Mawar Untuk Mawar ( Titipan) Mas Tentara

"Pak, tolong Mawar nya jangan di kirim lagi bisa? " Ucap Mawar saat buket bunga Mawar datang lagi.

"Aduh nggak bisa mba, karena toko kami amanah. Masa nggak dianterin. " Ucap Kurir.

"Saya yang tanggung jawab Pak, nggak apa - apa. Ambil saja uang nya tapi jangan di kirim."

"Nggak bisa Mba, kami mohon maaf. "

"Ya sudah lah. " Mawar menandatangani bukti resi nya.

Lalu Mawar langsung membuang bunga Mawar nya ke tempat sampah, dan berjalan masuk.

"Mas sudah mau berangkat? " Tanya Mawar.

"Iya nih, tapi Mas sarapan dulu. Enak sarapan di rumah dari pada di kantor. Kalau di rumah kan bisa makan bareng istri." Jawab Akbar.

"Makan nya jadi lebih nikmat ya Mas. "

"Jelas dong. " Ucap Akbar sambil menerima piring dari Mawar yang berisi nasi goreng.

"Yank, Mas sudah beli bibit bunga Mawar nya besok kita tanam. Mumpung Mas libur. "

"Makasih ya Mas, akhirnya punya minimal taman bunga Mawar. "

Setelah sarapan, Akbar langsung berangkat, saat akan menaiki motor nya, Akbar melihat sebuah buket bunga Mawar di dalam tong sampah. Akbar pun turun dan mengambil nya, ada sebuah kartu ucapan kecil lalu Akbar membuka nya.

Pagi cantik, Mawar segar pasti sudah kamu terima. Mas kangen kamu, semoga kamu juga kangen Mas. Cinta Mas tak akan pernah mati sampai mata ini tertutup.

Akbar langsung merobek kartu ucapan tersebut dengan emosi langsung menancapkan gas motor nya.

****

"Bang masih punya nomer Mas Ikhsan kan? " Tanya Mawar.

"Masih, kenapa? "

"Boleh tolong minta nomer nya. "Pintar Mawar dari panggilan telepon.

" Nomer nya masih sama. " Ucap Haikal dari seberang.

"Nomer saya di blokir Bang sama dia. "

..."Ya sudah kalau di blokir, berarti dia sudah melupakan kamu. "...

"Melupakan apa Bang, dia malah berusaha mengganggu rumah tangga saya. Dengan mengirim kan buket bunga Mawar setiap pagi, kalau Mas Akbar tahu bisa gawat Bang."

"Ikhsan seperti itu? "

"Iya Bang, tolong lah Bang sampai kan pada dia. "

"Abang akan hubungi Ikhsan, kamu tenang saja. "

"Terima kasih Bang. "

"Sama - sama . "

******

"Bang bibit nya banyak banget. " Ucap Mawar saat Akbar sedang menabur bibit bunganya Mawar.

"Iya, ini bukan hanya bunga Mawar merah tapi Mawar putih, ungu bahkan hitam. " Ucap Akbar.

"Mas, nanti ada yang di taruh di dalam pot ya?"

"Iya, itu ada beberapa pot kamu bisa pakai."

"Ok."

Mawar pun memasukan tanah kompos dengan tangan yang menggunakan sarung tangan dan skop.

"Jadi kamu nggak usah pesan buket Mawar lagi. " Ucap Akbar.

Mawar berhenti dan melanjutkan kembali menanam bibit bunga Mawar.

"Iya Mas. "

"Sayang uangnya. "

Mawar hanya tersenyum dan terus melanjutkan ke pot satu nya lagi, menaruh tanah kompos.

*****

"Saya nggak akan pernah berhenti mengirim bunga Mawar untuk Mawar. "

"Kamu ini nekat ya, kamu mau merusak rumah tangga kakak kamu. " Bentak Haikal melalui sambungan telepon nya.

"Abang pikir sendiri saja Bang, bagaimana hati saya. Bagaimana saat ini saya, dia menikah dengan kakak saya, hancur semua nya. Mawar begitu mudah nya melupakan saya, hanya karena Kak Akbar yang baru dia kenal."

"Kamu ikhlas kan Mawar. "

"Saya belum siap Bang. "

"Kamu harus bisa, kamu harus bisa belajar melupakan Mawar, jangan membuat hati kamu terlalu sakit. "

"Tidak Bang, saya tidak bisa. "

******

Akbar segera berlari ke arah pintu, saat Mawar tidak tahu kurir yang setiap hari sudah datang membawa buket Mawar merah.

"Kiriman buket lagi Mas? " Ucap Akbar.

"Benar Mas, buat nama Mba Mawar. " Ucap Kurir.

"Biar saya yang terima saja, karena istri saya sedang mandi. " Ucap Akbar.

"Tanda tangan disini Mas. "

Akbar pun menanda tangani bukti resi pengiriman dan menerima buket bunga Mawar kiriman dari Ikhsan.

Akbar pun membaca kartu ucapan dari Ikhsan yang membuat Akbar mengeratkan kedua rahang nya.

Pagi Cantik, semoga hari mu bahagia selalu. I love you.

Akbar dengan langkah kesal membawa buket tersebut masuk kedalam rumah, dan bertepatan Mawar keluar dari kamar nya dengan menatap kaget.

"Nih, dari penggemar rahasia. " Ucap Akbar sambil melemparkan buket bunga Mawar merah hingga rontok.

"Mas, maaf kan saya. Bisa saya jelaskan."Ucap Mawar.

"Kenapa kamu, nggak jujur sama Mas. Kalau buket ini dari Ikhsan. " Ucap Akbar dengan nada tinggi.

"Maaf kan saya Mas, saya takut Mas marah besar. "

"Justru kamu nggak jujur sama Mas, membuat Mas marah besar sama kamu. Kamu katakan pada Ikhsan, jelaskan semua nya. "

"Nomer saya di blokir. "

Akbar pun mencoba menghubungi Ikhsan, namun nomer pun sama Ikhsan memblokir nya.

"Kamu benar - benar membuat saya emosi Ikhsan. "

"Mas, saya minta tolong pada Bang Haikal untuk menyampaikan ini semua pada Mas Ikhsan. "

"Biar Ikhsan Mas yang urus. "

"Mas, tolong jangan sakiti Mas Ikhsan. "

"Itu cara Mas, biar dia kapok."

******

"Bang ini enak banget loh. " Ucap Willy sambil memakan sate kelinci.

"Saya nggak doyan Willy, saya bayangkan nya gimana.Binatang lucu ini. " Ucap Ikhsan.

"Tapi halal Bang. "

"Iya halal, tapi saya nggak suka. " Ucap Ikhsan.

Ikhsan hanya melahap sate kambing, dengan nasi di piring. Hingga Ikhsan dan Willy pun menambah satu porsi nasi lagi.

"Bang, saya kok curiga sama tiga pria itu. " Bisik Willy.

"Arah pukul 8 bukan? " Ucap Ikhsan.

"Benar Bang, seperti nya mereka bukan orang baik - baik. "

"Cuek saja, jangan terlalu mencirikan. "

"Bang, orang itu mendekat. "

Ikhsan dengan pura - pura santai makan, dan tiba - tiba salah satu pria berhenti tepat di samping Ikhsan dengan senjata tajam kecil menempel pada pinggang Ikhsan.

"Kamu keluar. " Bisik pria tersebut.

"Siapa kamu? " Tanya Ikhsan.

"Nggak perlu tahu, sekarang kamu keluar dari warung ini. Jangan membuat keributan di sini." Jawab Pria tersebut.

Ihsan dan Willy pun beranjak berdiri dan pergi keluar dari warung, saat berjalan jauh dari warung suasana sepi pria tersebut menendang Ikhsan hingga tersungkur ke tanah.

"Hey...!!! "Bentak Willy.

" Jangan ikut campur, kalau ikut campur ini akan menembus perut kamu. " Bentak salah satu pria yang membawa senjata tajam.

"Siapa kalian?? " Bentak Ikhsan yang akan bangkit namun sebuah pukulan mendarat di punggung Ikhsan.

Buuugghhh

Aaarrrrggghh

Teriak Ikhsan memercing kesakitan, Ikhsan yang akan bangkit namun tersungkur kembali sebuah tendangan mendarat di punggung Ikhsan.

Willy yang kedua tangan nya di pegang oleh kedua pria yang tidak di kenal berusaha memberontak.

Ikhsan berusaha melawan namun sangat sulit, karena hantaman demi hantaman mendarat di punggung Ikhsan.

"Cukup, kita sudah cukup memberikan pelajaran buat dia. " Ucap Salah satu pria.

Uhuk.. uhuk...

Ikhsan merasakan sakit di dada dan punggung nya terasa remuk, salah satu pria menarik rambut Ikhsan.

"Ingat, jangan berani - berani kamu bermain api, ini baru permulaan. "

Hahahahahah

"Ayo kita pergi. "

Willy lalu segera membantu Ikhsan, dan membantu nya berdiri.

"Bang, kita harus lapor polisi. "

"Nggak usah, saya tahu siapa pelakunya. "

.

.

.

.