My Naughty Boss

"Tidak mau!" tolak Tessa mentah-mentah.

"Oh jadi sekretarisku ternyata adalah pembohong, ya?" cibir Keenan.

"Jangan pernah mengatakan hal seperti itu!" geram Tessa.

Hal yang paling dibenci oleh Tessa adalah kebohongan.

Tidak punya pilihan Tessa akhirnya menarik tangan Keenan dan membawanya ke kamar mandi.

"Jangan pernah lepas celanamu!" kesal Tessa sambil menyalakan shower.

Gadis itu mengambil sabun dan menuangkannya pada spons lalu menggunakan spons itu untuk menggosok tubuh Keenan.

"Sepertinya kau sudah lama tidak berolahraga, perut kotak-kotakmu mulai membuncit," komentar Tessa saat menyadari perubahan tubuh bosnya.

Well, memang bukan pertama kali Tessa melihat tubuh kekar itu karena saat Keenan gym pun, Tessa yang menemani.

"Oh iya? Kau harus mengatur pola makanku dan mengatur berapa kalori yang aku butuhkan setiap harinya!" perintah Keenan kemudian.

Tessa memutar bola matanya malas. "Bagaimana jika aku resign, apa ada sekretaris baru yang tahan denganmu, Bos?"

Tubuh Tessa langsung terhuyung ke belakang dan membentur dinding, rupanya Keenan mendorongnya.

"Resign kau bilang?" Keenan emosi mendengarnya.

"Cepat atau lambat aku pasti resign, aku tidak mau terus-terusan menjadi pesuruh seperti yang aku lakukan sekarang!" sahut Tessa sambil melemparkan spons penuh busa ke badan Keenan.

"Mandi sendiri sana!"

Tessa ingin keluar dari kamar mandi tapi Keenan maju dan merapatkan tubuhnya pada Tessa yang mana membuat gadis itu tidak bisa bergerak.

"Bos..." Tessa jadi panik karena tubuh basah Keenan menempel pada tubuhnya dan jarak wajah mereka dekat sekali sampai hembusan nafas Keenan bisa dirasakan oleh Tessa.

"Kau mau resign dan menikah dengan Kevin?" tanya Keenan.

"Kenapa kau selalu menyangkut pautkan Kevin, jelas-jelas dia tidak ada hubungannya sama sekali!" Tessa menjawab sambil memiringkan wajahnya.

Tapi Keenan semakin mendekat dan berbisik di telinga Tessa.

"Kau yang menemaniku dari bawah, aku ingin kau melihatku saat aku di atas nanti! Aku ingin kau bangga padaku!" bisik Keenan yang mengutarakan isi hatinya.

"Setidaknya jangan menikah sampai hari itu tiba," tambahnya.

Mendengar itu, Tessa jadi terdiam dan memikirkan sesuatu.

"Kalau misalnya kau naik jabatan saat usiamu 30 tahun bagaimana, Bos? Apa aku harus menunggumu selama itu? Aku akan menjadi perawan tua dan dicibir tidak laku karena gila kerja!"

"Itu adalah berita yang sering dibuat di majalah bisnis mengenai aku dan sepertinya hal itu akan menjadi kenyataan kalau aku terus begini!"

Tessa mengutarakan yang ada di kepalanya supaya Keenan benar-benar mau berubah.

Tidak mau berdebat lagi, Tessa mendorong tubuh Keenan. Dia menjauh dari lelaki itu dan melempar handuk untuk bosnya yang masih memaku di tempatnya seperti orang bodoh.

"Ck! Apa yang terjadi padaku!" decak Keenan.

_

_

_

_

Keenan memakai baju santai yang Tessa beli sebelumnya. Lelaki itu keluar dari kamar dan mencari Tessa.

Ternyata Tessa tengah sibuk di dapur karena membuat churros.

"Churros?" tanya Keenan.

"Hm, ada daftar film yang belum aku tonton jadi aku akan menonton film sambil memakan churros!" jawab Tessa.

Insiden di kamar mandi sebelumnya seperti terlupakan begitu saja.

"Kau mau nonton film apa?" tanya Keenan lagi.

"Ada daftarnya di laptopku, coba kau periksa, Bos!" Tessa menunjuk laptopnya yang berada di atas meja makan.

Keenan beranjak ke meja makan dan memeriksa daftar film yang ingin Tessa tonton. Tapi fokusnya teralihkan pada wallpaper laptop Tessa.

Wallpaper foto Tessa dan Keenan yang Keenan sendiri tidak tahu foto itu diambil kapan.

"Ini foto kapan? Kenapa gayaku seperti ini?" tanya Keenan.

"Itu foto saat kita kaget melihat sepasang kucing membuat anak di tempat proyek," jelas Tessa.

"Ternyata ada pekerja yang memotret kita karena melihat ekspresi kita yang seolah ingin seperti kucing itu!"

Keenan tergelak mendengarnya ternyata selama ini memang begitu banyak momen yang dia habiskan bersama Tessa.