Cinta Sang CEO

El tiba diruang rawat Seina dan langsung masuk kedalam. Masih seperti saat ia tinggalkan tadi, gadisnya belum juga membuka matanya.

Setelah meletakkan jasnya pada sandaran kursi, El duduk disamping Seina lalu memegang tangan lembut yang lemah itu.

"Aku datang Seina, maaf ya lama soalnya banyak kerjaan yang harus diselesaikan dulu, karyawan kamu juga pingin ketemu katanya Jack dan kamu tahu nggak kalau ternyata mereka itu temenan udah lama bahkan Jack suka sama dia sudah lama juga.."

"Kamu cepat bangun ya, aku dan semua karyawan kamu menunggu kamu buka mata indah ini" El menyentuh kelopak mata Seina yang masih tertutup dengan lembutnya.

"Tapi kalau kamu masih capek nggak masalah tidur asal jangan terlalu lama ya.."

"Kamu tahu belum tahu namaku kan, sekarang dengar baik-baik ya, namaku Elrando Smith kamu bisa panggil El atau sayang juga boleh" kekehnya kecil.

"Bangunlah Seina Lestari Nugroho, aku janji akan selalu ada buat kamu" bisik El lalu mengecup pipi Seina.

Entah sejak kapan El bisa seperti ini, banyak bicara dan mulai berekpresi walau hanya untuk Seina seorang saja. Tetapi itu merupakaan perubahan besar dalam hidupnya yang tanpa dia sadari bahwa cintanya untuk Seina semakin tumbuh.

Apa lagi jika El mengingat bagaimana tangguhnya Seina yang lemah masih bisa memukul Raka hingga terkapar tidak berdaya dilantai. El yakin kalau Seina merasa terancam melihat Raka yang tidak seperti kedua temannya.

Itulah yang mendorong Seina mampu melakukan hal itu, karena ketakutan bisa membuat kita menjadi nekat melakukan segalanya.

El menghela napasnya sejenak kemudian duduk di sofa untuk mengerjakan pekerjaannya lagi disana.

Hingga tanpa terasa El sudah menghabiskan waktunya sampai tengah malam hanya untuk mengerjakan pekerjaan kantornya lewat tab. Begitulah jika El sudah bekerja maka segalanya akan ia lupakan, meski kali ini berbeda karena dia sering melihat pada Seina berharap gadisnya itu bangun.

El berharap waktu segera berlalu agar dia bisa melihat senyuman manis Seina yang hanya sekali dia lihat itupun tidak sengaja. Kalau tersenyum langsung padanya El belum pernah lihat.

Karena wajah dinginnya yang selalu ia perlihatkan sehari-harinya. Harus mendapatkannya pelan-pelan batin El.

Sedang asik-asiknya ia memeriksa laporan masuklah seorang dokter paruh baya kedalam kamar Seina tanpa permisi ditengah malam. Bahkan gelagatnya juga sangat mencurigakan karena ia berjalan terkesan mengendap-endap.

El hanya menatapnya tajam saja juga raut wajahnya yang sangar ia keluarkan melihat ada yang masuk diam-diam. El ingin tahu apa yang dilakukan oleh dokter itu hingga masukpun tidak melihat dirinya sama sekali yang duduk disofa.

Dokter itu nampak mengeluarkan suntikan lalu memegang selang infusnya untuk disuntikan cairan didalamnya. Karena merasakan bahaya akan menghampiri, El bangun dari dudunya berjalan tanpa suara dan merampas jarum yang dipegangnya.

Si dokter itu tentu saja kaget karena merasa keadaan sudah aman tadi, penjaga diluar semua dan berhasil dia kecoh dengan seragamnya. Tapi kenapa ada yang mengganggunya lagi pikirnya.

El langsung menyuntikkan jarum itu pada tangan orang yang membawanya sendiri lalu menekan ujungnya agar cairan yang El tidak tahu apa masuk kedalam tubuh penjahat itu.

Tentu saja dokternya kesakitan akibat El yang asal tancapkan saja bahkan mengeluarkan darah pada bekas suntikannya. Dia mengerang kesal dan mencoba lari dari sana karena ketahuan.

Tapi El tidak membiarkan hal itu, dia langsung menahan target siksaannya selanjutnya ini dengan menarik lalu memutarkan tangannya kebelakang. Hingga si dokter berteriak kesakitan.

El mebawanya keluar ruangan dan melemparkannya tepat dihadapan anak buahnya yang berjaga.

"Selain dokter wanita yang tadi pagi atau dokter Anton yang lain tidak boleh masuk mengerti" ucap El melirik tajam anak buahnya.

"Ngerti bos maaf kami lalai" ucap mereka.

"Hm bawa dia ketempat yang menyenangkan" lanjutnya sebelum masuk kedalam ruangan Seina lagi.

Anak buah El yang tahu apa yang disebutkannya tempat menyenangkan segera membawa dokter itu yang mulai lemah tubuhnya.

Sebelum masuk kembali El lebih dulu menelpon seseorang.

"Introgasi orang baru sampek dapat semua informasinya, kalau sudah habisi" ucap El.

"Siap bos" jawab diseberang yang merupakan penjaga ruang rahasia El.

Setelahnya barulah El masuk kedalam mendekati Seina kembali.

"Sadarlah Seina, aku ingin melindungimu agar tidak ada lagi yang menyakitimu, percayalah padaku.."

"Aku tulus ingin memberikan yang terbaik bagimu karena entah mengapa aku merasa sangat senang setiap kali kita bertemu dan selalu kepikiran kalau nggak lihat kamu sebentar aja, bangunlah" El meletakkan kepalanya pada tangan Seina yang dia genggam.

Tanpa El ketahui bahwa air mata Seina menetes dari sudut matanya. Entah apa yang ia rasakan hingga air mata itu keluar dari sana, ketulusan dan kesungguhan ucapan El membuat air mata itu tidak tertahankan.

Menjelang pagi, El masih bertahan pada posisi tidurnya duduk berbantalkan tangan Seina.

Jack yang berulang kali mengetuk pintu tidak ia hiraukan karena terlalu nyenyak tertidur hingga akhirnya Jack masuk sendiri untuk melihat keadaan didalam.

Namun apa yang dilihat Jack membuatnya senang hingga heboh sendiri membangunkan bosnya.

"Bos bos bangun bos, nona udah buka mata tuh, bangun bos" hebohnya.

Seina yang memang sudah sadar sejak tiga jam lalu tapi tetap diam tanpa gerakan apapun, pandangannya kosong menatap langit-langit ruangan tempatnya. Dan betapa kagetnya dia akibat kehebohan yang dibuat Jack.

Tubuh Seina menegang karena takut namun tidak bisa bergerak karena tangannya berat akibat ditimpa seseorang. Saat dia melihat laki-laki menyentuhnya membuat dirinya sangat shock hingga hampir pingsan kalau Jack tidak langsung menarik paksa tibuh bosnya agar bangun.

Tapi hal itu malah jadi masalah baginya yang mendapat amukan.

"Apa yang kau lakukan hah?" bentak El marah.

"Itu bos nona" tunjuk Jack dengan takut juga sedikit gemetar.

El akan marah memarahi Jack lagi harus batal karena melihat gadisnya yang lebih ketakutan dari Jack, bahkan hingga dahinya berkeringat dingin.

Dengan cepat El menaikkan bagian kepala badnya lalu merengkuh tubuh Seina memenangkan.

"Sst tenanglah Seina, aku tidak akan menyakitimu, tenang ya rilekskan dirimu" ucap El ditelinga Seina sembari mengelus pelan punggung juga rambutnya.

"Jack panggil dokter cepat" ucap El mencoba tenang juga dari kepanikannya melihat Seina yang ketakutan.

Jack berlari keluar dengan cepat mencari dokter untuk nonanya.

El terus mengelus punggung juga rambut Seina hingga tubuh yang tadinya sempat menegang karena ia peluk perlahan mulai tenang. El juga mengecupi puncak kepala Seina sayang berharap bisa mendapatkan kepercayaan gadis itu untuk menjaganya dan melindunginya.

Dokter Anton dan dokter wanita yang ia pilih untuk menangani Seina datang bersama Jack yang kebetulan mereka juga akan memeriksa keadaan Seina. Jadi saat bertemu didepan lift, Jack langsung menarik tangan dokter wanita itu tanpa memperdulikan teriakan Anton dibelakang mereka.