NovelToon NovelToon
Legenda Kaisar Roh

Legenda Kaisar Roh

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Spiritual / Reinkarnasi / Roh Supernatural / Light Novel
Popularitas:776
Nilai: 5
Nama Author: Hinjeki No Yuri

Di tepi Hutan Perak, pemuda desa bernama Liang Feng tanpa sengaja melepaskan Tianlong Mark yang merupakan tanda darah naga Kuno, ketika ia menyelamatkan roh rubah sakti bernama Bai Xue. Bersama, mereka dihadapkan pada ancaman bangkitnya Gerbang Utama, celah yang menghubungkan dunia manusia dan alam roh.

Dibimbing oleh sang bijak Nenek Li, Liang Feng dan Bai Xue menapaki perjalanan berbahaya seperti menetralkan Cawan Arus Roh di Celah Pertapa, mendaki lereng curam ke reruntuhan Kuil Naga, dan berjuang melawan roh "Koru" yang menghalangi segel suci.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hinjeki No Yuri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bayangan Gelap Terakhir Menyerang, Namun Berhasil Dihalau

Setelah Inti Neraka Roh lenyap dan pilar-pilar naga runtuh berkeping-keping, gua bawah tanah kembali sunyi. Hanya gemericik tetesan air yang menetes dari stalaktit menghiasi suasana keheningan, menciptakan simfoni lembut di kedalaman gua bumi. Liang Feng, Bai Xue, Yan Hua, dan Qian Li berdiri di tengah ruang batu, napas mereka masih terengah-engah oleh ledakan cahaya putih keperakan yang baru saja merobek dan menghancurkan kegelapan. Tianlong Mark di dada Liang Feng berdenyut pelan, menandakan aliran energi kesucian yang belum sepenuhnya surut. Aura perak Bai Xue berpendar sebagai perisai tipis, menahan sisa-sisa noda hitam yang berkeliaran.

“Tugas kita hampir selesai.” ucap Liang Feng dengan suara pelan, suaranya nyaris tenggelam oleh gema yang cukup jauh. Ia menegakkan pedang bermotif naga putih di depan dadanya, gagangnya terasa hangat di telapak tangannya. Dua pertapa muda mengatur napasnya, menyalakan obor ramuan asap biru demi menerangi kegelapan sisa di area sudut gua.

Namun, ketenangan itu hanya sesaat. Tiba-tiba, dinding gua bergemuruh hebat. Retakan halus merambat di permukaan batu dan memancarkan semburan kegelapan yang seketika menelan cahaya obor. Liang Feng dan yang lain menahan nafas mereka, mata mereka terbelalak saat bentuk kabur berwarna pekat muncul di antara reruntuhan pilar.

Bayangan terakhir Neraka Roh itu berbeda, dia terlihat jauh lebih besar, lebih murni dalam kegelapan dan lebih mengerikan lagi daripada yang mereka hadapi sebelumnya. Tubuhnya menyerupai sosok humanoid yang terbuat dari asap pekat, bergerak perlahan bak kabut yang mengumpul menjadi rupa. Dua mata merah menyala mirip bara api, sedang menatap tajam ke arah mereka, menghadirkan hawa dingin yang menusuk hingga ke tulang.

“Inikah… sisa terakhir Neraka Roh?” desah Yan Hua, suara parau yang penuh oleh ketakutan. Qian Li merapat, menepuk bahu rekannya untuk menenangkan diri.

Bayangan itu melangkah maju, gemuruhnya memekakkan telinga, memaksa mereka untuk mundur selangkah. Liang Feng mematung dan merasakan denyut adrenalinnya yang memuncak. Namun tekadnya segera bangkit untuk mengusir rasa gentar yang mencoba merayap didalam dirinya.

“Bersatu!” teriak Liang Feng, suaranya memecah keheningan dan menggema di seluruh ruangan. Ia dan Bai Xue segera membentuk formasi dengan pedang naga di tangan Liang Feng berpadu dengan cahaya perak Bai Xue, menciptakan lingkaran sinar hijau-keperakan di antara mereka yang memancarkan suasana hangat.

Bayangan gelap itu mengaum, lalu melesat maju layaknya seperti badai kabut. Tangannya terulur untuk merenggut sinar kesucian di tengah formasi mereka. Liang Feng mengayunkan pedang untuk menahan hempasan gelombang kegelapan yang berusaha meredupkan Tianlong Mark. Sekaligus, Bai Xue yang memancarkan ledakan aura, serpihan cahaya peraknya yang menahan debu hitam yang terbang liar di kaki mereka.

“Tianlong Mark, sambut cahaya perak!” Liang Feng berteriak lantang, merapal mantra andalannya. Kilatan hijau-perak berkumpul di ujung pedang, membentuk tombak cahaya yang melesat dan menembus tubuh bayangan. Dentuman keras bergema yang menandai benturan antara kegelapan murni dan sinar suci.

Bayangan itu berontak dengan raungan yang mengguncangi area itu, memaksa pilar-pilar batu di sekitarnya berguncang. Namun Bai Xue tak menunggu komando. Ia meloncat tinggi, menaburkan butiran aura perak bagaikan hujan kristal yang menancap ke seluruh permukaan kabut hitam. Setiap kristal itulah yang menyedot sisa noda gelap, merobek retakan bayangan hingga pecahnya makin terlihat nyata.

Lelehan asap pekat menetes, berserakan di tanah seperti noda hitam kental. Liang Feng menyiapkan momentum terakhir. “Hancurkan!” Ia memekik, mengayunkan pedang naga dengan seluruh kekuatannya. Gelombang cahaya hijau-perak melaju, bertemu semburan aura Bai Xue dalam ledakan cahaya putih terang yang mengguncang langit-langit gua. Debu dan serpihan batu beterbangan, sementara bayangan gelap terakhir terbelah menjadi serpihan asap halus, lalu lenyap tertelan oleh keheningan yang ada diarea sekitarnya.

Saat cahaya mereda, ruang gua kembali hening, bahkan lebih sunyi daripada sebelumnya. Satu-satunya yang tertinggal adalah riak tetesan air yang terus jatuh tanpa henti, seakan merayakan kemenangan suci. Liang Feng berdiri terpaku, napasnya berat, lututnya gemetaran. Namun matanya berkilau bangga melihat kehampaan di tengah gua, bebas dari bayangan gelap yang dulu mengancam.

Bai Xue mendarat di sampingnya, ekornya melengkung menandai aura puas. Dua pertapa muda mendekat, menepuk punggung Liang Feng dan Bai Xue dengan hangat. “Kalian berhasil… kegelapan benar-benar sirna.” ujar Qian Li dengan suara pelan, suaranya bergetar oleh kelegaan.

Liang Feng menegakkan pedang naga di tanah, lalu menunduk dengan hormat. “Ini bukan hanya kekuatan kita sendiri.” Ujarnya dengan nada suara merendah. “Tapi persatuan hati dan kesetiaan antara manusia dan roh penjaga telah mengalahkan Neraka Roh.” Bai Xue menyalurkan sisa aura peraknya dan memurnikan lantai gua dari jejak kegelapan untuk terakhir kalinya.

Setelah seluruh kegelapan telah sirna, lalu awan cahaya putih keperakan muncul perlahan di langit-langit gua, memecah keremangan yang ada diruangan tersebut. Terlihat Kilatan cahaya membumbung di permukaan kristal hitam yang dulu menahan energi kegelapan yang kini telah berubah menjadi kilauan perak bening. Dinding batu, yang sempat retak, kini tampak merekat kembali seolah disembuhkan kekuatan suci. Akar-akar kering dan lumut yang dulu membelit pun luruh, membuka jalan setapak untuk mereka pulang menuju dunia atas.

Liang Feng menarik napas dalam-dalam, merasakan udara segar memenuhi paru-parunya. Bai Xue mengepakkan sayap tipisnya yang memancarkan cahaya perak. Yan Hua dan Qian Li menyalakan obor ramuan asap biru mereka, menciptakan jalur cahaya temaram yang menuntun mereka untuk keluar.

Sepanjang perjalanan keluar, keempatnya menikmati keheningan diarea tersebut. Liang Feng memegang erat pedangnya, mengenang setiap langkah, setiap mantra dan setiap tetes keringat yang menetes selama pertempuran.

Di mulut gua, sinar matahari pagi menembus kabut, membumbung di atas pepohonan pinus. Embun pagi memantulkan kilauan bagai ribuan permata, menandai awal hari baru. Sekarang, Desa Bayangan tidak hanya bersih dari bayangan kegelapan Neraka Roh, tetapi juga dipenuhi harapan baru.

Bai Xue hinggap di pundak Liang Feng, mengepakkan bulu peraknya dengan pelan. “Kita berhasil.” desisnya dengan suara lembut dalam benak Liang Feng. Ia mengangguk dan membalas atas getaran lembut dari aura perak yang menenangkan jiwanya.

Yan Hua dan Qian Li berdiri di samping, wajah mereka memerah oleh kelelahan dan kebanggaan. “Pahlawan… dan roh penjaga suci.” gumam Yan Hua dengan suaranya yang bergetar.

“Kami hanyalah alat.” jawab Liang Feng dengan suara rendahnya, matanya menatap ke kejauhan. “Cahaya itu ada di hati setiap orang yang berani melawan kegelapan.”

1
Oertapa jaman dulu
Menarik dan berbeda dg cerita lainya
Awal cukup menarik... 👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!