NovelToon NovelToon
Sang Pahlawan Dengan Sistem

Sang Pahlawan Dengan Sistem

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sistem / Anak Genius / Perperangan / Penyelamat
Popularitas:751
Nilai: 5
Nama Author: DARK & LIGHT

Di tengah hiruk pikuk Akademi Cyberland, Leon Watkins, seorang jenius dengan kekuatan "Dream" yang memungkinkannya memanipulasi mimpi dan kenyataan, justru merasa bosan setengah mati. Kehidupannya yang monoton mendadak terusik ketika ia dan teman sebayanya, Axel Maxx yang flamboyan, secara tak terduga ditarik ke dalam sebuah misi rahasia oleh sosok misterius. Mereka harus menembus "Gerbang Sejati," sebuah portal menuju dimensi yang mengerikan dan mengancam dunia. Petualangan yang akan mengubah segalanya, dan menyingkap takdir yang jauh lebih besar dari yang pernah mereka bayangkan, baru saja dimulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DARK & LIGHT, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7 :Bayangan Pilihan

Keheningan yang dingin menyelimuti Leon dan Axel saat mereka melangkah keluar dari Gate, kembali ke dunia nyata.

Aura suram dari "Gerbang Sejati" masih melekat di benak mereka, kontras dengan udara pagi yang mulai menghangat di belakang Akademi Cyberland.

Axel terhuyung, tubuhnya gemetar bukan hanya karena kelelahan, tapi juga karena kengerian yang baru saja mereka saksikan.

Para pengawal, meskipun profesional, juga tampak terguncang, wajah mereka pucat pasi. Monster-monster laba-laba yang mereka kalahkan terasa seperti ancaman kecil dibandingkan dengan pemandangan di balik gerbang merah menyala itu.

"Ini... ini gila," gumam Axel, suaranya serak. Ia memandang ke arah Leon, matanya dipenuhi ketidakpercayaan dan ketakutan yang belum pernah Leon lihat sebelumnya. "Kau dengar itu, Leon? 'Neraka'? Dia ingin kita masuk ke sana? Sendirian?"

Leon tidak menjawab. Pikirannya melayang, merekonstruksi setiap detail dari hologram misterius itu dan ancaman barunya. Ada kegembiraan yang aneh membuncah di dadanya, sebuah sensasi yang jauh melampaui kebosanan yang selama ini merasukinya. Ini adalah tantangan yang sesungguhnya.

Sebuah ujian yang nyata, bukan sekadar simulasi yang bisa ia manipulasi. Namun, ia juga merasakan beban berat. Pertarungan itu bukan lagi tentang uang atau reputasi, melainkan tentang nasib Cyberland, bahkan mungkin seluruh dunia.

"Kita harus melaporkan ini pada kepala akademi," kata salah satu pengawal Axel, suaranya tegas namun gemetar. "Ini bukan lagi urusan pribadi, Tuan Muda. Ini adalah ancaman global."

Axel mengangguk setuju. "Ya. Kita harus memberitahu semua orang."

Namun, Leon hanya menatap kosong ke arah mereka. "Tidak ada gunanya," ucapnya, suaranya tenang, namun ada nada keyakinan mutlak.

"Menurut kalian, kenapa dia tidak mengatakannya kepada semua 'pembangkit'? Kenapa dia memilih kita? Atau lebih tepatnya, kenapa hanya kita berdua?"

Axel mengerutkan kening. "Apa maksudmu?"

"Dia bilang 'ujian bagi mereka yang terlalu cepat puas dengan kekuatan'," jelas Leon, matanya menyipit saat memikirkan setiap kata dari sosok berjubah itu.

"Dan dia menyebutku sebagai 'jenius yang terbuai oleh sistem Dream miliknya'. Dia tahu tentang kebosananku. Dia tahu tentang kekuatan kita. Kita bukan hanya dipilih. Kita adalah target spesifiknya."

"Maksudmu... ini hanya untuk kita?" Axel merasakan gelombang ketakutan baru. Ini jauh lebih buruk daripada jika itu adalah ancaman umum yang bisa ditangani oleh seluruh guild. Jika mereka yang "terpilih", itu berarti beban ada di pundak mereka berdua.

"Tepat," jawab Leon.

"Jika kita memberitahu orang lain, mereka akan menganggap kita gila, atau mereka akan mencoba ikut campur tanpa memahami apa yang sebenarnya terjadi. Sosok itu tidak akan membiarkannya. Dia ingin kita yang menghadapi ini."

Para pengawal saling pandang, tampak bimbang. Argumen Leon memang masuk akal dalam konteks yang mereka alami, meskipun sangat tidak menyenangkan.

"Lalu apa yang akan kita lakukan, Leon?" tanya Axel, suaranya terdengar frustrasi. "Kau tidak mungkin bermaksud... kita akan pergi ke 'Neraka' itu?"

Leon tersenyum tipis. "Tentu saja. Kenapa tidak?"

Axel menjerit, "Kenapa tidak?! Kau gila! Kau melihatnya sendiri! Itu bukan gate biasa! Itu neraka sungguhan! Ada monster-monster yang bahkan membuat Red Spider Queen terlihat seperti laba-laba peliharaan!" Ia mulai melangkah mondar-mandir dengan gelisah, mengacak-acak rambutnya. "Tidak! Aku tidak mau! Aku tidak mau mati konyol di tempat seperti itu!"

"Kau pikir ada pilihan lain?" Leon membalas, nadanya datar. "Jika kita tidak pergi, dan apa yang dia katakan benar, maka 'Neraka' itu akan datang sendiri ke Cyberland.

Dan saat itu terjadi, kita akan mati konyol bersama miliaran orang lainnya. Setidaknya dengan pergi, kita memiliki kesempatan untuk menghentikannya."

"Tapi... tapi itu terlalu berbahaya!" Axel mencoba berargumen, tapi ia tahu bahwa dalam hati kecilnya, Leon benar. Ancaman itu nyata.

"Berbahaya adalah bagian dari petualangan," ucap Leon santai, seolah mereka hanya membicarakan tentang pergi berlibur. "Lagipula, kau bilang kau suka hal menarik, kan? Ini adalah hal paling menarik yang pernah ada."

"Hal menarik yang akan membunuh kita!" Axel mendengus, frustrasi memuncak. "Kau tidak mengerti, Leon! Aku punya guild! Aku punya keluarga! Aku tidak bisa mempertaruhkan segalanya begitu saja untuk misi bunuh diri!"

Leon mendekat, menatap Axel lurus di mata. Tatapannya intens, sesuatu yang jarang ia tunjukkan. "Dengar, Gendut. Kau pikir aku tidak peduli? Aku tahu ini bukan keputusan mudah. Tapi kita tidak dipilih secara acak. Kau memiliki sistem Petir yang kuat, salah satu yang paling merusak. Dan aku..." Leon menghela napas, "Aku memiliki 'Dream'. Sebuah kekuatan yang bisa memanipulasi kenyataan itu sendiri. Dia membutuhkan kita. Dia membutuhkan kombinasi kekuatan kita."

"Tapi kenapa kita?" Axel masih belum bisa menerima. "Kenapa bukan para pemimpin guild? Para pahlawan yang lebih berpengalaman?"

"Mungkin karena mereka terlalu 'puas dengan kekuatan'," jawab Leon, mengulang kata-kata sosok berjubah itu. "Mungkin karena mereka terlalu terjebak dalam politik dan birokrasi.

Kita... kita ini masih 'mentah' dalam arti tertentu, tapi punya potensi tak terbatas. Dan mungkin, justru karena kita tidak terlalu 'terikat' pada sistem yang ada, kita adalah pilihan terbaik untuk menghadapi ancaman yang melampaui pemahaman mereka."

Axel terdiam, perkataan Leon perlahan meresap dalam benaknya. Ada kebenaran pahit dalam setiap kalimatnya. Mereka memang muda, dan meskipun kuat, mereka belum mencapai puncak seperti para pahlawan veteran. Namun, mereka punya kemampuan yang unik, yang mungkin tak dimiliki oleh yang lain.

"Aku... aku tidak yakin aku bisa, Leon," bisik Axel, suaranya penuh keraguan. Ketidakberaniannya jarang terlihat oleh orang lain.

Leon menepuk bahu Axel, sebuah gerakan yang anehnya tulus dari dirinya. "Kau bisa. Aku tahu kau bisa. Kita akan melakukannya bersama. Aku tahu kau penggila uang, dan aku tahu kau juga ingin membuktikan dirimu. Dan kali ini, hadiahnya bukan sekadar uang. Hadiahnya adalah kelangsungan hidup umat manusia."

Meskipun terdengar seperti lelucon, ada gravitasi di balik kata-kata Leon. Axel menatap Leon, lalu ke langit Cyberland yang mulai terang, seolah mencari jawaban di sana. Ia membayangkan wajah orang tuanya, anggota guildnya, dan kemudian, gambaran mengerikan dari "Neraka" yang muncul di benaknya.

"Baiklah," Axel akhirnya menghela napas panjang, sebuah keputusan berat telah diambil. "Baiklah, aku ikut. Tapi kau harus berjanji, Leon. Kau harus berjanji bahwa kita akan saling melindungi dan kita akan kembali hidup-hidup."

Leon menyeringai. "Deal, Gendut. Kau tidak akan menemukan petualangan seperti ini di tempat lain."

Mereka berdua saling menatap, sebuah pemahaman baru terbentuk di antara mereka. Sebuah pakta diam-diam. Mereka adalah dua kutub yang berlawanan – Leon yang acuh tak acuh dan mencari sensasi, Axel yang riang namun kini penuh keraguan – namun takdir telah memilih mereka. Ancaman dari "Gerbang Sejati" jauh melampaui imajinasi siapa pun. Dan mereka adalah dua orang, dari sekian banyak, yang ditugaskan untuk menghadapinya.

1
iqbal nasution
oke
DARK & LIGHT: thank udah mampir bg
total 1 replies
DARK & LIGHT
MC anti naif
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!