Logan Ruiz, putra tunggal Darius Ruiz, marah besar ketika pria paruh baya yang ia hormati itu memutuskan menikah lagi. Ia bahkan membawa seorang wanita dan anak perempuannya ke Mansion Keluarga Ruiz. Logan berusaha menggagalkan rencana pernikahan itu dan mengajak anak perempuan wanita itu untuk bekerja sama. Namun, anak perempuan itu tak mau mengganggu kebahagiaan wanita yang sangat ia sayangi. Hingga akhirnya Logan menggunakan cara yang menurutnya paling ampuh, yakni menodai gadis itu dan mengaku di hadapan Darius Ruiz. Hal itu akan menggagalkan rencana pernikahan Ayahnya itu. Namun siapa yang menyangka jika Alina, nama gadis itu, memilih pergi agar pernikahan itu tetap berlangsung dan menutup rapat kejadian malam kelam itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pansy Miracle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KEHILANGAN MASA DEPAN
“Lihatlah, ini bayimu,” Alina akhirnya memeriksakan dirinya ke klinik kandungan yang lokasinya tak terlalu jauh dari desa tempatnya tinggal. Meskipun hanya klinik kecil, tapi ia senang karena bisa melihat perkembangan janinnya.
“Apa ia sehat?” tanya Alina.
“Tentu saja.”
“Apa perkembangannya baik?” tanya Alina lagi. Bukan tanpa sebab Alina menanyakan itu, tai karena ia takut dengan hubungan yang terjadi antara dirinya dengan Logan yang mungkin akan berdampak pada janin yang ada di dalam kandungannya.
“Semua perkembangan sesuai dengan porsinya. Aku akan meresepkan beberapa vitamin untukmu dan makanlah apapun yang ingin kamu makan, jangan membatasi, kecuali memang makanan itu berbahaya,” pesan Dokter Tazzana, dokter kandungan yang memeriksanya.
Alina bernafas lega, tapi ia belum sepenuhnya yakin dengan kondisi janin di dalam perutnya itu untuk ke depannya. Masih ada ketakutan dalam dirinya yang tak ia perlihatkan pada siapapun.
“Oya, apa kamu mengalami morning sickness? Mual atau muntah mungkin?” tanya Dokter Tazzana.
Alina menggelengkan kepalanya, “tidak, Dokter. Tidak sama sekali.”
“Baguslah, anakmu sangat perhatian pada Mommynya. Kamu bisa menebus vitaminnya di apotik depan, sehat-sehat selalu ya,” kata Dokter Tazzana.
“Terima kasih banyak, Dokter.”
Alina keluar dari ruang periksa dan di ruang tunggu tampak seorang wanita muda yang perutnya sudah membuncit. Alina tersenyum melihatnya dan membayangkan dirinya sendiri.
“Mommy pasti bisa menjagamu seorang diri, sayang. Kita tak akan merepotkan siapa pun,” gumam Alina sambil mengelus perutnya.
Alina melangkahkan kakinya ke luar klinik, tampak sebuah mobil pick-up dengan seorang pria berpakaian kemeja kotak-kotak tersenyum ke arahnya.
“Baru aku ingin masuk ke dalam,” kata Carlos.
“Untuk apa datang ke sini?” tanya Alina.
“Tentu saja untuk menjemputmu.”
“Tak perlu, Carl. Aku bisa sendiri dan aku tak ingin merepotkan siapapun,” kata Alina.
“Jangan menolakku, nanti aku dimarahi Granny,” kata Carlos, “Granny yang menyuruhku menjemputmu karena katanya tadi kamu berangkat sendiri dan itu membuatnya kuatir.”
Carlos terpaksa menggunakan nama Grandma Beatrice agar bisa lebih dekat dengan Alina. Meskipun ia berbohong, tapi ia yakin Grandma Beatrice tak akan marah jika ia menggunakan namanya untuk lebih dekat dengan Alina.
Alina menghela nafas pelan kemudian tersenyum tipis, “baiklah, tapi untuk kali ini saja. Jangan ulangi lagi karena aku tak ingin bergantung pada siapapun.”
Carlos akhirnya menganggukkan kepalanya. Ia juga tak ingin memaksakan kehendaknya jika Alina memang tidak suka. Ia tak ingin Alina menjauh ataupun jadi membencinya.
**
Logan kembali teringat apa yang dikatakan oleh Vin saat di perusahaan tadi. Jika benar ia mengalami couvade syndrome, benarkah kalau saat ini bayi itu sudah tak ada?
Apa Alina menggugurkannya? Tidak! Ia tak mungkin hamil! Ini semua hanya karena aku stres dan kelelahan biasa saja. - batin Logan.
Ia sangat yakin sekali kalau Alina tak akan hamil. Jika memang hamil, itu pasti karena pria lain. Namun seketika rahangnya mengeras ketika membayangkan Alina tidur dengan pria lain, selain dirinya.
“Arghhh!!! Aku bisa gila jika seperti ini,” racau Logan yang semakin hari semakin tak bisa berpikiran sehat.
Logan berada di apartemennya, sendirian. Untuk menemani malam-malam-nya, biasa ia akan memanggil para wanita untuk memuaskannya. Namun sekarang ia tak bisa melakukan itu. Semakin hari bahkan ia semakin jijik saat melihat wanita.
Apa aku akan menjadi seorang gay? - batin Logan lagi.
“Aku tak mungkin menyukai pria kan?” gumam Logan yang bergidik ngeri sendiri.
Saat ia termenung seorang diri, ponselnya berbunyi. Tampak nama Vin, sahabatnya.
“Ada apa, Vin?”
“Aku tahu kamu belum tidur, Log. Aku ke apartemenmu sekarang!” sambungan ponsel itu pun langsung terputus begitu saja dan membuat Logan berdecak kesal.
Tak sampai lima belas menit, pintu apartemen Logan terbuka dan tampak Vin masuk ke dalam tanpa basa-basi. Ia langsung masuk ke dalam kamar tidur Logan karena ia yakin sahabatnya itu pasti saat ini sedang berbaring sambil menatap langit-langit kamar tidurnya itu.
“Log!”
“Ada apa kamu ke sini?” tanya Logan sambil memejamkan kedua matanya, meskipun ia belum tertidur. Bahkan saat ini mengantuk pun tidak ia rasakan.
“Ini hasil test DNA yang kamu inginkan,” kata Vin sambil menyerahkan sebuah amplop.
Logan langsung mengambilnya dengan kasar dan merobeknya. Amplop berwarna putih dengan logo rumah sakit di bagian kiri atasnya kini sudah tak berbentuk dan tergeletak begitu saja di lantai.
Logan terdiam membaca setiap detail data di sana. Ia tak terlalu mengerti tapi ia tahu arti kesimpulan di bagian bawah surat tersebut.
“Bagaimana, Log? Cepat katakan padaku, aku sudah penasaran sejak mengambilnya tadi. Hampir saja aku membukanya saat dalam perjalanan ke sini,” ujar Vin.
Karena tak mendapat sahutan dari Logan, akhirnya Vin merebut kertas itu dari tangan sahabatnya.
“Benarkah ini? Wowww, ternyata apa yang dikatakan oleh Uncle Darius adalah benar,” ujar Vin, “Aunty Flo benar-benar Mommy kandungmu.”
“Diam, Vin!” kata Logan dengan setengah berteriak.
Ada rasa tak terima di dalam hatinya kalau ia adalah putra kandung Florence. Hal itu karena ia menginginkan Natalie sebagai Mommy kandungnya. Selain itu, … bagaimana dengan Alina?
“Apa yang kamu pikirkan, Log?” tanya Vin.
“Alina,” jawab Logan tanpa sadar.
“Aku juga membawakanmu informasi ini,” Vin kembali memberikan sebuah map yang lumayan tebal pada Logan.
“Apa ini?”
“Mungkin semua yang ingin kamu ketahui tentang Aunty Flo dan Aunty Natalie. Dan untuk Alina, ia memang terbang ke Kanada. Aku telah memeriksa jadwal penerbangan serta nama penumpang, juga memeriksa kamera CCTV.”
“Kanada?”
“Ya, tepatnya di Toronto,” jawab Vin.
“Cari dia, Vin!” perintah Logan.
“Untuk apa? Untuk membangunkan anacondamu?”
“Jangan membuatku kesal, Vin!”
“Lalu untuk apa? Ia ingin pergi, biarkan saja ia pergi. Bisa saja ia menderita karena diperlakukan tidak baik oleh kakaknya sendiri. Ia bahkan sudah kehilangan masa depannya karena dirimu,” Vin mulai memanas-manasi Logan dan sepertinya tak peduli jika Logan akan melampiaskan kemarahan pada dirinya.
“Vin Walker!”
“Apa?! Bukankah semua yang kukatakan benar? Apa kamu ingin aku menemukannya untuk kamu nikahi? Tidak mungkin kan, Log?!”
Nafas Logan seakan memburu saat mendengar pemikiran Vin. Namun ntah mengapa di dalam hatinya ingin sekali menemukan wanita itu, satu-satunya wanita yang bisa membuatnya menjadi seorang pria sejati.
Adik? Ia benar-benar adikku? Apa yang telah kulakukan? Seharusnya Dad mengatakan semuanya sejak awal, jadi aku tak perlu melakukan ini. - batin Logan.
🌹🌹🌹
Karyanya bagus alurnya thorr💞🙏🏻