Akan aku buat suamiku mencintai ku, Begitu bathin Aisyah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fiah MSI probolinggo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 Mengejar Cinta Istri
Betapa terkejutnya Aditya saat melihat gambar yang susah Asiyah berikan , Aditya mengira foto yang beredar di seluruh rumah sakit, hanyalah foto kebersamaan dirinya dan Dokter Naura, tapi saat ini? kenapa diri menjijikkan seper ini yang Aisyah miliki.
"Aisyah, aku sumpah gak tahu apa-apa tentang foto ini, aku mana mungkin melakukan hal serendah itu, Aisyah aku... aku tidak tahu apapun tentang foto yang itu" ucap Aditya dengan expresi masih syok dan tak percaya. Dia berusaha mengingat itu, tapi tak ada jawaban dari ingatan itu, Ingatan tentang kejadian itu tidak ada sama sekali dalam ingatan Aditya .
"Aku tahu, ini bukanlah foto aslimu, Mas. hanya saja yang aku kecewakan dari mu adalah, kenapa kau membiarkan gosip itu semlain melebar, sehingga Ibu dan bibi tahu? aku tahu yang di atas ranjang ini bukan lah dirimu, tapi kenapa kau me.biatkan Naura semkin masuk kedalam hidupmu? awalnya aku ingin mencegah rumor itu, tapi melihat sikap mas ke aku yang acuh sedangkan ke Naura begitu perhatian, untuk apa aku melakukan hal itu? aku tidak ada artinya bagimu, Mas. aku memilih abai akan rumor yang dirimu sendiri membuatkan bertambah besar, sehingga tumor itulah yang me.buat Ibu sakit hati padamu " ucap Aisyah.
"Jika itu bukan aku, apakah gambar wanita nya juga bukan Naura?" tanya Aditya yang masih menganggap sahabatnya itu hanyalah wanita polis yang kini berada dalam fase ketakutan
"Kalau Naura itu adalah asli gambar dia sendiri,Pakah Mas ingin melihat gambar pria aslinya? mungkin saja itu adalah suaminya" ucap Aisyah pada Aditya .
Aditya semakin syok mendengar ucapan Aisyah, Kenapa begini ... ? Mengapa Naura melakukan hal ini? Apakah ia benar-benar mencintainya, sehingga rela menghancurkan rumah tangga Aditya dan menghancurkan reputasi keduanya sebagai tukang selingkuh ?"
"Mas belum percaya ya? wajarlah ... karena Posisi Dokter itu susah ada di bagian terspesial dalam hatinya kamu, Mas" ucap Aisyah dengan hati yang sakit saat mengatakan hal semacam itu
"Bukan begitu, Aisyah. Aku hanya tidak bisa menyangka saja, Aisyah, aku datang kemari untuk meluruskan ke salah pahaman kita, aku benar-benar ingin memperbaiki hubungan kita, Percayalah ... aku tak memiliki hubungan apapun dengannya, kau bisa pastikan itu" ucap Dokter Aditya meyakinkan Aisyah
"Aku bukan wanita hebat, Mas. aku butuh bukti bukan hanya sekadar janji, aku tak ingin merasakan sakit dan luka yang sama, Apalagi dengan kisah yang sama " ucap Aisyah yang terus melangkah kan.kakinya menapaki setiap jalan yang ia lewati bersama Aditya.
"Aku benar-benar ingin kembali.padamu, Aisyah" lirih Aditya namun masih terdengar oleh Aisyah.
*****
Aaaa ...
Teriakan Naura di dalam ruangan nya, Ia tak bis menerima kalau Aditya sudah tidak lagi di rumah sakit, Naura sudah bertanya berulang kali pada kepala rumah sakit, tapi jawabannya tetap sama, Tidak tahu dan tidak tahu.
"Naura, aku benar-benar tidak tahu, Aditya mau kemana, ia hanya bilang ingin pergi dulu dari rumah sakit, Kau kan tahu sendiri, sekarang image dia sebagai Dokter tauladan sudah hancur karena ulahku, jadi ... tolonglah ... jangan ganggu Aditya, kasihan ... sekarang rumah tangganya juga ada di.ambang perceraian " ucap Kepala rumah sakit
"Aditya tidak mencintai istrinya, jadi biarkan mereka berpisah, Kamu jangan sok tahu, dan masalah hubungan ku dengan Aditya, tentu semua.lrang tahu, betapa Aditya menyukai mu" ucap Naura
Kepala Dokter itu hanya menggelengkan kepalanya
"Naura, ini adalah peringatan terakhir buat kamu, jika sekali lagi kau membuat ulah, jangan salah kan saya kalau kau akan ku pecat dari rumah sakit ini, Faham. Nama rumah sakit sudah tercoreng oleh tingkah mu, Sekarang kau kembalilah ke ruangan mu, dan jangan buat maslaah lagi " ucap kepala Dokter itu seraya memijit pelipisnya.
Naura pergi dari ruangan itu dengan begitu Emosi, ia tak perduli dengan tatapan para suter dan juga dokter yang berpapasan dengannya, Ia menumpahkan kekesalan nya di dalam ruangannya, Naura menyingkirkan semua berkas yang ada di mejanya, meraung dengan begitu keras. Matanya melotot penuh amarah.
"*Aditya ... kau ingin menghindari dariku? begitu ... ? kau tak akan bisa lepas dari genggaman Naura Aditya, kau akan tetap ada dalam genggamanku, kau paling tidak tega di saat aku di sakiti kan ? baiklah ... aku akan membuat dirimu tersakiti sehingga kau keluar dari persembunyian mu, akan aku pastikan kau tetap ada di sisiku, memilih ku dari pada keluarga jal*ng mu itu ' ucap Naura dengan emosi yang sudah berubun-ubun
Ramadhan tersenyum mendengar kabar da'i bibinya bahwa Aditya menyusul Aisyah ke kampungnya*.
" Aku harap, Aditya berhasil membawa Aisyah Bi" ucap Ramadhan
"Kau benar, Ibu akan memaafkannya jika ia berhasil membawa pulang menantuku " ucap Ibunya Aditya dengan nada sedih
"Baiklah, Bibi istirahat saja, Ramadan akan melihatnya besok, usaha yang bagaimana, yang Aditya pakai untuk membawa Aisyah kembali " ucap Ramadhan, yang mana ia masih ada di tempat kerjanya, yang kebetulan ada di dekat kampung Aisyah. .
"Baiklah, Ramadhan. jaga diri kamu juga ya, Nak. jaga kesehatan juga, Bibi titip Aditya " ucap Bibinya Ramadhan sebelum mengakhiri panggilan itu. Ramadhan menghela nafasnya berat. Ia bahagia jika Aditya sadar, tapi ia juga terluka karena ternyata ia sudah menyimpan rasa untuk Aisyah.
"Ramadhan ... kau sekarang berfikir lah dengan kepala dingin, kau bisa melihat sendiri, kalau Aisyah sebenarnya sudah mencintai Aditya, hanya saja .mm siapa yang tahan dengan sikap Aditya yang seperti itu, Oke. Jika kau menginginkan nya, ambillah saat keduanya sudah tak bisa lagi bersama " bathin Ramadhan seraya menatap berkas yang ada di depan nya.