NovelToon NovelToon
SELAMANYA KAMU MILIKKU

SELAMANYA KAMU MILIKKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Obsesi / Romansa / Penyesalan Suami / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Dark Romance
Popularitas:28.2k
Nilai: 5
Nama Author: Vebi_Gusriyeni

Ketika dendam dan cinta datang di waktu yang sama, pernikahan bak surga itu terasa bagai di neraka.

“Lima tahun, waktu yang aku berikan untuk melampiaskan semua dendamku.”_ Sean Gelano Aznand.

“Bagiku menikah hanya satu kali, aku akan bertahan sampai batas waktu itu datang.”_ Sonia Alodie Eliezza.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi_Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 : Diantar Oleh Vanno

...🌼...

...•...

...•...

Flashback On

“Mati kamu Sonia.” Nila tiba-tiba mencekik leher Sonia hingga wanita itu sulit bernapas. Sonia berusaha lari namun ditahan oleh Nila dan dua orang anak buahnya.

“Mau apa Ibu?” tanya Sonia yang saat ini dipegang oleh dua orang suruhan Nila.

“Memberi peringatan untukmu Sonia. Kau hanya benalu dalam hidupku.”

“Apalagi salahku padamu? Aku tidak pernah mengganggumu selama enam tahun ini, aku sudah benar-benar pergi dari hidupmu.”

“Lalu kenapa kau kembali lagi dengan menjadi istri Sean? Kau sengaja ingin mendekati dan merebut harta suamiku?”

“Aku tidak butuh harta suamimu, bagiku Sean sudah cukup dan aku bukan bonekamu Ibu, aku bebas menentukan jalan hidupku sendiri, dan perlu kuingatkan padamu, bahwa aku sama sekali tidak memiliki hubungan dengan suamimu itu,” tegas Sonia.

Nila menampar kuat kedua pipi Sonia berkali-kali hingga darah keluar dari sudut bibirnya. Sonia berusaha untuk kabur dari Nila dan akhirnya berhasil, dia lari sekuat tenaga dan sesampainya di jalan raya, dia bertemu dengan Vanno.

Vanno yang melihat Sonia lari ketakutan segera menghampirinya, Sonia tanpa berpikir panjang segera berlindung di belakang tubuh tegap Vanno.

“Kamu kenapa Son?” tanya Vanno khawatir.

“Aku dijahatin sama orang, tolong anterin aku pulang,” jawab Sonia yang masih ketakutan di belakang tubuh Vanno dan tak lama datang Nila beserta kedua anak buahnya. Vanno pun pasang badan untuk melindungi Sonia.

“Mau apa kalian?” tanya Vanno dengan lantang.

“Aku ada urusan dengan wanita jalang ini, jangan ikut campur urusanku.”

“Pergi dari sini sebelum aku menghajar kalian semua.” Nila memerintahkan kedua anak buahnya untuk menyerang Vanno.

“Masuk mobil Son,” perintah Vanno pada Sonia dan langsung diiyakan oleh Sonia.

Dia melihat perkelahian antara Vanno dan anak buah Nila dari dalam mobil, Sonia sangat takut jika Vanno kenapa-kenapa.

Vanno dengan gampangnya menghajar mereka berdua, dan Nila pun menjadi kicep. Mereka pergi begitu saja, Vanno memasuki mobil dan melihat Sonia yang saat ini sudah terluka.

“Dia nyakitin kamu ya Son?”

“Sedikit, tolong antarkan aku pulang ya.”

“Kita obati dulu lukamu ya.”

“Nggak usah Van, nggak papa, aku mau pulang aja takutnya nanti Sean udah pulang.” Vanno semakin curiga dengan sikap Sonia yang seakan takut pada Sean.

“Kamu ini kenapa sih Son? Kamu kayak takut gitu sama Sean.”

“Nggak kok, aku tadi keluar nggak bilang dia, aku takut dia nyariin. Oh iya kan tadi kamu meeting sama dia, apa dia udah pulang?” tanya Sonia memastikan.

“Belum kok, masih banyak kerjaan yang harus dia lakukan di kantor, kamu tenang aja, dia belum pulang,” bohong Vanno, dia tahu kalau Sean selesai meeting langsung pulang. Vanno hanya ingin memastikan keadaan Sonia dan ingin ngobrol dulu.

“Kita obati dulu lukamu itu.” Vanno membawa Sonia ke rumah sakit terdekat, di sana Sonia di obati. Dia terlihat panik saat melihat jam sudah menunjukkan pukul setengah enam sore. Vanno yang melihat gelagat Sonia semakin curiga kalau wanita itu sedang ketakutan.

“Kita makan dulu yuk, ada yang mau aku bicarakan denganmu,” ajak Vanno yang jelas langsung di tolak oleh Sonia.

“Aku mau pulang aja Vanno, aku takut kalau Sean sudah sampai di rumah, nanti dia tidak melihatku di rumah dan khawatir mencariku.”

“Ya sudah kalau begitu hubungi saja dia, bilang kalau kamu telat pulang.”

“Aku nggak punya handphone, antarkan saja aku pulang.” Vanno semakin aneh mendengar Sonia tidak punya hp.

“Kenapa? Apa ponselmu ketinggalan?”

“Enggak, Sean nggak bolehin aku pake hp, ya udah yuk, kita pulang aja.” Vanno memilih untuk tidak bertanya lagi, dia segera mengantarkan Sonia pulang, selama di perjalanan Sonia begitu terlihat gelisah.

“Kamu bahagia?” tanya Vanno tiba-tiba.

“Bahagia, kenapa memangnya?” tanya Sonia balik.

“Nggak ada, gelagat kamu nggak kayak orang bahagia, kamu lebih kayak tertekan gitu.” Sonia tersenyum pada Vanno.

“Aku bahagia kok Van, aku juga baik-baik aja, nggak tertekan sama sekali.”

“Oke untuk sekarang aku percaya.”

Di perjalanan terdengar azan berkumandang, mereka melipir dulu ke masjid dan menunaikan shalat maghrib, setelah itu kembali melanjutkan perjalanan pulang. Vanno menghentikan mobilnya dan Sonia menatap dengan penuh tanda tanya.

“Kok berhenti?”

“Jujur padaku Son, kamu sering ya dapat kekerasan dari Sean?”

“Kenapa tiba-tiba kamu nanya begitu?”

“Aku nggak sengaja melihat luka di pundak dan punggungmu waktu di warung Mbak Nem, lukanya terlihat masih baru. Jujur Sonia, itu perbuatan Sean?” Vanno menanyakan sesuatu yang mengganjal di hatinya saat ini.

“Iya, ini perbuatan Sean dan dia begini karena kesalahanku juga. Aku yang membuatnya jadi begini.”

“Maksud kamu?”

“Vanno, antara aku dan Sean ada hal yang tidak bisa aku ceritakan, jadi aku mohon sama kamu, tolong jangan bertanya lagi mengenai rumah tanggaku.” Vanno mengangguk, dia memang tidak berhak ikut campur urusan rumah tangga Sonia dan Sean.

Vanno kembali memacu mobilnya dan Sonia melihat ada yang jualan martabak mini di pinggir jalan.

“Vanno, aku mau beli martabak mini ya, aku laper banget soalnya.”

“Oke princess.” Vanno tersenyum dan menghentikan mobilnya, mereka berdua pergi membeli martabak mini, sambil menunggu, Vanno dan Sonia bergurau dan membicarakan hal yang tidak penting, bahkan sesekali Sonia menertawakan orang yang lewat dengan penampilan yang aneh.

Pembeli saat itu sedang ramai, jadi mereka harus sabar dulu menunggu, saat sedang bersenda gurau, ada seorang wanita paruh baya menghampiri Vanno dan Sonia.

“Suamimu tampan sekali nak, kalian terlihat sangat bahagia sekali. Sudah menikah berapa lama?” tanya wanita itu, Vanno dan Sonia saling pandang.

“Sudah dua bulan bu.” Sonia kaget mendengar jawaban Vanno. Pria itu hanya nyengir tak bersalah, Sonia menyenggol lengan Vanno.

“Istrimu sudah hamil?” tanya wanita itu lagi.

“Belum bu, kami masih menundanya.” Obrolan mereka terhenti saat tukang martabak memberikan pesanan mereka.

“Kami permisi dulu bu,” pamit Vanno, wanita itu hanya mengangguk.

Vanno dan Sonia memasuki mobil dan menyantap martabak tersebut. Vanno begitu nyaman dan bahagia saat ini, dia bisa melihat Sonia tersenyum bahkan tertawa.

“Kenapa bohong sama ibu itu?” kekeh Sonia.

“Ngalirin obrolan dia aja, Son,” balas Sean sambil terkekeh juga.

“Mau coba rasa strawberry nggak?” Vanno menyodorkan martabak ke mulut Sonia dan disambut hangat oleh Sonia.

“Hm enak.”

“Kamu suka ya beli jajanan begini?” tanya Vanno.

“Iya suka banget malahan, makanan begini lebih enak.”

“Iya juga sih, aku dari dulu malah jarang banget beli makanan begini karena malas antrinya.”

“Kalo ingin mendapatkan sesuatu itu ya harus sabar menunggu.”

“Aku udah sabar menunggu kamu dulu tapi aku nggak dapat tuh,” sindir Vanno.

“Apa sih Vanno, ngelantur banget kamu.” Mereka kembali tertawa hingga kepanikan Sonia hilang perlahan, Vanno segera mengantarkan Sonia pulang karena sudah jam 8 malam.

Vanno kembali dengan perasaan bahagia, walau hanya sebentar bersama Sonia, semua itu sudah cukup untuk melepaskan rindunya.

Flashback Off

“Lalu kenapa kamu pulang semalam ini?” tanya Sean penuh intimidasi yang membuyarkan pikiran Sonia mengenai hal tadi.

“A-aku...”

“Dan siapa yang memesankan taksi online untukmu?”

“Rani.”

“Kenapa kamu pulang semalam ini?” Tanya Sean lagi.

“Tadi aku mampir dulu di tempat jualan martabak, pembelinya antri dan aku harus menunggu.”

“Siapa yang nganterin kamu pulang?” Sonia tidak mau berbohong lagi, dia sudah pasrah dengan apa yang akan Sean lakukan padanya.

“Aku pulang sama Vanno,” jawab Sonia dengan mantap tanpa ada keraguan sama sekali walau masih terpancar rasa takut di matanya.

1
Annissa Riani
Kalau aku jadi si Anna sih malu ya udah diperlakukan begitu sama Seab🤣
Annissa Riani
Saingan Sean ternyata si Andre🤣 dan Sonia malah si Anna🤣🤣🤣
Rina Meylina
Udah berani pegang2 ya sekarang🤭
Rina Meylina
Iyalah soalnya di hati sean udh penuh ama sonia doang
Anita Lare
Perbuatan kamu dulu emang sangat terkutuk loh Sean
Anita Lare
Nah saling ungkapin dan saling paham begini kan enak, gak perlu rahasia2an kan, kalau merasa apapun itu ya bilang
Anita Lare
Aduh aduh abang meleleh aku bg😍
Anita Lare
Amarah sean benar2 ngeri ya
Veer Kuy
Penyesalan selalu datang diakhir ya sean
Veer Kuy
Gak tau malu banget mereka berdua ini, gak inget umur
Veer Kuy
Ide bagus daripada minta jawaban si Bram, lagian udh dibunuh duluan sama sean
Veer Kuy
Sean benar2 mengerikan kalau udah menyentuh ranah pribadi dia ya
Lira Cantika
Dia gak pake neko2 buat balas dendam ya
Lira Cantika
Si kenzo ini seru juga orangnya😄
Natasha
Sana jadikan Sonia sepenuhnya istri, jangan sampai terlambat loh kamu
Natasha
Ya elah yg modelan kalian ini bakalan hancurin rumah tangga sean sonia? Gak mempan deh kayaknya, soalnya mereka saling cinta dan Sean juga posesif akut, bandar narkoboy aja dia bikin metong dengan mudah
Natasha
Bikin metong aja soalnya Sonia ampe digituin dia trauma loh itu
Natasha
Gini gini dia cuma punya satu wanita dlm hidupnya
Syifa Mahira
Makanya sean abis ini istrimu ya dijaga ya
Syifa Mahira
Udh icip2 mending nikahin aja si Anna, ngapain juga masih ngincar sonia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!