Akibat suami yang sering berkumpul dengan circle pertemanan yang belum menikah membuat Nayla khawatir jika suaminya itu terbawa pengaruh buruk.
Namun apa jadinya jika ia ikut berkumpul dengan teman suaminya itu dan salah satu dari mereka tertarik dengannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wind Rahma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Terima
Tok tok tok ..
"Sayang .. Kau masih di dalam?" teriak Nayla sembari menggedor pintu kamar mandinya.
Kedua mata Rega membulat sempurna ketika Nayla menyusul dirinya. Beruntung ia sudah selesai teleponan dengan Billa.
"Iya, sayang .. Perut aku sakit sekali. Bisa kau belikan obat untukku di warung terdekat?" sahut dan pinta pria itu.
"Obat yang seperti kemarin?"
"Iya, aku cocok tuh minum obat itu. Aku minta tolong belikan, ya. Kau tidak keberatan kan?"
"Iya, tunggu sebentar, ya. Aku belikan dulu."
"Iya, sayang. Terima kasih, ya."
"Iyaaa .."
Nayla mendengus sedikit kesal. Ia melipir kembali ke depan guna membelikan obat sakit perut untuk Rega.
"Rega beneran pingsan?" tanya Ryan begitu Nayla kembali tetapi tidak dengan Rega.
"Dia sakit perut parah lagi, minta aku untuk belikan obat."
"Ya sudah, kalau begitu aku antar, ya. Warungnya kan lumayan jauh dari sini. Mana mungkin kau jalan kaki."
Nayla melihat ke sekeliling teman-teman Rega yang melihat ke arah dirinya. Ia merasa sangat segan dengan tawaran Ryan, akan tetapi ia tidak mungkin jalan ke warung sendiri. Selain jarakanya yang lumayan, jalan menuju warung pun cukup sepi. Apalagi ini sudah malam
Terpaksa Nayla menerima tawaran Ryan. Sebab ia yakin mereka pun mengerti keadaannya jika ia perlu bantuan.
"Iya," jawab Nayla kemudian.
Ryan pun bergegas bangun dari duduknya dan berjalan ke arah motornya. Nayla berjalan beberapa langkah mengikuti langkah pria itu ke motor.
"Ayo naik!"
"Iya."
Nayla sedikit canggung, apalagi saat semua teman-teman Rega menatap ke arahnya. Ia memegang kedua bahu Ryan lalu naik ke atas motor sport pria itu.
"Sudah?"
"Sudah."
Nayla sengaja tidak berpegangan, khawatir jadi bahan pembicaraan teman-teman Rega. Apalagi jika Rega sampai mendengarnya.
Baru melaju beberapa meter, Ryan tiba-tiba mengerem mendadak saat ada kucing lewat. Nayla sontak memeluk pinggang pria itu erat-erat karena terkejut. Tapi tidak lama setelah itu Nayla menarik tangannya kembali.
"Maaf, ya. Tadi ada kucing," ucap Ryan.
"I-iya," jawab Nayla sedikit gugup.
Entah kenapa perasaannya kini berubah tidak karuan. Ia masih tidak menyangka bisa di bonceng oleh Ryan.
Teman-teman yang lain saling berbisik membicarakan mereka berdua.
"Sengaja tuh si Ryan, biar bisa di peluk sama Nayla."
"Iya, modus dia."
"Gawat kalau Rega sampai tahu."
"Ya sudah kita tidak perlu berisik juga, biarkan saja apa yang mereka lakukan. Kita cukup jadi penonton saja."
"Khawatir juga sih kalau kejadian tahun lalu terulang lagi. Si Ryan bermasalah dengan Hakim gara-gara rebutan pacar. Jangan sampai hal itu terjadi lagi antara dia dengan Rega."
"Biarkan saja, kalau kita ikut campur nanti yang ada kita kebawa-bawa. Bisa-bisa tongkrongan ini hancur."
Mereka saling bersahut-sahutan. Membicarakan antara Rega, Ryan dan Nayla.
"Lagi pada bisik-bisik apa?"
Kembalinya Rega dari belakang membuat mereka semua diam. Tidak ada lagi yang berani bicara dan berharap Rega tidak mendengar apa yang tengah mereka bicarakan.
Rega merasa ada yang aneh dari mereka semua, seperti ada yang di tutup-tutupi.
"Ah ya, kalian lihat istriku pergi?" tanya pria itu kemudian.
"Nayla ke warung, kau yang minta dia untuk belikan obat sakit perut bukan?" tanya Adul.
Rega mengangguk. "Iya, dia pergi sama siapa?"
"Ryan," jawab Adul lagi.
Kening Rega seketika berkerut. "Ryan? Ryan sudah datang? Dia antar Nayla?"
"Iya. Lagian kau ada-ada saja, suruh Nayla ke warung sendiri. Mana ini sudah malam, jalan ke warung juga lumayan jauh dan sepi. Bisa-bisa Nayla di gondol makhluk goib," timpal Alex.
Entah kenapa Rega merasa tidak terima mendengar Nayla di bonceng oleh Ryan, sekalipun Ryan teman terdekatnya.
_Bersambung_
Lebih parah temen yg udah punya istri 🤔