NovelToon NovelToon
Kesempatan Kedua Sang Duchess

Kesempatan Kedua Sang Duchess

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Mengubah Takdir / Romansa
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: KazSil

Elena Ivor Carwyn hidup sebagai Duchess yang dibenci, dihina, dan dijadikan pion dalam permainan politik kaum bangsawan. Namun ketika hidupnya direnggut secara tragis, takdir memberinya kesempatan kedua kembali satu tahun sebelum kematiannya. Kali ini, Elena bukan lagi wanita naif yang mudah dipermainkan. Ia bertekad membalikkan keadaan, mengungkap pengkhianat di sekitarnya, dan melindungi masa depan yang pernah dirampas darinya.

Namun di balik senyuman manis para bangsawan, intrik yang lebih mematikan menanti. Elena harus berhadapan dengan konspirasi kerajaan, perang kekuasaan, dan rahasia besar yang mengancam rumah tangganya dengan Duke Marvyn Dieter Carwyn pria dingin yang menyimpan luka dan cinta yang tak pernah terucap. Di antara cinta, dendam, dan darah, Elena akan membuktikan bahwa Duchess Carwyn bukan lagi pion melainkan ratu di papan permainannya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KazSil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

"Apakah kau bahagia?"

Tak...

Suara langkah berat terdengar mendekat, teratur di atas jalan setapak berbatu. Anak-anak dan juga para ibu perlahan menoleh.

Mervyn berdiri tak jauh dari sana, tegap dan berwibawa, namun tatapannya tidak lepas dari Elena. Pandangan mata itu dalam, seolah ingin menembus hingga ke hati Elena yang kini masih duduk di tepi kanal.

Seketika suasana berubah. Para ibu yang menyadari siapa yang berdiri di hadapan mereka sontak bangkit terburu-buru. Tudung sederhana mereka nyaris terjatuh saat buru-buru menundukkan tubuh memberi hormat.

“Yang Mulia Duke…” ucap salah satu dari mereka dengan suara bergetar, diikuti ibu-ibu lain yang segera menunduk dalam-dalam.

Anak-anak yang semula riang pun terdiam, lalu bergegas ikut memberi salam canggung. Ada yang hanya menundukkan kepala, ada pula yang terbata-bata menyebut, “Tuan Duke…” dengan mata bulat penuh rasa kagum.

Namun Mervyn tidak menanggapi mereka. Ia hanya berdiri tegak, tatapannya tetap terarah pada Elena—wanita yang masih duduk di dekat kanal, seakan tidak peduli dengan tanah lembap yang bisa mengotori gaunnya.

Rowen, yang berdiri di sisi Mervyn, tampak menegang. Dengan cepat ia memberi isyarat pada seorang kepala pelayan yang ikut mendampingi. Kepala pelayan itu segera melangkah maju, wajahnya penuh kecemasan.

“Yang Mulia Duchess,” panggilnya lirih namun tergesa, menghampiri Elena. “Tolong jangan duduk di sini… tanah ini bisa membuat gaun Anda kotor, bahkan membahayakan bila ada pecahan atau lumpur. Mohon berdiri, saya khawatir Anda terluka.”

Kata-kata itu sontak membuat suasana hening berubah jadi riuh kecil. Para ibu yang tadi menunduk saling berpandangan, bingung sekaligus tercengang.

“Duchess?” bisik salah satu dari mereka.

“Beliau… Duchess Carwyn?” tanya yang lain, hampir tak percaya.

Anak-anak ikut menoleh, mata mereka membesar penuh keterkejutan. Mereka tidak menyangka wanita yang barusan bercanda dan bermain bersama mereka ternyata adalah istri dari Duke yang selama ini mereka hormati.

Para ibu yang menyadari kebenarannya sontak menoleh ke arah Elena. Mereka menunduk dalam-dalam dengan wajah penuh penyesalan.

“Maafkan kami, Duchess… kami bahkan tidak menyadarinya,” ucap salah seorang ibu dengan suara bergetar, segera diikuti yang lain.

Anak-anak pun ikut terdiam. Sebagian kecil mundur selangkah, sementara yang lain menunduk kikuk.

“D-Duchess…” bisik mereka hampir serempak, suara kecil mereka terdengar gugup.

Elena hanya menatap lembut. Ia mengangkat tangannya perlahan, telapak tangannya mengarah pada seorang anak yang berdiri paling dekat dengannya. Anak itu sontak memejamkan mata, tubuh mungilnya sedikit gemetar karena takut.

Namun yang datang bukan teguran, melainkan sentuhan lembut di rambutnya. Usapan ringan penuh kehangatan membuat anak itu terkejut.

“Tidak apa-apa,” ucap Elena pelan. “Ini salahku juga, karena tidak memberitahu siapa diriku. Aku benar-benar senang bisa bermain, mengobrol, dan tertawa bersama kalian.”

Ia menunduk sedikit, tersenyum hangat. “Siapa namamu?”

Mungkin karena kelembutan itu, rasa takut anak itu perlahan menghilang. Matanya kembali berbinar saat menjawab, “Derell…”

Elena tersenyum semakin lembut. Ia berdiri perlahan, dibantu Myra dan kepala pelayan yang sigap mendekat.

“Senang bermain denganmu, Derell,” ujarnya.

Derell tersenyum lepas, rasa gugupnya hilang seketika. Anak-anak lain yang menyaksikannya pun ikut tersulut keberanian. Mereka berlari kecil menghampiri Elena, kembali riang seperti sebelumnya.

Satu per satu mereka menyebutkan nama mereka masing-masing, seakan tidak ingin kalah dari Derell.

Namun suasana yang semarak itu seketika mereda ketika terdengar suara dalam dan berwibawa.

“Elena…” panggil Mervyn.

Seolah seluruh udara tersedot, semua orang langsung terdiam. Para ibu kembali menunduk, anak-anak pun membeku di tempat.

Seorang anak kecil memberanikan diri menggenggam ujung gaun Elena. Suaranya lirih, nyaris tak terdengar.

“Apakah Duchess akan pergi?” tanyanya, ekspresi wajahnya campuran antara takut dan sedih. Anak-anak lain ikut menatap Elena dengan perasaan yang sama.

Elena menunduk menatap mereka, lalu melirik sekilas ke arah Mervyn. Sebuah senyum tipis terukir di bibirnya.

“Sepertinya Duke kembali merusak suasana,” katanya pelan, namun terdengar jelas.

Ia kembali menatap anak-anak itu, nadanya melembut. “Benar, aku harus pergi. Tapi… jika aku datang berkunjung lagi, apakah kalian mau bermain denganku lagi?”

Dengan cepat dan riang, anak-anak menjawab serentak, “Iya!”

Elena terkekeh kecil, lalu melanjutkan, “Kalau begitu, bisakah kalian berjanji… jangan melihatku sebagai Duchess, tapi sebagai… teman?”

Anak-anak itu menoleh satu sama lain, lalu menjawab penuh semangat, “Kami berjanji!”

Elena tersenyum tulus, senyumnya begitu hangat hingga membuat hati mereka lega. Ia perlahan melepaskan tangan kecil yang masih menggenggam gaunnya, lalu melangkah pergi.

“Kalau begitu… sampai jumpa lagi.”

...

Elena melangkah perlahan, suara langkahnya menyatu dengan desir angin yang melewati kanal. Anak-anak masih menatap punggungnya, beberapa melambaikan tangan kecil mereka dengan senyum ceria, meski mata mereka berkaca-kaca karena enggan berpisah.

Saat langkahnya semakin dekat, Elena mengangkat wajahnya. Pandangannya langsung bertemu dengan Mervyn yang berdiri tegap di bawah cahaya matahari. Wajahnya tenang, namun sorot matanya menyimpan sesuatu.

Elena menatapnya beberapa detik, sorot matanya lembut namun juga tegas. Tanpa berkata apa-apa, ia kemudian melangkah melewati Mervyn, gaunnya berayun ringan saat tubuhnya melewati sisi sang Duke.

Mervyn tetap diam, hanya menoleh sedikit mengikuti gerakannya. Ada jeda singkat sebelum akhirnya ia berbalik dan melangkah mengikuti Elena dari belakang. Tatapannya jatuh pada punggung Elena tegak, anggun, namun entah bagaimana terasa jauh lebih hidup daripada saat ia berada di istana megah.

Rowen dan para pelayan pun buru-buru mengikuti, menjaga jarak dengan hormat.

Sebelum menaiki kereta, Mervyn akhirnya bersuara, nada suaranya rendah namun cukup terdengar oleh Elena.

“Kau… membuat mereka melupakan perbedaan antara bangsawan dan rakyat. Kau tahu apa artinya, bukan?”

Elena berhenti sesaat di depan pintu kereta, tangannya menyentuh pinggiran kayu yang halus. Ia tidak langsung menoleh, hanya tersenyum samar, lalu menjawab pelan, “Mungkin… itu artinya aku bukan Duchess yang baik.”

Mervyn menatap punggungnya, keningnya berkerut. Tapi sebelum ia sempat menanggapi, Elena menoleh sekilas, sorot matanya jernih namun menusuk.

“Atau mungkin, aku hanya Duchess yang berbeda dari bayanganmu.”

Setelah itu, ia masuk ke dalam kereta dengan tenang.

Mervyn berdiri terpaku beberapa detik, seolah sedang mencoba menafsirkan kata-kata Elena. Lalu tanpa berkata apa-apa lagi, ia ikut masuk, duduk berhadapan dengannya seperti sebelumnya.

...

Roda kereta kembali berderak, perlahan meninggalkan kanal yang masih dipenuhi lambaian tangan anak-anak dan tatapan kagum para ibu. Suara riuh mereka semakin lama semakin menjauh, tergantikan dentuman teratur kaki kuda.

Di kereta kuda lain, Myra duduk dengan tenang. Namun suasana di dalam sama sekali tidak tenang.

“Bagaimana bisa kau membiarkan Duchess berbaur seperti itu?” suara kepala pelayan terdengar penuh penekanan. “Kalau sesuatu terjadi, siapa yang bertanggung jawab? Kau tahu betapa besarnya risikonya!”

Rowen ikut menambahkan, nadanya tegas dan penuh kekhawatiran.

“Seorang pelayan pribadi seharusnya melindungi, bukan membiarkan hal yang membahayakan reputasi bangsawan sebesar Carwyn. Bagaimana kalau ucapan atau tindakannya ditafsirkan salah? Kau benar-benar gegabah, Myra.”

Namun Myra hanya menunduk sebentar, lalu mengangkat wajahnya dengan sorot mata yang tidak kalah tegas.

“Jika itu membuatku disebut gegabah…” ia berhenti sebentar, bibirnya membentuk senyum tipis, “…maka biarlah. Karena aku akan menjadi orang jahat jika harus menghalangi senyuman dan tawa bahagia yang bahkan tidak bisa ditunjukkan kapan pun itu.”

Kata-katanya membuat kepala pelayan terdiam sesaat. Rowen pun tidak langsung membalas meski wajahnya tetap tegang, sorot matanya menunjukkan ia tidak bisa mengabaikan kebenaran dalam kalimat Myra.

Sementara itu, di kereta utama, keheningan menyelimuti Elena dan Mervyn. Suara roda dan kuda menjadi satu-satunya pengisi ruang di antara mereka. Elena duduk dengan tenang, pandangannya sesekali jatuh pada jendela, mengingat lagi wajah anak-anak tadi.

Mervyn, yang duduk berhadapan dengannya, tidak mengalihkan pandangan sedetik pun. Ia memerhatikan gerak bibir Elena yang melengkung samar, seolah senyum kecil itu masih tersisa dari pertemuan barusan.

“…” Ia membuka mulut, lalu terdiam.

Elena akhirnya menoleh, alisnya terangkat sedikit. “Ada apa?” tanyanya.

Mervyn menyandarkan tubuhnya ke kursi, sorot matanya tetap dalam. Ia menunggu sejenak, baru kemudian bertanya dengan nada rendah namun mantap:

“Apakah kau bahagia… saat bersama mereka tadi?”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!