Area 21+, harap bijak dalam membaca.
Kania Kamelin ...
Seorang gadis yatim piatu, yang memiliki sifat bar-bar, sukanya ceplas ceplos dan urak-urakan..
Namun pada suatu hari, Kania yang tengah mengendari motornya, dia harus mengalami kecelkaan hingga motornya menebus pembatas jalan dan jatuh ke danau.
Siapa sangka, pada waktu bersamaan terjadi gerhana matahari dan pada akhirnya, tubuhnya terseret ke zaman kuno yang tidak ada sejarahnya..
Di zaman kuno, Kania merasakan jatuh cinta pada seorang Kaisar yang selama hidupnya ia tidak pernah tau namanya jatuh cinta Namun hal itu pula yang membuat Kania kecewa.
Ia hanya jadikan pion oleh Kaisar. Setelah mengetahui akan dirinya yang hanya dimanfaatkan.
Akan kah Kania bertahan atau memilih pergi ????
ig:@riiez.kha.37
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sayonk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kulit hitam
Ke esokan paginya..
Kaisar Yun bangun dini hari, ia menoleh ke samping. Melihat Selir Mei yang tertidur pulas.
Lantas Kaisar Yun turun dari ranjangnya dan mengambil hanfunya yang berserakah di lantai. ia pun memakainya dan keluar dari kediaman Selir Mei.
"Jika Selir bangun, bawakan obat pereda nyeri.." perintah Kaisar Yun pada pelayan yang menunggu di luar kediaman..
Karna merasa jenuh, Kaisar Yun menuju lapangan luas, dia pun menuju tenda penempatan senjata dan mengambil pedang.
Kaisar Yun melampiaskan kekesalan dengan bermain pedang, hingga matahari terbit dari paraduan nya.
Sang Kasim, para pengawal dan para pelayan saling menatap kebingungan. Sudah berkali kali mereka menyarankan agar berhenti bermain pedang. Melihat Kaisar Yun yang sudah basah hanfu putihnya. Namun Kaisar Yun malah membentak mereka. Hingga mereka menunduk ketakutan.
Sedangkan di kediaman Mawar..
Setelah aktivitas mandi dan sarapan paginya, Xio Lin berniat berjalan-jalan di istana. Karna pertama kali kedatangannya dia belum memahami betul lingkungan istana..
Tanpa sadar, rombongan Xio Lin berpapasan dengan rombongan Selir Mei yang terlihat terburu-buru..
Xio Lin menunduk hormat, Selir Mei hanya meliriknya dan berlalu pergi..
Sedangkan Xio Lin hanya mengangkat kedua bahunya.
"Kau tidak dengar, Yang Mulia sangat aneh, aku saja baru tau jika Yang Mulia berlatih mulai dini hari sampai sekarang Yang Mulia belum menghentikan latihannya." ucap seoarang pelayan yang menyapu halaman itu."
Kemudian dia melirik kedua pelayan itu.
Entah kenapa hatinya merasa aneh, kemudian dia melangkah kan kakinya menuju kelapangan luas.
Dari kejauhan Xio Lin melihat Jendral Chun dan Selir Mei yang berniat membujuk Kaisar Yun, Namun mereka hanya diabaikan oleh Kaisar Yun..
Sementara Xio Lin yang sudah melihat Selir Mei, diapun menuju ke arah lain. Melanjutkan kelilingnya. Setelah berkeliling Xio Lin duduk di depan kediamannya di bawah pohon sakura. Merasakan kesejukan angin yang menerpa tubuhnya. Dia pun menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi dan memejamkan matanya..
Pelayan Lu tersenyum, diapun memijat kaki Xio Lin.
"Hah, ambilkan aku camilan." perintah Xio Lin.
Salah satu pelayan mengambil camilan dan secangkir teh dan menaruhnya di depan Xio Lin..
"Lu, berhentilah dan terimakasih, aku sudah tidak merasakan lelah lagi."
Xio Lin melepaskan penak nya dengan menyantap hidangan nya itu.
"Selir, apa tidak akan membujuk Yang Mulia. Yang Mulia masih belum berhenti bermain pedang." ucap salah satu pelayan yang masih menunduk hormat.
"Dari mana kau tau ? bukankah sudah ada Selir Agung ?" tanya Xio Lin menatap sang pelayan.
"Hamba mendengarkannya, pada saat di dapur Yang Mulia."
"Oh biarkan saja."
Tak terasa sudah siang hari, Xio Lin masih saja duduk santai, menikmati angin dan memakan hidangannya..
"Yang Mulia apa tidakk..." ucap pelayan Lu, dia mulai khawatir tentang kesehatan Kaisar Yun.
Namun perkataanya di hentikan oleh Xio Lin.
"Kau bisa melihatnya dulu, Yang Mulia sudah berhenti atau tidak ? jika tidak berhenti laporkan pada ku.." perintah Xio Lin, entah mengapa dia merasakan tidak enak hati. Karna statusnya sekarang adalah seorang Selir..
"Hormat hamba, Selir. Yang Mulia belum menghentikan.."
"Dia memang benar-benar gila.." ucap Xio Lin dia berdiri, lalu menuju ke tempat latihan..
Xio Lin yang masih melihat Selir Mei dan Jendral Chun yang berwajah kebingungan, terlihat jelas di wajah mereka mengkhawatirkan Kaisar Yun..
Tanpa basa basi Xio Lin menuju ke arah Kaisar Yun, sedangkan Selir Mei dan Jendral Chun menjauh karna takut bentakan Kaisar Yun..
"Yang Mulia.."
Seketika Kaisar Yun menghentikan aktivitas, dia melirik Xio Lin.
Untuk apa dia kesini ? hanya untuk mengasihi ku..
Kaisar Yun meneruskan latihannya.
Xio Lin yang merasa di abaikan, dia merasa kesal setengah mati. Hanya demi membujuk orang arogant itu Xio Lin langsung menuju kelapangan luas di bawah terik sinar matahari.
"Berhentilah ! apa kau akan membuat ku menunggu disini. Lihatlah dirimu, kau akan membuat tubuh mu hitam gak ke tolong.." ucap Xio Lin dan melipatkan kedua tangannya.
"Baiklah, teruskan saja. Dan ceraikan aku jika Yang Mulia sudah menjadi hitam.." ucap Xio Lin meninggalkan Kaisar Yun..
Kaisar Yun yang mendengarkan itu pun menghentikan aktivitasnya. Dia pun menatap punggung Xio Lin yang mulai menjauh.
Benar, kulit ku tidak boleh hitam, jika tidakk.
Kaisar Yun menerka-nerka, apa yang akan terjadi jika kulitnya menjadi hitam dan membayangkan dia di tendang saat masuk kedalam kediaman Xio Lin.
Mungkin aku harus mandi dengan kolam air susu agar tubuhku tidak hitam, Ibunda pernah menyarankan itu pada ku batinnya.
"Pelayan, siapkan kolam susu dan jangan lupa memperbanyak taburan bunga.." perintah Kaisar Yun yang membuat para pelayan saling menatap keheranan.
Pasalnya Kaisar Yun tidak akan mau mandi dengan susu, karna dia tidak suka bau amis.
Pada saat kecil jika Ibu Suri memandikan Kaisar Yun dengan kolam susu, dia akan bersembunyi atau merengek, menangis.