, bagaimanapun juga dia sangat baik. Tapi, cukup kamu simpan di dalam hati dan kirimkan doa, itu yang dia butuhkan sekarang. Hidup kamu harus terus berjalan, jangan sampai kamu menyakiti Nak Adam.”

Aluna mengangguk pelan. “Terima kasih, Bi.”

Namun, kata-kata Bi Uli cukup mengena dalam hatinya “Jangan sampai menyakiti Adam”. Apa mungkin sebenarnya selama ini dia lah yang menyakiti Adam, karena selalu membandingkan Adam dan Arman di dalam hatinya?

“Oh iya, Luna. Kamu mau jual rumah peninggalan orang tuamu?” tanya Bi Uli.

“Rumah Bapak Ibu?” tanya Aluna.

“Iya.”

“Gak, Bi.”

“Tapi, kemarin Bibi melihat ada plang kalau dijual.”

“Hah?”

Kejutan apa lagi bagi Aluna? Rumah peninggalan orang tuanya, selama ini masih sedikit-sedikit dia rawat. Bahkan kalau ada uang, ingin sekali dia memperbaiki atap-atap yang bocor agar tidak roboh. Tapi, siapa orang yang memasang plang penjualan.

“Iya. Bibi pikir itu kamu yang mau jual.”

“Itu bukan aku, Bi. Nanti aku kesana untuk melihatnya,” jawab Aluna. Perasaannya mulai tidak tenang.

1
Iin Wahyuni
pusing aku kok lemah banget pemeran utamanya,tolong Thor bt pemeran utamanya aluna lebih tegas lagi SM suami dan keluarga nya jgn kyk gini Thor JD nggk berdebar bacanya,JD gregetan sorry Thor sblmnya menurut aku sih heee
Hare Ra: siap kak. terima kasih sudah mampir, setelah ini dia akan bangkit kak.
total 1 replies
Haris Saputra
Baper mode on. 😭💔
Hare Ra: Terima kasih kak sudah mampir..
total 1 replies
Alucard
Kagum banget! 😍
Hare Ra: Hai kak, terima kasih sudah mampir..
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!