Domanick Limson seorang Casssnova yang terkenal di negaranya, pria yang menganggap wanita hanyalah sebuah mainan dikala dirinya jenuh dengan pekerjaan, maka dia akan memainkan mainannya ( wanita ) tapi setelah dia bosan maka dia akan menyingkirkannya.
Pria yang tidak pernah jatuh cinta sekalipun dalam hidupnya, memiliki segudang perusahaan legal mau pun ilegal group Limson. Hidupnya seketika berubah disaat sepupunya sendiri bernama Lindsey Caroline mengejarnya dan membawa segenggam cinta untuk Domanick.
Sementara orangtua Lindsey telah menjodohkannya dengan laki-laki lain.
Akankah Domanick bisa jatuh cinta dan bisa bersatu dengan Lindsey?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopi_sopiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Tak hanya membawakan pakaian serta sepatu ganti untuk Domanick, Gilbert juga membawakan sarapan untuk Domanick.
"Tuan, apa perlu wanita itu aku usir?"
"Tidak usah, biarkan saja aku semalam bermain gila sepertinya wanita itu akan sulit berjalan!"
"Baiklah kau ganti baju dulu Tuan!"
"Lindsey masuk kerja kan?"
"Kau tidak menanyakan dulu tentang orangtua mu Tuan?"
"Ah iya, hampir lupa,"
"Yang diingat pertama nona ya Tuan!"
"Gilbert jangan sampai aku melempar mu dari lantai 10 hotel ini!"
"Maaf Tuan, jadi aku jawab yang mana dulu Tuan?"
"Terserah kau saja!"
"Pagi tadi pukul 07.00 orangtua mu dan orangtua nona sudah melakukan penerbangan, nona ikut mengantar dan sekarang dia sedang semangat serta ceria di kantor bersama dengan Leon!"
"Apa? Dia ceria?"
"Iya Tuan, bahkan keduanya tertawa gembira ini kau bisa lihat!" Gilbert menunjukkan foto Lindsey dan Leon yang sedang tertawa bersama di kantor.
"Bisa-bisanya dia menyatakan perasaannya padaku semalam, paginya dia tertawa lepas dengan laki-laki lain." dalam hati Domanick.
"Kau tunggu diluar, dan sarapan ini aku tidak akan makan,"
"Tapi Tuan nanti kau bisa sakit,"
"Sudah jangan bawel,"
Domanick pun berganti pakaian dan kembali ke kantor, saat hendak menuju ruangan kerjanya Domanick berpapasan dengan Lindsey yang terlihat buru-buru dengan membawa beberapa map ditangannya.
Lindsey hanya menundukkan kepalanya disaat Domanick dan Gilbert berpapasan dengannya layaknya karyawan biasa yang bertemu dengan atasannya, hal itu sukses membuat Domanick penasaran atas perubahan sikap Lindsey yang mendadak cuek.
"Mungkin nona sekarang sudah membuka hati untuk orang lain Tuan!"
"Bert lama-lama kau mirip dengan kompor!" ketus Domanick.
Dalam hati Gilbert masa bodo Domanick kesal karena dia terus memanas-manasinya, toh Tuan Lan memberikan harga mahal agar Gilbert melakukan tugas ini.
Seharian ini Lindsey fokus mengerjakan pekerjaannya dan belajar banyak hal dari karyawan-karyawan terpilih yang memang diminta langsung oleh Domanick untuk mengajarkan hal-hal dasar yang perlu diketahui oleh Lindsey dalam mengelola suatu perusahaan.
Hingga sore harinya di ruangan kerja Domanick.
"Bert, setelah kau mengantar Lindsey pulang ke rumah langsung kembali ke kantor karena ada beberapa hal yang perlu kita bahas dengan bagian desainer grafis sepertinya perusahaan J.T group kurang menyukai desainnya,"
"Langsung saja kita meeting sekarang Tuan, karena aku tidak akan mengantar nona pulang,"
"Memangnya kenapa?"
"Nona akan dijemput sekaligus pergi berkencan oleh David, calon suami nona itu kata nona Tuan!"
Domanick memukul meja.
"Bilang padanya aku tidak izinkan!"
"Aku tidak berani Tuan, karena memang nona berhak pergi bersama David itukan sesuai dengan keinginan mu!"
"Ya sudah aku lihat dia laki-laki baik, aku tidak akan lagi mengganggunya!"
Hingga malam harinya Domanick masih berada di kantornya lembur dengan beberapa karyawan, sementara Lindsey juga masih berada disalah satu pusat perbelanjaan dengan David keduanya baru selesai makan.
Dilihatnya layar handphone miliknya oleh Lindsey secara terus-menerus, berharap ada telepon masuk atau pesan masuk dari Domanick tapi kelihatannya laki-laki itu sudah tidak keberatan lagi bila Lindsey pergi bersama laki-laki lain meskipun hanya berdua saja.
"Sey, kau mau beli ice cream?"
"Boleh,"
David membelikan ice cream untuk Lindsey, setelah puas nonton dan makan mereka memutuskan untuk nongkrong disalah satu Bar sambil ngobrol-ngobrol mengenal lebih dekat satu sama lainnya, tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 23.00 malam.
"Dev pulang yuk udah malem banget nih!"
"Wah iya ya, gak kerasa ngobrol dengan mu nyaman sekali Sey,"
"Nanti kita atur waktu lagi untuk jalan bareng,"
"Beneran kau masih mau jalan denganku?"
"Tentu saja,"
"Terimakasih Sey, aku harap hubungan kita akan semakin dekat,"
Setelah melakukan perjalanan pulang, keduanya tiba pukul setengah dua belas malam di depan rumah Domanick. Dari atas balkon kamar tidurnya, Domanick menyoroti tajam David dan Lindsey yang baru saja turun dari mobil.
"Dev hari ini tidak usah mampir ya sudah malam ga enak sama kak Nick,"
"Iya aku gak mampir kedalam kok cuma pengen turun dari mobil dan ngucapin selamat malam aja untukmu!"
"Itu kan udah diucapkan,"
"Eh iya, Lindsey apa boleh?"
"Apa?"
David mendekatkan wajahnya dengan wajah Lindsey, membuat kedua wajah itu bertemu. Di atas balkon Domanick meremat pagar balkon melihat David akan mencium Lindsey, untungnya Lindsey langsung menghindar.
"Aku belum mau Dev, mungkin nanti kalau aku sudah yakin padamu!"
"Maaf aku terlalu buru-buru padamu, jujur aku sangat menyukai mu Lindsey,"
"Ya sudah aku masuk dulu ya kedalam!"
"Iya, sekali lagi maaf aku tidak bermaksud lancang padamu,"
"Tidak apa-apa, aku engga masalahin kok,"
Dibukanya pintu gerbang oleh security dan Lindsey pun masuk kedalam rumah. Setibanya didalam rumah keadaan nampak kosong pikir Lindsey Domanick pasti tidak pulang karena bermain dengan wanita bayarannya, Lindsey masuk kedalam kamarnya.
"Dia tidak mengkhawatirkan aku sama sekali!" gumam Lindsey lalu merebahkan tubuhnya diranjang.
Tok.
Tok.
Tok.
Terdengar ada yang mengetuk pintu kamarnya, Lindsey pun turun dari ranjang lalu membuka pintu kamarnya.
"Kau baru pulang?"
"Iya,"
"Sudah makan?"
"Sudah kok,"
"Maaf kakak tidak menelepon mu seharian ini tadi di kantor sibuk sekali,"
"Tidak apa-apa, aku aman bersama David!"
"Kau mau menikah dengannya!"
"Iya sepertinya begitu, kami semakin dekat dan aku rasa aku mulai menyukai Dev,"
"Lindsey kau serius?"
"Kalau tidak ada lagi hal penting yang mau kakak ucapkan, aku masuk ke kamar dulu ya capek mau tidur,"
Ditutupnya pintu kamar itu oleh Lindsey, namun Domanick menahannya sehingga pintu itupun terbuka kembali. Domanick memeluk Lindsey menenggelamkan wajahnya diceruk leher jenjang Lindsey.
Terhirup aroma wangi khas tubuh Lindsey yang membuat Domanick terlena menikmati aroma wangi tubuh sepupunya itu.
"Selamat malam, istirahatlah!" Dilepaskannya pelukan manis itu.
Domanick pergi dari hadapan Lindsey, menyisakan hati yang kembali bertanya-tanya akan sikap ambigu itu sikap Domanick selalu berubah-ubah kadang Lindsey merasa diperlakukan sebagai seorang sepupu tapi, ada beberapa perlakuan Domanick yang Lindsey rasakan bahwa itu bukanlah perlakuan seorang kakak sepupu terhadap sepupunya, melainkan perlakuan seorang laki-laki dewasa terhadap seorang wanita dewasa.
"Cassanova sialan, giliran aku berhenti menggodanya dia yang malah menggoda ku!" kesal Lindsey.
Keesokan harinya pagi-pagi Domanick dan Gilbert sudah menunggu Lindsey dimeja makan untuk sarapan bersama, tapi begitu yang ditunggu turun dari lantai atas rumah itu justru hanya untuk berpamitan bukan untuk ikut sarapan.
"Aku duluan ya kak, dah Gilbert!"
"Tunggu Lindsey kau mau kemana? Sarapan dulu!"
"David mengajakku sarapan bersama dengannya, setelah itu dia juga akan mengantar aku ek kantor,"
"Apa?"
"Silahkan nona, hati-hati dijalan salam ya untuk David!" Gilbert menyerobot obrolan.
"Oke Bert,"
Lindsey tersenyum ceria dan pergi dari sana, sementara Gilbert baru sadar bahwa sejak tadi Domanick menatapnya bagia seorang mangsa.
mampir yuk ke novel aku❤☺