NovelToon NovelToon
Penakluk Ranjang Bos Mafia

Penakluk Ranjang Bos Mafia

Status: tamat
Genre:Mafia / One Night Stand / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Pemain Terhebat / Mata-mata/Agen / Tamat
Popularitas:60k
Nilai: 5
Nama Author: iska w

"Aku dibenci nggak mati, kamu gak suka aku juga nggak tutup usia, selagi rasa nggak suka dan bencimu tidak menutup pintu rezekiku, aku tidak perduli." celetuk Joanna Eden dengan tatapan santai seolah tanpa beban dosa.

Awal mulanya dia masuk kedalam dunia mafia hanya karena sebuah misi pertolongan dengan membantu kakaknya Jordan Eden yang berprofesi sebagai anggota Kepolisian untuk melakukan tipu daya agar bisa meringkus seorang Bos Mafia, tapi siapa sangka hal itu justru membuat Joanna terjerumus dalam gelombang asmara, lalu bagaimanakah kisah cinta Joanna? akankah dia bahagia atau nyawa yang akan jadi taruhannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iska w, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19.Jarang pake Otak.

Anna berhasil mengubah Markas Jay Alisher yang seperti kandang harimau itu, seolah menjadi kebun binatang yang seru dan menyenangkan, namun lain halnya dengan dua sosok pria yang sudah mondar-mandir menunggu Anna sedari tadi.

"Kenapa adikmu lama sekali pulang, apa perlu kita susul kembali ke Markas mafia itu?"

Dengan menggunakan sarung dan kopyah ala santri, saat ini Ghavin masih berada dikediaman rumah Jordan.

"Percuma, hal itu hanya akan membuat kecurigaan mereka terhadap Anna semakin besar saja."

Lain pula dengan penampilan Jordan, dia menggunakan sarung miliknya untuk menutupi kepalanya yang terasa dingin dengan setelan celana kolor dibawahnya, karena setelah menunaikan kewajiban mereka tadi, dua pria tampan itu memilih menunggu Anna di teras mini yang cukup asri dengan gaya yang sangat berbeda ketika mereka sedang menggunakan seragam dinas.

"Aish, tapi aku tidak tenang meninggalkan Anna sendirian disana." Ghavin bahkan seolah tidak sanggup melewatkan makanan ditenggorokannya, karena terlalu sibuk memikirkan Anna.

"Anda orang lain, apalagi saya?" Walaupun Jordan sering membully adiknya, namun dalam situasi seperti ini dia pun seolah tidak bisa meletakkan buntutnya dengan santai dikursi empuk rumahnya.

"Aku tidak pernah menggangap Anna sebagai orang lain, dia itu---" Calon Bhayangkariku.

Ingin sekali Ghavin jujur dan mengungkapkan hal itu kepada wali sahnya Anna saat ini.

"Hai everybody, ngapain kalian mondar-mandir disana, apa kalian sedang menunggu Abang tukang bakso? Aku mau juga deh."

Tiba-tiba saat kedua pria itu termenung dalam lamunannya, Anna datang dengan wajah cerianya sambil melenggak-lenggokan tubuhnya yang memang sering menarik kaum Adam itu.

Pletak!

"Argh.. Abang! Kamu ini kenapa selalu menyiksaku, apalagi salahku, hah?" Anna langsung menjerit karena jitakan dikepalanya begitu terasa kali ini.

Grep!

"Hidupmu itu selalu salah Anna, lain kali bisa nggak pakai sedikit otakmu itu, ngapain juga kamu harus nyusul kita ke Markas itu coba, kalau sampai ketahuan nyawa kamu yang jadi taruhannya Anna, paham kamu!" Walaupun mulut Jordan nerocos tak karuan, namun kini kedua tangannya sedang memeluk tubuh Anna dengan erat.

"Ck, bisa nggak kalau nggak pakai emosi?" Anna pura-pura kesal, namun senyumannya langsung melebar karena bahu Abangnya memanglah tempat bersandar ternyaman baginya selama ini.

Aku juga pengen meluk, tapi--?

"Kita bicarakan didalam saja, takut didengar orang nanti." Ghavin ikut merangkul punggung keduanya dan setelahnya ia mengajak mereka berdua masuk kedalam rumah.

"Aish, aku seolah tidak sanggup lagi jadi Abangnya, dia selalu saja membuat keputusan tanpa meminta persetujuan dari kita Komandan." Sidang pun dimulai, saat pintu rumah itu tertutup.

"Hei Abang, asal Abang tau saja, semenjak aku jarang pakai otak, aku tuh jadi jarang sakit kepala, kalau mau apa-apa tinggal berdoa aja sama Tuhan, karena Tuhan selalu tahu apa yang terbaik untuk kita dan kalau aku sedang ada masalah, aku nggak mau mikir terlalu pusing, karena skenario Tuhan pastilah yang terbaik, pokoknya aku tahu beres saja." Jawab Anna dengan kata-kata sok bijaknya.

"Lihatlah, anda tahu sendirikan bagaimana rasanya aku berjuang hidup disamping gadis kosong seperti dia Komandan?" Dan memang selalu ada perkataan polos Anna, yang membuat Jordan meradang.

"Pfftthh."

Sesunguhnya hal kecil seperti inilah yang membuat Ghavin suka dan tertarik dari sosok Anna, kejadian terberat sekalipun selalu Anna buat se-asyik mungkin.

"Sembarangan aja kalau ngomong, enak tahu Bang punya Allah itu, ngapain juga ngotot pengen ini itu, aku takut jika sampai pembuluh darahku pecah, hanya karena mikirin urusan dunia, yang penting aku senang, nggak kekurangan uang dan bisa makan, itu sudah cukup, kalau dikasihnya jodoh Mafia, ya udah mau gimana lagi, terima aja orang dia tampan kok, hehe." Celetuk Anna tanpa berpikir panjang.

"Siapa yang bilang kalau jodohmu itu Mafia, hah! Pokoknya aku tidak mau tahu, kita susun dari awal siapa peran untuk kamu Anna, aku bisa mencarikan wanita yang lain saja." Namun hal itu diterima Ghavin dengan wajah yang cukup serius, karena semakin kesini, dia semakin takut kehilangan Anna, karena ada sosok pesaing berat baginya.

"Sudah terlambat Uncle Tampan, kami sudah terlalu jauh." Anna sempat kaget, namun dia mencoba memberikan pengertian, karena jika hal inibgagal, reward untuk dirinya pun akan gagal pastinya.

"Woi Bocah! Maksud kamu terlambat apa? Apa kalian sudah ngok-ngok?" Ada saja kosa kata yang hanya kakak beradik ini yang paham.

"Dih Abang, pikirannya ngeres mulu deh, udah kebelet banget apa gimana Bang? Kasihan banget kan kalau nggak ada lawan." Anna langsung membantahnya.

"Ngok-ngok itu apa wei?" Dan Ghavin hnaya bisa garuk kepala memikirkan artinya.

"Jangan dengarkan ocehan si Abang itu, alurnya memang selalu sesat, Uncle!" Anna mulai merapat kesisi Ghavin dengan manja, seperti biasanya.

"Siapa tahu kamu langsung menggila, saat dia baru pamer martabak dua telornya." Lanjut Jordan yang semakin membuat Ghavin seolah mendapatkan teka-teki baru.

"Kok Abang bisa tahu?" Jika emosi Abangnya sudah berapi-api seperti ini hal yang Anna lakukan bukannya mendinginkanya, namun Anna semakin menyulutkan api itu sampai menyala dengan besarnya.

"JOANNA EDAN, JANGAN MAIN-MAIN KAMU!" Suara Jordan bahkan lebih mengerikan dibanding kilatan petir saat hujan tiba.

"Eden Bang, dikutuk orang tua kita baru tahu kamu!" Dan kini tawa Anna semakin mengembang, apalagi Jordan tidak bisa menjahilinya, karena Anna bersembunyi dibelakang tubuh Ghavin sambil memeluknya dengan erat, tanpa memikirkan jantung Ghavin yang semakin terguncang.

"Kalian berdua ini ngomongin apa sih, aku nggak paham ini!"

Tulilut

Tulilut

Tulilut

Saat jawaban belum Ghavin temukan, tiba-tiba ponsel Anna berbunyi.

"Haduh, Mr. J video call ini, gimana dong?"

"Abaikan saja." Jawab Jordan dan Ghavin secara bersamaan.

"Enak aja, jarang-jarang dia mau menghubungiku duluan, awas kalian, jangan ada yang memanggilku atau mendekat kearahku!" Anna langsung berlari kearah dapur mini dirumahnya.

"Aish, anak ini! ingat Dek, hidup itu nggak seindah kopi instant creme latte, yang manisnya bisa kamu atur sendiri, jadi pikirkan juga nyawamu yang hanya sebiji itu!" Teriak Jordan seketika.

"Bodo amatlah, karena kenyataannya kopi pahit lebih banyak dicari, werk!"

"Hei!" Namun Jordan mengurungkan niatnya untuk mengejar langkah adiknya, karena dia sudah melihat Anna menjawab panggilan telpon itu.

"Hallo Mr. J, apa rindu itu berat? Kenapa baru ditinggal sebentar udah video call aja? nggak bisa jauh dari aku ya?"

"Apa kamu sedang membohongiku?"

DUAR

"Haha, mana berani aku membohongi anda, aku itu hanya ibarat semut kecil yang tak bisa jauh dari manisnya pesona anda Mr. J."

Anna mencoba menampilkan suara riangnya seperti biasa, walau kedua telapak tangannya sudah mengeluarkan keringat dingin.

"Simpan rayuanmu itu, tunggu didepan rumahmu, aku akan segera datang menemuimu."

Tut

Tut

Tut

"Astaga Bang, apa kira-kira Abang sudah siap tinggal sendiri didunia ini?" Tubuh Anna langsung melemas, saat panggilan itu terputus.

"Maksud kamu apa Dek?" Jordan dan Ghavin langsung berlari tergopoh-gopoh menuju kearah Dapur.

"Sepertinya Bos Mafia itu sudah tahu sesuatu tentangku."

"APA!"

Bruk!

"Habislah aku Bang!"

Joanna hanya bisa terduduk lemah di lantai yang dingin itu, saat mengingat perkataan Jay yang akan menjemput dirinya didepan rumah, padahal dia sama sekali tidak memberitahukan alamat rumahnya, dan kemarin saat diantar anak buahnya, dia pun hanya turun didepan supermarket saja.

1
Rustan Sinaga
dah selesai aja thor
semangat berkarya thor...
Rustan Sinaga
senangnya sudah direstui abang ya dek...
Rustan Sinaga
semangat thor, keren ksta² mutiaranya
Rustan Sinaga
semangat thor
eva setyanita
🤣🤣🤣🤣🤣
Abimanyu Rara Mpuzz
simalakama
Abimanyu Rara Mpuzz
luar biasa
Abimanyu Rara Mpuzz
Luar biasa
Asngadah Baruharjo
ngakak paraahhh thorrr 🤣🤣🤣🤣
Asngadah Baruharjo
Jordan,tak temenin tidur di pos ronda 😀😀😀😀
Asngadah Baruharjo
aku mendukungmu fulllll Jay
Asngadah Baruharjo
jangan sakiti hatinya jay doongg
Asngadah Baruharjo
waduuuuhhhhhhhhhh nanti takutnya jay jadi monster
Asngadah Baruharjo
ngakak paraahhh 😀😀😀
Asngadah Baruharjo
wkwkwkwk
Asngadah Baruharjo
KEREENNNNN thoorrr 👍👍👍
Anik Trisubekti
terimakasih kak Iska 😘😘😘
ditunggu karya selanjutnya
Anik Trisubekti
abang Jordan😘😘😘😘
Hanisah Nisa
thanks Thor...
Susi Akbarini
😀😀😀😀😀😀😍😍😍😍❤❤❤❤❤

yaaaa aammpuunnnnn...
kocak abiz mereka itu...

btwxakhirnya up date...
mkasi byak ya aa kaakkkk
❤❤❤❤
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!