ini kisah gadis psikopat yang mencari kebahagian melalui teriakan korban.
yang minat yok mampir😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mulianah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CG
"ARUNAAAA"panggil ketiga tuan muda, Aruna yang fokus membaca segera menutup buku itu, menarikkan lilin menaruhnya di tempat aman.
barulah ia keluar " iya ada apa" mereka bertiga merasa aneh melihat wajah Aruna yang seperti panik " kamu kenapa, apa kamu menyembunyikan sesuatu " Aruna gelagapan, ia berusaha untuk secepat mungkin mengembalikan ekspresi yang tenang.
" ekhhemm tidak, tidak ada apa apa, ada apa kenapa kalian memanggilku" .
" daddy, menyuruh kami memanggilmu" kata carsen, Aruna mengangguk, ia mengunci pintu lalu mengikuti ketiga tuan muda, selama pelatihan Aruna terus mendapatkan apresiasi yang luar biasa, dari harlen.
Selama ia berlatih bela diri dengan harlen ia benar benar di uji dalam berbagai bidang, bahkan ia sudah bisa menumbangkan banyak orang dewasa .
" Aruna, kemari istirahat sebentar" Aruna mengangguk ia berjalan menuju harlen di sebuah kursi panjang " kamu semakin hari, semakin mengagumkan " Aruna hanya tersenyum tipis.
" Aruna setelah dewasa nanti saya harap kamu mampu menjaga diri kamu dan juga putra outra saya " Aruna mengangguk dengan tegas.
Harlen tersenyum lebar, tiba tiba Aruna terpaku " senyuman nya sepertinya aku pernah melihatnya, apaaa diaa, aahh tidak mungkin senyumannya jelas ada perbedaan " .
" sebaiknya kita makan malam dulu " kata harlen mereka berjalan menuju meja makan , disaat dirinya duduk di dekat romeo.
Lena dan diaa berteriak kesakitan karena terkena percikan minyak , Aruna tersenyum mendegar suara teriakan kesakitan "hmmm, entah kenapa... aku... merasa semag mendengar suara jeritan kesakitan itu " Aruna seperti mendengarkan musik, ia juga tidak tahu kenapa bisa ia merasa tenang dan senang.
Aruna memejamkan matanya seraya tersenyum, Romeo yang di dekatnya menegok wajah Aruna " Aruna kamu tidak apa apa" kata Romeo menepuk pelan bahu Aruna, barulah Aruna sadar.
"hmm aku baik baik saja " mereka yang di meja makan juga merasakan keanehan Aruna kecuali harlen " makan yang banyak, supaya kamu kuat " Aruna tersenyum tipis dan lanjut makan.
Selama makan malam perhatian tertuju pada Aruna " Aruna kenapa makan daging yang itu, itu mentah, harusnya makan yang matang, yang mentah itu untuk daddy " kata Delano, Aruna kaget ia juga tak sadar makan daging mentah, karena rasanya yang begitu enak.
harlen tersenyum " tak apa, nanti akan ku minta lagi, pada pelayan makan lah" Aruna mengangguk ia makan sambil menatap ketiga tuan muda yang ingin mual , Aruna terkekeh di sela sela makannya " kalian mau" mereka kompak menggeleng " hahaha" .
Selepas makan malam, entah kenapa malam i i mereka latihan sangat singkat, Aruna kembali ke rumah kecil itu, ia kembali membaca buku diary Holstein.
~ hari hariku, penuh dengan kegelapan, tak satupun ada cahaya yang masuk, sampai kedatangan gadis manis, membuat hatiku yang dulu gelap memiliki sebongkah cahaya terang
~ dialah Ningsih, dia gadis yang sangat manis, hanya dia, yang melihatku ada.
~suatu hari, aku ingin menyatakan cinta ku padanya, tapi... dia adikku lebih dulu menyatakan cintanya pada Ningsih.
~gadis Jawa itu begitu bahagia dengannya, bahkan melupakan aku yang selalu menunggunya di bawah pohon besar .
~ tapi suatu hari adikku memberikan boneka pada Ningsih dan Ningsih menunjukkannya padaku, aku tak ingin kalah dari adikku maka aku akan menberikan boneka sungguhan yang jauh lebih cantik.
~ tapi..... Ningsih menolak, dia terus menolak hingga aku memaksanya bahkan melakukan kekerasan dan aku sangat menyesal, Ningsih menjauh dariku sampai ia hamil.
~ningsih memeri tahu ibu dan ayahku, tapi mereka tak percaya, hingga akhirnya ingin mengusir Ningsih, tapi aku mengakui itu adalah anakku, dan berakhirlah dia di kurung di lantai paling atas, dimana disana hanya da kami berdua.
~seharusnya Ningsih bahagia denganku tapi, ternyata ia sama sekali tak pernah bahagia bersama ku.
~sampai suatu hari, aku kehilangan kesabaran, aku terus memukul dan menjambaknnya tanpa sadar hingga Ningsih kontraksi.
~salah satu putri pelayan datang dan ialah yang membantu Ningsih melahirkan.
~ tapi.... ibukku langsung mengatakan untuk membuang putriku dan tak lama Ningsih meninggal dunia.
~ningsih maafkan aku
Terdapat foto seorang gadis disana dengan senyuman. merekah yang begitu manis.
Aruna melihat dirinya di cermin, lalu membandingkan wajahnya dengan foto itu.
7 tahun berlalu.
Aruna remaja tumbuh menjadi gadis yang cantik dengan mata indahnya sedang bercermin sambil membandingkan foto gadis itu dengan dirinya sama persis seperti fotocopy tapi bedanya bola mata gadis itu berbeda dengan dirinya.
" itu berarti, dia ibukku" gumam Aruna pelan.
Aruna mengayunkan sepedanya dengan sangat kencang bahkan rambut keriting seprti mie instan itu berterbangan di tiup semilir angin.
ia memarkirkan sepedanya di tempat khusus sepeda " akhirnya tuan putri datang juga " kata Romeo, Romeo sekarang menjadi lebih tampan begitupun saudara nya tapi sifat mereka tak pernah berubah.
" kalian nungguin aku" mereka kompak mengangguk, mereka terus berjalan sambil bercanda.
Oh ya, berly, Michael and geng melanjutkan sekolah menegang atas di Amerika ya teman.
" hello Baby apa kabar" kata zuya tersenyum manis bukan pada Romeo melainkan pada carsen target zuya berakibat pada pria dingin itu.
Carsen melewati zuya begitu saja tentunya zuya mengejar langkah carsen dengan senyuman yang membuat carsen muak.
Aruna menghentikan langkahnya melihat kelapangan.
Dasar siswi culun, sok polos banget sih anjing
heh anak baru, jangan mentang mentang lo bisa lulus seleksi, terus gaya gayaan kayak gitu du depan cowok gue.
maaf kak aku... ngak bermaksud gitu.
heh bullshit
gadis culun itu di pukul bahkan di jambak, aruna melengos menuju kelasnya.
Deringan alarm masuk membuat semua siswa siswi cepat cepat menuju kelas masing masing.
Menyisakan si culun seorang diri di lapangan, Aruna menyatukan jari jemarinya dengan siku yang menumpu pda besi panjang yang membentang, menatap datar gadis culun.
" Aruna, ayo masuk" suruh pak guru, Aruna masuk dengan santai.
setelah ngajar mengajar sesuai jam istirahat tiba, seperti biasa Aruna seperti i menjadi ratu di antara ketiga tuan muda.
Aruna berjalan dengan angkuh, mereka duduk di meja paling pojokan " bik, yang kayak biasa ya" bibik kantin mengangguk patuh.
Dan kembali ada drama di kantin " heh, kalian jangan bully dia terus, apa kalian ngak tahu, membully itu di larang" kata siswi kelas 11 .
" oh ya, emang siapa yang larang" cemoh murid baru itu pada siswi yang menegurnya " dia " tunjuk siswi kelas 11 , gadis kelas 10 itu melirik Aruna dan ketiga tuan muda.
" hmmm ternyata, dia.... orang nya" kata gadis pembully itu dengan seringai, ia mengambil sebuah minuman dingin, berjalan angkuh menuju meja Aruna.
BYUUUUURRR
AAAAAAWWWSSSHH SHIT MEN
bukan Aruna yang kena tapi gadis yang membawa minuman ituu, tentunya delanolah yang membalikkan keadaaan.
Aruna menatap angkuh gadis sok berkuasa di depannya " lula" panggilan name tag di baju gadis yang menatapnya tajam.
bersambung