NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi Duda

Terpaksa Menikahi Duda

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Obsesi / Romansa
Popularitas:22.9k
Nilai: 5
Nama Author: Aylop

Karena kejadian di malam itu, Malika Zahra terpaksa harus menikah dengan pria yang tidak dicintainya.

"Argh! kenapa aku harus menikah dengan bocah bau kencur!" gerutu seorang pria.

"Argh! kenapa aku harus menikah dengan pak tua!" Lika membalas gerutuan pria itu. "Sudah tua, duda, bau tanah, hidup lagi!"

"Malik! mulutmu itu!"

"Namaku Lika, bukan Malik!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aylop, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bisik-Bisik

Evan terpaku melihat wanita yang memakai gaun pengantin itu. Begitu mempesona.

"Aduh!" Lika berteriak kesakitan saat kakinya terpletok. High hellsnya terlalu tinggi.

Evan tersadar dengan suara teriakan Lika, lalu mengkondisikan wajahnya. Bisa-bisanya ia terpesona pada si Malik.

"Eh Malik, pakai sepatu begitu saja kamu tidak bisa! Apa kamu wanita?" cibir Evan dengan wajah mengejek.

Lika melepas high hells dan menaikkan rok gaunnya. Ia berjalan menghampiri Evan.

"Aku tidak terbiasa memakai sepatu seperti itu!" jawab Lika dengan mode sinis. Ia kebiasaan memakai sepatu kats, jadi wajar sajalah.

"Dan aku itu wanita tulen ya, om!" sambung Lika kembali. Ia sengaja membusungkan dadanya. Bukti kalau memang wanita.

Evan menggeleng. "Punyamu itu kecil!"

Lika jadi mencubit perut Evan. Memang punyanya tidak besar seperti wanita lain, tapi tidak perlu diperjelas juga.

Sang fotografer dan krunya hanya bisa menggeleng. Pasangan itu malah bertengkar.

"Bisa kita mulai?" tanya fotografer.

Dan tak lama, Lika merasa risih saat diatur gaya. Ia jadi terlalu dekat dengan pak tua itu. Mana hidung mereka keseringan bersentuhan, bahkan hembusan napas terasa menerpa wajahnya.

'Si Malik cantik juga ternyata.' batin Evan saat mereka diarahkan untuk saling bertatapan.

Jarak mereka begitu dekat, hingga Evan dapat melihat setiap inci wajah wanita labil itu.

Evan juga melihat bibir Lika yang begitu menggoda. Berwarna merah dan begitu seksi. Sejak kapan bibir Lika seperti itu?

Apa karena sapuan makeup?

Beberapa saat kemudian mereka telah selesai sesi foto tersebut.

"Kamu pulang sendiri, aku ada urusan!" Evan menahan pintu mobil yang akan dibuka Lika.

"Tapi, om-"

"Bye!" Evan mengangkat tangan seperti yang selalu Lika lakukan saat akan pergi.

"Ishhh!" Lika menggerutu, pak tua itu sudah pergi saja.

Kini Lika melangkah menuju halte, ia akan pulang naik bus.

Dua jam berlalu, Lika telah sampai di rumah. Ia juga telah membersihkan diri.

Lika membawa satu bucket ayam kriuk beserta jus segar ke ruang tv. Ia duduk sambil menonton tv dan memakan ayam kriuk tersebut.

Wajah Lika sangat senang dan bahagia sekali, ia merasa kemerdekaan yang sesungguhnya.

Di rumah ini sangat nyaman ternyata, ruangan adem karena ada ac. Biasanya ac tiada terasa karena ada Evan.

Si pak tua itu auranya panas seperti di neraka.

"Semoga om Evan tidak pulang hari ini." ucap Lika mengharapkan itu. Pak tua itu entah pergi ke mana gitu, atau kabur gitu.

Sambil makan Lika menekan-nekan ponselnya. Pesan yang dikirimnya belum dibalas padahal sudah dibaca Boni.

Lika: aku ingin bicara denganmu

Itu pesan yang dikirim Lika. Ingin bertemu dan bicara tentang statusnya saat ini. Berharap Boni tidak kecewa dan tetap menunggunya. Menunggunya bercerai dari Evan.

Tapi sudah beberapa hari berlalu, pesan tersebut belum dibalas juga. Boni sepertinya sangat sibuk sekali.

Perut sudah kenyang, Lika pun berbaring di sofa. Ia tertawa-tawa menonton film kartun favoritnya. Anak kembar gundul.

Mata Lika mulai sayup-sayup. Dan tidak lama ia pun tidur.

Di halaman rumah, mobil berhenti dan Evan pun turun. Lalu masuk rumah.

Pria itu menggeleng melihat penampakkan di ruang tv. Bocah kematian itu tidur setelah menghabiskan satu bucket ayam. Dan tv masih menyala.

Evan pun mematikan tv lalu melangkah ke kamar, ia akan membersihkan diri sejenak.

Sore menjelang Lika bangun dan menguap panjang. Ia melihat sekeliling yang tampak tenang dan damai. Sudah pukul 6 sore dan ia bangkit untuk menutup jendela sekaligus menyalakan lampu.

'Om Evan sudah pulang?' batin Lika. Saat menutup gorden, ada mobil terparkir.

Setelah menutup gorden dan menyalakan lampu, Lika pun masuk kamar.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Malam menjelang, pasangan suami istri itu sedang makan malam bersama.

Lika melirik sepotong ayam bakar di piring. Tangannya perlahan akan meraih ayam tersebut dan,

Plak, Evan menepuk tangan Lika dan menjauhkan piring ayam tersebut.

"Ini punyaku!" ucap Evan. Lika mau mengambil jatahnya.

"Punyaku, om!"

"Kamu sudah makan 2 potong, ini jatahku!" ucap Evan. Ia tadi memesan 4 potong ayam. 2 untuknya dan 2 untuk Lika. Tapi sepertinya bocah kematian itu masih kurang juga.

"Ish, om. Minta sedikit saja!" rengek Lika. Ia sangat suka ayam. Perutnya akan sanggup menghabiskan ayam sampai beberapa potong.

Evan lucu melihat wajah merengek Lika, mirip bocah.

"Tidak mau!" lalu Evan tetap menolak.

"Om Evan, jangan pelit dong! Nanti kuburannya sempit loh!" ia mengingatkan.

Evan tidak menanggapi dan ia sengaja meraih ayam itu lalu menjilatinya.

"Mau?" tawar Evan dengan senyuman mengejek.

"Ihhh!" Lika kesal. Evan jorok sekali.

Evan makan ayam dengan lahap sambil melirik Lika yang sedang mencuci piring dengan wajah cemberut.

Tok,

Tok,

Tok,

"Om, ada yang ketuk pintu!"

"Bukalah!" pinta Evan.

"Aku sedang cuci piring!"

"Aku sedang makan!"

Lika meniup poni rambutnya. Kini pak tua itu sifatnya kekanak-kanakkan sekali. Egois dan tidak mau mengalah.

Lika mengelap tangannya dan berjalan menuju pintu.

"Om Evan, ada pak RT!" teriak Lika dari ruang tamu.

Evan bingung dan mendengar suara ramai di ruang tamu.

"Om Evan!" teriak Lika lagi. Pak tua itu entah ke mana.

Pak RT dan beberapa orang yang datang menutup telinga pada suara cempreng wanita itu. Sesuai laporan warga, memang mengganggu kenyamanan.

Tidak lama kemudian, mereka berkumpul di ruang tamu.

Pak RT pun menjelaskan maksud dan tujuannya datang ke rumah tersebut. Agar pasangan itu dapat menjaga sikap dan tingkah laku agar tidak mengganggu penghuni lainnya.

"Om, pun!" bisik Lika. Mereka jadi ditegur warga karena terlalu berisik.

"Kamu tuh!" bisik Evan membalas juga, tidak mau disalahkan.

"Kami mohon maaf kepada bapak-bapak dan para warga di sini, jika terganggu. Ke depannya saya dan istri akan lebih menjaga sikap." ucap Evan meminta maaf. Di sini ia suami, jadi yang harus bicara.

Dan si Malik, mengangguk-angguk saja tahunya.

Pembicaraan pun kini telah selesai dan pak RT beserta rombongan pulang.

"Ini semua gara-gara om, kita jadi dilabrak warga. Om sih suka buat ribut!" bisik Lika.

"Kamu itu yang selalu memancing masalah!" bisik Evan juga.

"Om yang salah kok!"

"Kamu!"

"Om loh!"

"Kamu!"

Mereka mulai saling tuduh-tuduhan, tapi dengan suara berbisik. Agar pak RT jangan datang lagi dan mereka diusir dari komplek ini.

Dan tak lama,

Keduanya malah tertawa pelan, merasa lucu karena berdebat dengan berbisik-bisik.

Tak,

"Aduh!" Lika berteriak kesakitan, lalu segera menutup mulut. Pak tua itu menyentil keningnya.

"Jangan berisik!" Evan meletakkan telunjuk di bibir.

"Pak Tua!" gerutu Lika pelan. Ia tidak bisa melampiaskan kemarahannya.

'Lihat saja besok!'

.

.

.

1
partini
mantap gitu hempas semua bibit pelakor,, permalukan sekalian biar ga berani deketin lagi
mesra di hadapan mereka biar tambah fanasss
Adinda
harusnya kalau ada pelakor gatal si malik bilang aja masalalu dibuang ke tong sampah
Lanjar Lestari
harus pandai dpt mengusir benalu agar terhempas pelakor itu,g usah kasih celah deh Lika si mantan suami buat makin mesra sm suami Evan agar makin kepanasan Lila si mantan🤣🤣
Miss Typo
ayo Lika hempaskan bibit² pelakor semangat, jangan sampai kalah sama ulat bulu hehe
awas Evan nyampe rumah Lika ngambek kelabakan kamu gak dapet jatah 🤣
Miss Typo
keren si Lika di depan temen SMA Evan 🤣
ifha latifa
ada ada aja kejutannya si malik 🤣
Adinda
teserah lo aja malik/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Lanjar Lestari
bisa aja malik ini habis manggil Om didepan teman" manggil mas Evan begitu mau tanya makan apa manggil Papa.
Lanjar Lestari
Nah lo di kerjain istri sendiri Evan bikin gemes kan,jujur aja napa Evan kl km bosan sm telur dan g suka telur.🤣🤣🤣
Miss Typo
aku senyam senyum baca bab ini, pasutri nih bikin gemes deh 😍
Miss Typo
dasar si Lika, dulu aja selalu panggil pak tua, sekarang bucin deh 🤣
Adinda
semoga gak dipantat ya Evan bisulannya/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Lanjar Lestari
bucin akhirnya kan km Malik sekarang dg suamimu Om Evan ,eh malik tu suamimu digodain benalu di kantor penetapan suamimu terus Malik jangan kasih celak suamimu
Miss Typo
judulnya telor menelor, gpp kalau lagi kasmaran sama istri tiap hari telor rasanya nikmat aja ya Van 🤣

oh si ulat bulu ulat keket gak tau diri gak sadar diri, pingin tak jambak tak tarik rambutnya biar botak sekalian 😤😡
Lanjar Lestari
semoga aja g bosan ya Evan dikasih telur terus ilmu Malik masih belajar memasak telur dulu kl sdh bs pasti akan ada sayur juga .🤣🤣dasar ya benalu Lila maungodain Evan g mempan lah km cm mantan ingat MANTAN oke.
Hatus
Mampir nih thor😊
Miss Typo
eh si ulat bulu ngapain tuh kerja satu kantor dgn Evan, awas saja ya kalau menggatal
Lanjar Lestari
Ondel ondel ngapain pagi" sdh dikantor malah kerja ditempat perusahaan Evan parah licik x dia,dan sana antar antaranya aja sampai g kelar" bolak balik g jelas🤣🤣🤣dasar bucin dg kucing manis
Miss Typo
hempaskan semua bibit² pelakor ya Lika, pertahankan pernikahan mu dgn Evan, dia akan membahagiakan mu
Lanjar Lestari
sdh cemburunya malik suamimu setia km mada depan om Evan bersama anakmu dan Lila hanya masa lalu yg patut dilupakan,sdh bagus km jawab gitu Malik,eh beneran begadang Om Evan gempur habis istrinya malik sampai pagi agar cepat otw Junior Evan.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!