Pembalasan Pemuda Yang Disingkirkan

Tak lama berselang, Saga bersama Marko dan beberapa para anak buah kepercayaannya telah tiba di depan gedung besar berlantai lima yang berada di wilayah yang terlihat sunyi dan jauh dari hiruk pikuk keramaian.

Dan ternyata gedung tersebut merupakan perusahaan milik Saga yang sengaja dia buat dipinggiran kota Jakarta. Lalu Saga melangkah masuk ke dalam gedung diikuti oleh para anak buahnya.

Melihat kehadiran Saga, tentu saja membuat para penjaga yang berdiri di depan pintu kaca membungkuk hormat memberikan salam kepada pria tampan itu.

"Selamat datang tuan muda." sapa mereka sambil membungkuk di samping Saga.

"Hemm.. Bagaimana keadaan di sini? Baik baik saja kan?" tanya Saga menatap lekat wajah dari para penjaga.

"Iya. Semuanya baik baik saja tuan."

"Bagus, kalau begitu aku akan masuk ke dalam." ucap Saga kembali seraya melangkahkan kakinya menuju masuk ke dalam lobby perusahaan.

Sesampainya di dalam, para karyawan menyambut Saga dengan begitu hormat. Lalu salah satu pria paruh baya yang menjadi kepercayaan Saga di perusahan miliknya mendekati Saga dan membungkuk di hadapannya.

"Selamat datang tuan Saga. Kami sudah lama menunggu kedatangan anda." sapa pria itu yang ternyata merupakan mantan Direktur keuangan di perusahaan ayahnya dulu.

Nama pria paruh baya itu adalah Bayu. Dan saat ini dia telah diangkat menjadi wakil Direktur di perusahaan milik Saga yang baru berjalan beberapa bulan ini. Saga bertemu Bayu saat pria malang itu hampir di habisi oleh sekelompok orang yang tak dikenal.

Saat itu Bayu tengah menuju pulang ke rumahnya, tapi diperjalanan dia di cegat oleh sebuah mobil yang langsung mengancamnya dan ingin menghabisinya. Keadaan yang sunyi membuat Bayu hampir mati di tangan para penjahat itu.

Namun Tuhan masih sangat baik dengannya, sehingga dia diselamatkan oleh Saga yang tanpa sengaja melewati jalan sepi itu.

Bukkk...Bukkk...

Pertempuran pun terjadi dengan begitu sengit. Saga bersama Marko menghajar para penjahat sampai babak belur. Dan setelah mengalahkan mereka, Saga pun mencekik leher dari salah satu Penjahat sambil bertanya siapa orang yang telah menyuruhnya untuk menghabisi pria paruh baya itu.

"Siapa yang telah menyuruhmu?Cepat katakan sekarang juga!" teriak Saga sambil mencekik leher penjahat itu.

"Nyonya, nyonya Marisa yang menyuruhku!"

"Apa! Marisa!" ucap Saga dengan sangat terkejut.

Mendengar nama Marisa disebut, wajah Saga berubah menjadi sangat marah. Lalu dia segera menyuruh Marko untuk menelfon anak buahnya guna menyekap para penjahat itu.

"Cepat suruh anak buah kita datang ke tempat ini. Aku ingin tahu apa yang sebenarnya direncanakan oleh wanita ular itu."

"Baik Saga."

Dan setelah menelfon, Saga pun mengikat tangan dari para penjahat menggunakan tali yang memang selalu dia bawa. Lalu setelah selesai Saga menyerahkan mereka kepada Marko sedangkan dirinya bangkit dan berjalan mendekati pria yang tengah beringsut di dalam mobil.

"Tuan. Apa anda baik baik saja?" tanya Saga sambil membantu pria paruh baya itu untuk keluar dari mobil.

"Iya. Aku tidak apa apa nak. Terimakasih banyak karena sudah menyelematkan saya." jawab pria itu sambil menatap lekat wajah Saga.

Sedangkan Saga yang menyadari tatapan tersebut langsung tersenyum. Lalu dia mengatakan kalau dia merupakan putra kedua dari tuan Abimanyu.

Mengetahui hal itu, Bayu pun langsung memegang tangan Saga. Lalu dia memohon kepada Saga agar mau membantunya serta melindunginya.

"Saya baru saja dipecat oleh tuan Abimanyu, karena saya difitnah oleh Nyonya Marisa dan juga putranya sebagai tersangka korupsi uang perusahaan. Padahal yang melakukan itu semua adalah Nyonya Marisa, tapi sayangnya tuan Abimanyu tidak mempercayai saya, dan sekarang nyonya Marisa menyuruh orang untuk menghabisi saya."

Kedua tangan Saga langsung terkepal kuat mendengar apa yang dikatakan oleh Bayu. Dan mulai saat itu dia menjadikan Bayu sebagai wakil Direktur di perusahaan baru miliknya yang berjalan di bidang penjualan Properti dan Investasi sama seperti milik ayahnya.

Bayu yang melihat kegigihan dari bos nya itu merasa sangat bangga. Dan sekarang sudah waktunya untuk mereka membalaskan dendam kepada orang orang yang telah menyakiti Saga dan membuangnya sampai keluar dari rumah keluarga Abimanyu.

"Paman. Kenapa kau melihatku seperti ini? Apa kau sedang memikirkan sesuatu untukku paman?" tanya Saga yang menyindir Bayu.

Mendengar sindiran dari Saga, Bayu pun langsung tersenyum. Lalu dia kembali membungkuk di hadapan pria tampan tersebut.

"Tuan muda Saga. Saya sangat bangga dengan kehebatan yang anda miliki. Dan suatu anugrah karena saya bisa menjadi bagian dari anda tuan." ucap Bayu menjawab pertanyaan Saga.

"Hahahaa....! Paman bisa saja. Kalau paman terus terusan memujiku, maka aku bisa menjadi sombong nantinya."

"Tidak apa kalau tuan sombong, karena tuan memang patut melakukan hal itu."

"Hahahaa..! Paman, kamu benar benar membuatku bahagia. Sekarang ayo kita masuk ke dalam ruanganku." ajak Saga kepada paman Bayu dan juga Marko.

Sedangkan para karyawan yang lain langsung bubar menuju ke meja kerja masing-masing. Selama tiga bulan ini, mereka bekerja keras untuk memajukan perusahaan milik Saga Dirgantara. Dan nama Dirgantara Saga ambil dari nama Almarhum kakeknya yang telah meninggal dunia.

Begitu juga dengan nama Klan mafia miliknya, yang telah dia beri nama Tiger Dirgantara. Nama itu adalah nama yang paling Saga sukai, Karena Saga ingin para klan nya menjadi hebat seperti Tiger yang berarti Harimau.

Cklekkk...

Dan setelah masuk ke dalam ruangan miliknya, kedua pria itu langsung duduk di sofa yang ada di dalam ruangan, lalu Paman Bayu menatap Saga lekat, guna memberikan informasi yang pastinya akan sangat mengejutkan untuk pemuda itu.

"Paman. Ayo katakan, apa yang ingin kau katakan padaku?" tanya Saga menatap penasaran.

"Saga. Aku sudah melakukan tugas yang kau perintahkan. Beberapa bulan ini, anak buahmu terus memantau perusahaan milik ayahmu. Tapi, selama seminggu ini ada kejadian yang benar benar mengejutkan."

"Kejadian! Kejadian apa itu paman?" tanya Saga kembali sambil menatap lekat wajah Bayu.

"Begini, menurut orang suruhan kita, beberapa hari ini ayahmu sudah tidak terlihat lagi di perusahaan. Dan menurut kabar yang beredar, Vero telah menjadi CEO di perusahaan milik ayahmu, sedangkan ibunya Marisa, telah menjadi Direktur utama yang artinya menjadi pemilik sah dari perusahaan."

"Apa....!"

Kedua mata Saga langsung membulat sempurna mendengar kabar yang diucapkan oleh Paman Bayu. Kali ini kemarahannya benar benar besar, dan dia tidak akan membiarkan para musuhnya menang dan menguasai harta peninggalan milik almarhum ibunya.

"Kurang ajar! Aku tidak akan membiarkan mereka bahagia paman!"

Brakkkk.....