NovelToon NovelToon
Jawaban Untuk Kimi

Jawaban Untuk Kimi

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: EmbunPagi25

Kimi Azahra, memiliki keluarga yang lengkap. Orang tua yang sehat, kakak yang baik, juga adek yang cerdas. Ia miliki semuanya.

Namun, nyatanya itu semua belum cukup untuk Kimi. Ada dua hal yang belum bisa ia miliki. Perhatian dan kasih sayang.

Bersamaan dengan itu, Kimi bertemu dengan Ehsan. Lelaki religius yang membawa perubahan dalam diri Kimi.

Sehingga Kimi merasa begitu percaya akan cinta Tuhannya. Tetapi, semuanya tidak pernah sempurna. Ehsan justru mencintai perempuan lain. Padahal Kimi selalu menyebut nama lelaki itu disetiap doanya, berharap agar Tuhan mau menyatukan ia dan lelaki yang dicintainya.

Belum cukup dengan itu, ternyata Kimi harus menjalankan pernikahan dengan lelaki yang jauh dari ingin nya. Menjatuhkan Kimi sedemikian hebat, mengubur semua rasa harap yang sebelumnya begitu dasyat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EmbunPagi25, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19. Kimi Dan Arkana 1

"Kak, Yana. Aku bisa lepas tangan satu, loh!" Kimi menunjukan aksinya yang bersepeda dengan melepas tangan kirinya dari stang sepeda dan membiarkan tangan kanannya yang memegang stang sepeda.

Kimi ingin menunjukannya pada Yana. Namun, kakanya hanya menoleh sebentar lalu berucap setelah matanya kembali pada dunianya, membaca di dalam rumah pohon.

"Hati-hati, Kim!" Ucap Kak Yana dengan tatapan yang lalu.

Tapi Kimi yang masih berusia sembilan tahun itu tidak mau ambil pusing. Ia tetap bersepeda mengelilingi halaman belakang rumah, ia masih melakukannya, bersepeda dengan memegang stang sepeda dengan satu tangan, hingga tanpa sadar di depannya ada bongkahan batu besar, ban sepeda menabrak bongkahan batu itu hingga sepedanya oleng dan Kimi kehilangan keseimbangannya.

Kimi jatuh tertindih sepeda, yang di perparah dengan sikunya yang lecet dan sedikit mengeluarkan darah. Mungkin terkena kerikil saat ia menopang tubuhnya dengan siku saat terjatuh. Sebelah lututnya juga sama lecetnya.

Kimi meringis, mencoba memanggil Kakanya Yana. " Kak Yana ...." Barangkali suaranya tak cukup nyaring, karena tenggorokannya yang tercekat. Ia berupaya menahan isak tangisnya agar tidak tumpah detik itu juga. Tetapi, hingga air mata itu betulan tumpah dari kelopak matanya, menetes melewati kedua pipinya. Kimi tetap tidak menemukan kakanya yang berlari menghampirinya.

Kimi semakin terisak di bawah tindihan sepeda. Entah yang mana yang lebih sakit, Kimi yang tertindih sepeda dengan siku dan sebelah lutut yang lecet atau justru karena kenyataan jika Kakanya Yana tidak

mendengar suaranya.

Ia hendak berupaya sendiri saat tahu-tahu saja seorang lelaki yang sering berkunjung ke rumah bersama Ayahnya itu, datang seraya mengangkat sepedanya. Lalu tangan lelaki itu terulur membantu Kimi yang masih sesegukan.

"Kenapa bisa jatuh, begini?" Tanya lelaki itu dengan lembut.

Kimi menjawabnya dengan terbata-bata. "Se-sepeda ku o-oleng, na-brak batu, Kak." Ia menunjuk bongkahan batu yang berada tak jauh darinya.

Lelaki itu mengangguk seraya berjongkok, menyodorkan punggungnya ke arah Kimi. "Ayo, naik! Biar Kaka, gendong."

Kimi sedikit ragu, sebab ia tidak begitu dekat sebelumnya dengan lelaki itu. Namun, saat lelaki itu menoleh padanya dan Kimi dapat dapati tatapan hangat dari lelaki itu, membuat Kimi akhirnya mengulurkan tangannya di antara leher lelaki itu.

Gendongan itu membawa Kimi menjauh, dan saat melewati rumah pohon. Ia bisa mendengar suara Kakanya yang terdengar panik.

"Kimi kenapa, Ar?" Kak Yana dengan Tergesa-gesa turun dari rumah pohon, matanya menunjukan kekhawatiran yang teramat jelas.

"Kok, bisa luka begini? Kamu habis jatuh, Kim?"

Kimi mengangguk pelan sebagai jawaban.

"Kenapa bisa jatuh?"

"Sepeda ku, nabrak batu, Kak."

Kak Yana menghela napasnya, Kimi tahu kakanya sedang kebingungan. Papa sedang pergi bersama Om Hamdan untuk suatu urusan yang tidak Kimi ketahui. Sedangkan, Mama sedang sibuk di dapur bersama Tante Fatma untuk menyiapkan makan malam sekalian untuk syukuran ulang tahun adiknya, Alam.

Dan, dengan memberitahu Mama hanya akan membuat semuanya jadi rumit. Mama pasti akan marah dan mengomel tiada habisnya, seperti–

"Mama kan sudah bilang hati-hati! Untung jatuhnya cuma ketindihan sepeda. Kalau misalnya jatuh ke kolam ikan, di belakang sana. Gimana?!"

"Kamu juga Yana, adikmu tidak kamu perhatikan!

Kalau adikmu sampai kenapa-kenapa, gimana?!"

–Mungkin saja ucapan demi ucapan itu sudah terbayang di benaknya dan Kak Yana. Sehingga Kakak nya hanya menyuruh Arkan untuk menggendong Kimi menuju kamarnya.

Kak Yana menuntun jalan jalan mereka dengan melewati samping rumah lalu masuk melalui pintu depan.

Langkah Kak Yana Tergesa-gesa, Wajahnya juga masih panik dan hanya busa bernapas dengan lega saat mereka sudah memasuki kamar Kimi.

Kak Yana mengunci pintu dari dalam, lalu menengok kepada Arkan yang mendudukan Kimi dengan

hati-hati di atas ranjang.

"Aah ... lega. Kalau Mama sampai tau, pasti bakalan ribet, Ar. Mama cuma bakal ngomel trus marahin kita habis-habisan. Setelah itu, baru deh, sadar. Kalau anaknya lagi luka."

"Mama seprotektif itu, sama anak-anak nya, Ar."

"Tante Amy cuma terlalu khawatir, Iyana" Arkan membersihkan luka Kimi terlebih dahulu.

"Kita tau, Ar. Kita tau Mama peduli." Yana duduk di sisi sebelah Kimi lalu mendekap adiknya yang meringis saat Arkan mulai meneteskan obat merah pada luka di siku Kimi.

"Makanya sesekali kita ngga mau Mama tau, Ar. Agar Mama ngga perlu merasa khawatir. "

Raut wajah Arkan menunjukan ketidak setujuan. Namun, lelaki itu memilih diam sembari menutupi luka di siku dan lutut Kimi menggunakan kain kasa steril.

"Sudah selesai! Lain kali kamu harus lebih hati-hati lagi bersepeda, Oke?"

Kimi mengangguk pada Arkan yang berjongkok di depannya, lalu semakin menunduk saat lelaki itu berdiri seraya mengusak sambut Kimi denagn terkekeh.

"Pinter! Kalau begitu ngga akan bikin Mama kamu khawatir."

Lelaki itu yang lebih dulu mengulurkan tangan padanya, menyodorkan punggung untuk menggendongnya, dan yang dengan telaten mengobati lukanya. Untuk Kalimat yang diucapkan Arkan, Kimi bersedia menganggukan kepalanya, lalu dengan berani mendongakan kepalanya. Lalu tersenyum memandang tatapan hangat itu.

"Makasih, Kak Arkan. Makasih sudah membantu Kimi." Ucap Kimi pelan.

Sejak hari itu, Kimi merasa memiliki seorang Kaka laki-laki. sosok Kaka yang lain, yang siap melindunginya.

Kimi selalu membuntuti Arkan saat lelaki itu berkunjung ke rumah bersama Om Hamdan, tanpa sadar ia semakin dekat dengan lelaki itu lalu dengan tanpa canggung maupun takut, Kimi meminta Arkan

untuk membantunya mengerjakan PR, meminta Arkan untuk menemani bermain, atau sekedar mendengar ia bercerita.

"Kamu sekarang, lebih banyak bareng Arkan, yah Kim! Udah jarang sama aku." Protes Kak Yana saat mendapatinya yang sedang menunggu Arkan di belakang rumah di bawah pohon Jambu, saat lelaki itu naik ke pohon Jambu, memetik buahnya untuk Kimi.

"Engga. Kok, Kak. Kalau Kak Arkan ngga ke sini, aku kan mainnya sama Kaka."

"Iya ... tapi kalau Arkan ada di sini. Kamu jadi lupa sama aku."

1
Asrar Atma
Abang Ar, hati-hati dijaga hatinya istri/Angry/
Kesini
lanjut Thor
Kesini
ah manis
Kesini
Alhamdulillah, ada hikmahnya saya tidak jadi pelakor
Asrar Atma
beda emang doa orang baik, kata-kata nya terusan indah nih
Asrar Atma: tersusun
total 1 replies
Abel Peony
Unyuk?/Drowsy/
Asrar Atma
tumbuhkan lah benih cinta itu/Determined/
Asrar Atma
aku malah bacanya ngga cantik tadi, jadi ngulang lagi baca nya ternyata salah
Kesini
ku kira murahan tadi/Curse/
Kesini
lah lah bearti kamu sayang kimi
Kesini
mang Danang sama man dang memang kembar
Kesini
habis panen langsung ngembengkel
Kesini
belikan saya kue
Asrar Atma
cuma dinovel yang nyebelin gini jadi lucu
Asrar Atma
itu adalah kebiasaan perempuan yang ngga tahu kenapa, tapi percaya deh aku juga kesal kalo jadi abang Arkan
Asrar Atma
kimi ngga butuh apapun, biar dicintai suaminya /Doubt/
Asrar Atma
sedikit kesal pada abang Ar/Grimace/
Asrar Atma
oh gitu tuh, ngerti jadi sih dari sudut pandang kimi. eh akhirnya Arkan deh yang suka. jadi berbalik gitu/Angry/
Kesini
mellow
Kesini
pantas kau kecewa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!