NovelToon NovelToon
When Our Night Began

When Our Night Began

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / One Night Stand / Pernikahan Kilat / Obsesi
Popularitas:9.2k
Nilai: 5
Nama Author: blumoon

Satu malam yang seharusnya hanya menjadi pelarian, justru mengikat mereka dalam takdir yang penuh gairah sekaligus luka.
Sejak malam itu, ia tak bisa lagi melepaskannya tubuh, hati, dan napasnya hanyalah miliknya......

---

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon blumoon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab haram bisa di skip yang ga suka

Tatapan itu terlalu intens hingga membuat Soojin sulit bernapas. Dada naik turun, jantungnya berdetak cepat tak beraturan. Tubuhnya terasa kaku, canggung, seolah udara di kamar itu tiba-tiba menghilang.

“Kamu gugup?” suara Hyunwoo terdengar rendah, penuh nada menggoda. Ia kini sudah naik ke atas kasur, tepat di depan Soojin yang masih menunduk.

“Gu-gugup kenapa?” jawab Soojin terbata, matanya menunduk dalam, berusaha menghindari sorot tajam mata suaminya.

Dalam hati, pikirannya bergemuruh, “Ya ampun, siapa yang nggak gugup? Tiba-tiba jadi pengantin, tiba-tiba punya suami yang tampan luar biasa, dan sekarang suami itu menatapku sedekat ini! Tolong… jantungku rasanya mau copot.”

Melihat wajah istrinya yang malu-malu dan sikapnya yang polos, Hyunwoo tak bisa menahan senyum. Ada sesuatu yang hangat di dadanya—campuran antara sayang dan hasrat untuk melindungi.

“Sayang,” ucapnya lembut, “ada apa dengan wajahku sampai istri cantikku ini menunduk terus? Apa aku kurang tampan?”

Sebelum Soojin sempat menjawab, Hyunwoo menarik pelan tangannya, mengangkat tubuh mungil itu, dan menempatkannya di pangkuannya, serta beberapa kali menciumi area tengkuk leher istrinya.

Nb : gambar hanya pemanis sebagai pendukung imajinasi

“Eh…!” seru Soojin kaget, " hyunwoo... Tangan " matanya langsung mendongak saat tubuh nya di angkat dan tangan hyunwoo yang nakal tanpa permisi, dan saat itulah jarak di antara mereka hilang.

Astaga… terlalu dekat… batin Soojin gemetar.

Hyunwoo tersenyum kecil. Nafas mereka beradu, tatapan mereka bertaut lama tanpa kata. Saat Soojin hendak menunduk lagi, Hyunwoo dengan lembut menahan dagunya, membuat mata mereka kembali bertemu.

“Sayang,” suaranya terdengar dalam, hangat sekaligus menggoda. “Dua ronde untuk malam ini, ya?” ujarnya dengan senyum nakal yang membuat Soojin makin salah tingkah.

Sebelum sempat menjawab, Hyunwoo sudah menempelkan bibirnya, mencuri ciuman pertama malam itu.

Soojin menahan napas, lalu tanpa sadar membalas lembut. Ciuman itu tidak liar, tapi perlahan dan penuh makna—seolah keduanya sedang belajar memahami ritme satu sama lain.

Ketika mereka berpisah, Hyunwoo tersenyum kecil. “Sayang, kamu ternyata berani juga ya,” ujarnya setengah bercanda.

Soojin yang wajahnya memerah hanya bisa menunduk lagi, gugup namun tak menolak.

Hyunwoo menempelkan keningnya di kening Soojin. “Aku cuma ingin kamu tahu, mulai malam ini… kamu bukan sendiri lagi,” bisiknya.

Soojin menarik napas panjang, berusaha menenangkan degup jantungnya. Dalam hati ia berkata lirih, “Mulai sekarang, aku akan berusaha jadi istri yang baik. Aku nggak bisa lari lagi dari kenyataan ini. Pernikahan ini memang tiba-tiba, tapi aku akan menjaga apa yang sudah dimulai hari ini.”

Senyum kecil terukir di bibirnya. Ia menatap Hyunwoo lembut.

“Janji ya… cuma dua ronde,” katanya dengan nada malu-malu.

Hyunwoo tertawa kecil, suaranya hangat, menenangkan. “Janji. Nggak lebih, karena besok kita harus menemui Papa,” ujarnya dengan senyum menawan.

Soojin mengangguk pelan. Namun senyum Hyunwoo yang lembut itu perlahan berubah menjadi godaan kecil saat jemarinya menyentuh pipi Soojin.

“Sayang,” bisiknya di telinga istrinya, “malam ini biarlah jadi milik kita berdua.”

Soojin menutup matanya, membiarkan suasana itu mengalir hangat, lembut, dan penuh perasaan.

 

Sentuhan itu kini mulai berani, tangan Hyunwoo perlahan menjelajahi tubuh Soojin, membuka satu per satu simpul tali lingerie yang mengikatnya. Kain sutra dan renda itu seolah tak berdaya di bawah jemarinya yang terampil.

“Sayang…. Nikmatilah setiap sentuhan. Jangan ragu berteriak, mendesahlah sepuasnya, karena setiap suara yang keluar dari bibirmu adalah melodi indah yang memabukkan,”

bisik Hyunwoo lembut di telinga Soojin. Napasnya terasa berat dan panas, membuktikan betapa besar hasrat yang membara dalam dirinya.

Hyunwoo kembali membelai dagu Soojin, mengangkat wajahnya hingga tatapan mereka bertemu. Tanpa menunggu lebih lama, bibirnya menyambar bibir Soojin, melumatnya dengan penuh gairah. Ciuman itu semakin dalam dan menuntut, membuat tubuh mereka limbung dan akhirnya terbaring di atas ranjang.

“Emmmhhh…”

Lenguhan halus bercampur dengan suara kecupan menggema di kamar itu, keluar dari bibir Soojin yang kini semakin memerah.

Tangan Hyunwoo yang semula hanya bermain di sekitar pinggang, kini mulai berani menanggalkan sisa-sisa kain yang masih menutupi tubuh Soojin. Sentuhan demi sentuhan terasa seperti aliran listrik yang membangkitkan setiap saraf di tubuh wanita itu.

“Akhirnya…,”

bisik Hyunwoo dengan nada puas setelah berhasil melepaskan seluruh pakaian yang membungkus tubuh istrinya. Matanya berbinar-binar saat menatap lekuk tubuh Soojin yang begitu menggoda. Si pemilik tubuh yang ditatap begitu intens merasa malu. Ia ingin menutup sebagian tubuhnya, namun Hyunwoo lebih sigap. Ia membenamkan wajahnya di antara dua benda kenyal yang menjadi favoritnya, sesekali memilin lembut pucuknya yang mengeras.

“Ehh…,”

desah Soojin, diikuti dengan bunyi protes yang terdengar menggoda.

“Ughhh…”

Lenguhan kembali terdengar saat Hyunwoo menyesap lembut pucuk tersebut. Tangannya pun tak mau ketinggalan, ikut bermain dan membelai setiap inci tubuh Soojin, hingga membuat wanita itu terus mengeluarkan suara-suara yang memabukkan. Tubuhnya terasa semakin panas, ada sensasi aneh yang menjalar, sesuatu yang tak bisa ia mengerti. Tubuhnya seolah tak terkendali, dan suara-suara erotis itu terus keluar saat Hyunwoo bermain di area sensitifnya.

“Ahhhh…”

Soojin mengerang lirih, dadanya naik turun dengan cepat, napasnya memburu. Saat dirasa cukup, Hyunwoo kembali berbisik di telinga Soojin, “Kita mulai yang sebenarnya ya, Sayang.” Suaranya berat dan serak, napasnya memburu penuh nafsu.

“Nikmatilah,” bisik Hyunwoo sambil mengarahkan senjatanya ke sarang Soojin yang sudah siap menerima.

JLEB

Hentakan pertama terasa begitu dalam, hanya masuk sebagian.

“Ahhh…” Lenguhan bercampur teriakan kecil keluar dari bibir Soojin saat merasakan sesuatu memasuki tubuhnya.

“Satu hentakan lagi ya, Sayang,” bujuk Hyunwoo lembut. Ia kembali melumat bibir Soojin untuk meredakan rasa tegangnya, sementara tangannya terus memainkan kedua benda kenyal itu, dengan tujuan agar tubuh Soojin kembali rileks.

“Emmmhhhh…” Saat lenguhan kembali keluar dari mulut Soojin, Hyunwoo kembali mendorong tubuhnya.

JLEB

Hentakan kedua pun dilakukan, dan berhasil membuat senjatanya masuk sepenuhnya.

“Aaaaahhhhh…” Soojin kembali berteriak saat merasakan miliknya penuh dengan sesuatu, disertai sedikit rasa perih di area sensitifnya.

“Hyunwoo…” panggil Soojin lirih, napasnya tersengal, pipinya merona merah. Hyunwoo tersenyum, ia mengerti maksud istrinya. “Iya, maaf ya, masih sakit ya? Kita mulai perlahan ya,” ujarnya lembut. Ia kembali memainkan kedua pucuk benda kenyal itu sambil memompa dengan ritme yang pelan.

Perlahan, tubuh Soojin kembali rileks.

“Ahhh…” Lenguhan kembali terdengar. “A-aneh… semakin lama semakin membuatku menggila,” batin Soojin bingung.

Saat ritme semakin cepat, Soojin semakin terbakar. Tubuhnya semakin menggila, lenguhan dan teriakannya semakin sering terdengar, membuat Hyunwoo semakin bersemangat. Suara-suara yang keluar dari bibir Soojin membuat Hyunwoo semakin bergairah.

Hyunwoo kembali melumat bibir Soojin saat permainan itu akan mencapai puncaknya.

“Emmmhhh…” Soojin mendorong-dorong tubuh Hyunwoo, namun Hyunwoo tak menghentikan aksinya. Ia melepaskan pagutan bibirnya, namun terus memompa dengan ritme yang semakin cepat.

“Ahhhhh… Hyunwoo, ehhh… seperti ingin buang air kecil, sudah dulu,” ujar Soojin lirih, namun kemudian berteriak, “Ahhh… sudah tidak kuat!” Hyunwoo tersenyum. “Tidak apa-apa, Sayang, keluarkan di sini saja. Aku juga sudah akan sampai.”

“Ahhhh…” Perasaan aneh terus menjalar di tubuh Soojin, perasaan asing dan gila, namun membuat ketagihan. “AHHH… Sudah tidak… tidak kuat…” ujar Soojin lagi, kali ini disertai dengan lenguhan panjang, disusul Hyunwoo yang menandakan permainan telah mencapai puncaknya. Napas mereka memburu, dada mereka naik turun dengan cepat.

Hyunwoo membiarkan Soojin beristirahat beberapa menit, hingga ia kembali membopong tubuh Soojin ke kamar mandi. “Lanjut di kamar mandi biar sekalian mandi,” ungkap Hyunwoo.

Ia menurunkan Soojin perlahan, lalu membalikkan tubuhnya.

“Ahhh… Hyunwoo!” teriak Soojin saat tubuhnya dihantam dari belakang. Hentakan kecil itu membuat Soojin kembali merasa nyaman dan nikmat. “Uugghhh…” lirih Soojin. Semakin kencang ritmenya, semakin kencang pula lenguhan dan teriakan wanita itu, yang membuat Hyunwoo semakin bersemangat.

“Hyunwoo, ada sesuatu yang mau keluar, seperti mau buang air kecil,” ujar Soojin terbata-bata.

“Iya, Sayang, keluarkan. Ayo bersama,” jawab Hyunwoo.

Hyunwoo semakin mempercepat ritme, hingga membuat Soojin terus mengeluarkan suara-suara erotisnya. “AHHH…” Suara lenguhan panjang kembali terdengar, kedua mencapai puncak bersama.

Suara gemericik air terdengar.

Hyunwoo mengangkat Soojin ke dalam bathtub, diikuti oleh dirinya sendiri. Ia merendam tubuhnya dan tubuh Soojin menggunakan air hangat yang dicampur dengan wewangian, hingga membuat tubuh mereka kembali rileks.

Setelah selesai, Hyunwoo kembali menggendong tubuh Soojin. Pria itu mendudukkan Soojin di depan meja rias. “Keringkan dulu rambutnya baru tidur, agar tidak masuk angin,” Hyunwoo menyalakan pengering rambut.

(Suara pengering rambut)

“Capek?” tanya Hyunwoo singkat.

“Iya,” jawab Soojin lirih, tubuhnya sudah sangat lelah, sudah benar-benar ingin tidur.

“Sudah, ayo,” ujar Hyunwoo. Ia kembali mengangkat tubuh mungil itu ke atas ranjang nih size dan merebahkan tubuh Soojin, begitu juga dirinya.

“Sini,” ujar Hyunwoo, membawa Soojin ke dalam pelukannya.

“Nyaman,” satu kata keluar dari mulut Soojin sebelum ia menutup matanya. Hyunwoo tersenyum, lalu mengecup singkat kening Soojin dan ikut terlelap ke dunia mimpi, menyusul Soojin.

Bersambung.......

1
Nurika Hikmawati
Hyunwoo selangkah lebih depan darimu ji hyun... dia sdh mencium akal bulusmu
Nurika Hikmawati
kamu pergi selama 6 thn ji hyun... aku yakin keluargamu juga akan mengerti. mereka sdh sah menikah, kamu terlambat
Pray
curiga eunhee bakal kek soojin nih. nih saudara kan takutnya sifatnya mirip
Pray
ya ok banget Sampek sahabat mu GK bisa melawan😌
Nurika Hikmawati
aku percaya padamu Hyunwoo... tapi bnr nnt jelasin ya
Pray
jangan bilang bakal 😓gitu dimobil tuh laki cabul soalnya
Pray
kau tak tau bagaimana tersiksa nya soojin
sjulerjn29
jantungmu pasti dar der dor soojin kayak gak diberi waktu untuk napas dan berpikir.. dalam waktu singkat dah sah aja🤭..
belum juga sedih karena penghianatan udah jadi istri orang aja🤣
Muffin🧚🏻‍♀️
Beruntung yaaa dia punya mertua baik asli sih. Biasanyabyg begini jahat jahat dpy nyaa
Afriyeni Official
huffhhh.... nafas Oma sesak... butuh oksigen nih 🤭🤣 Tolong AC thor.. AC... Oma kepanasan 🤣
Xlyzy: ini Oma AC nya
total 1 replies
Afriyeni Official
emang cukup dua ronde 🤭
Afriyeni Official
soojin, gantian sama Oma yuuk 🤭🤣
Aquarius97 🕊️
bukan soojin ini temoe goreng🤣
Aquarius97 🕊️
nomor yang anda tuju sedang berbulan madu 🤣
Avalee
Kalo adik iparnya begini enak yaaa, cepat akrabnyaa ☺️
Avalee
Salah satu keuntungan gak sih, cuma soojin yg nikmatin senyumnya itu ☺️
Dasyah🤍
semoga ajaaa dan moga moga kalian baik baik
Dasyah🤍
iya itu dia Cobaa tanya pake pelet apa itu
Alyanceyoumee
orang tua asem memang
Alyanceyoumee
uleeer ini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!