⚠️FOLLOW DULU SEBELUM BACA!
⚠️Rawan Typo!
⚠️Mengandung adegan romans✅
⚠️Ringan tapi bikin naik darah✅
Neandra Adsila gadis cantik yang berasal dari desa yang merantau ke Jakarta untuk mengadu nasip di sana dengan bekerja sebagai cleaning service di perusahaan besar.
Entah tejatuh di timpa tangga atau mendapatkan durian runtuh pribahasa yang cocok untuknya saat ia terpaksa harus menikahi CEO muda dan tampan namun begitu angkuh di perusahaannya saat ia sedang membutuhkan banyak uang untuk pengobatan bapaknya di kampung.
"Saya akan membantu kamu asal kamu mau menikah dengan saya"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CrystalCascade, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 18
Hari telah berganti. Seperti apa yang dikatakan Ryszard, kemarin malam ia pulang terlambat dan lagi-lagi mendapati istrinya tengah tertidur pulas tentunya di kasur bukan di sofa. Karena Ryszard telah menyuruh orang untuk memindahkan sofa itu.
"Tumben kamu sudah bangun." Suara itu mengagetkan Nea yang sedang mencuci mukanya di wastafel. Pagi ini entah ada angin apa Nea bangun sangat pagi, bahkan lebih pagi dari Ryszard biasanya.
"Astaga!" Pekik Nea kaget mendengar dan melihat sesosok ada di belakang nya melalui cermin besar dihadapan nya.
"Bapak ngagetin aja deh!" Gerutu Nea berbalik kearah Ryszard.
"Kamu tidak menjawab pertanyaan saya."
"Ya gak tau pak, tiba-tiba saya kebangun." jawab Nea apa adanya.
"Kamu kemarin benar tidak menunggu saya?" Tanya Ryszard menggeser Nea sambil mengambil sikat dan pasta gigi.
"Iya, kan bapak sendiri yang bilang buat gak nungguin dan tidur duluan."
Nea sangat tidak peka. Padahal niat Ryszard mengabarinya pulang malam kemarin dan bilang supaya Nea tidak menunggunya dan tidur lebih dulu adalah sebuah kode untuk Nea tidak tidur dulu sebelum ia pulang. Entah lah, di posisi ini siapa yang salah. Ryszard tak bicara sejujur nya apa yang ia mau atau Nea tak peka dengan kode yang diberikan Ryszard.
Di meja makan.
Seperti sebelum nya setiap pagi rutinitas mereka adalah sarapan bersama.
"Saya sudah mendaftarkan kamu di salah satu universitas." Ucap Ryszard tiba-tiba desela makan nya.
"Uhuk-uhuk." Nea tersedak mendengar nya.
"A apa? Maksud bapak saya harus kuliah?" Tanya Nea sedikit meninggikan suaranya karena masih syok .
"Hm." jawab Ryszard dengan deheman singkat.
"Gak bisa gitu dong pak! Saya gak mau kuliah." ujar Nea lalu meletakkan sendoknya.
Seharusnya Nea senang seperti perempuan pada umumnya yang seusianya. Karena di usianya yang belum genap dua puluh tahun, perempuan diluar sana sedang menjalani pendidikan sebagai mahasiswa. Tapi berbeda dengan Nea yang menolak itu mentah-mentah.
"Kenapa kamu tidak mau?" Tanya Ryszard.
"Saya udah capek. Menurut saya sukses gak harus kuliah, lagi pula kenapa bapak tiba-tiba daftar in saya kuliah tanpa bilang ke saya?" Selain Nea malas ia juga memikirkan kedepan nya nanti. Mungkin sekarang Ryszard yang akan membiayainya kuliah tapi nanti jika mereka berpisah siapa yang akan membiayainya, sedangkan saat ini Nea tak bekerja.
Ryszard pikir, Nea akan lebih senang jika ia kuliah. Karena itu akan membuat nya memiliki pengalaman dan mungkin akan menambah teman barunya, juga bisa dijadikan kegiatan sehari-hari dari pada dia diam dirumah.
"Saya tidak mau orang-orang berpikir saya tidak bisa cari istri. Karena mempunyai istri yang hanya lulusan SMA." kata Ryszard dengan pedas, walau itu bukan lah kenyataan nya. Ia lagi-lagi tak mau menurun kan harga dirinya. Sebenarnya ia tak akan pusing dengan omongan orang diluar sana tentang Nea, namun yang ia kawatir kan jika Nea lah yang akan terkena dampak dari itu.
Nea diam tak menjawab apapun. Hati nya sedikit tersenggol saat Ryszard mengatakan hal itu. Tapi semua itu kan memang fakta, jika Nea hanya gadis lulusan SMA. Dia mencoba berpikir, sebenarnya tidak ada ruginya jika dia kuliah namun ia terlalu malas untuk berpikir lagi setelah beberapa waktu lulus SMA.
"Pokoknya mau tidak mau kamu harus kuliah. Dan nanti akan ada seseorang yang menemanimu belanja keperluan kuliah." Ucap Ryszard final.
Setelah itu mereka melanjutkan acara makan nya yang sempat tertunda karena perdebatan tadi.
"ADUH PAK SAKIT JANGAN TARIK-TARIK SAYA GINI DONG!" Teriak seorang perempuan dari luar sana.
"Itu suara siapa pak?" Tanya Nea yang sudah selesai makan.
Belum sempat Ryszard menjawab muncul lah dua orang laki-laki dan perempuan yang terlihat tarik menarik.
"Sania." Ucap Nea spontan saat melihat Sania yang masih menggunakan piama tidurnya dengan rambut di kuncir asal-asalan dan ditambah lagi ada seorang laki-laki yang terlihat menarik nya. Siapa lagi jika bukan Emrik.
"Nea" kata Sania saat mendengar suara Nea. Ia menatap nya dan menghempaskan kasar tangannya dari cekalan Emrik.
"Seharusnya anda bilang kalau mau bawa saya ketemu Nea. Jadi gak perlu tari-tarik saya kayak gini." gerutu Sania yang tak terima saat tadi Emrik datang tiba-tiba ke kost-nya dengan menggedor pintu sangat keras dan berujung dirinya ditarik paksa masuk kedalam mobil mewah Emrik.
"Kelamaan, kamu sudah membuang banyak waktu saya hanya untuk membangun kan kamu tidur." Ucap Emrik sinis kepada Sania.
"Lagian anda datang tiba-tiba. Dan paksa saya ikut. Mana saya baru bangun dan belum mandi lagi."
"Sudah cukup kalian berdebat!" Suara bariton Ryszard menghentikan perdebatan antara Emrik dan Sania.
"Maaf." ucap Emrik dan Sania serentak dan membuat mereka menatap garang satu sama lain.
"Apa kamu sudah tahu kenapa kamu dibawa kemari?" Tanya Ryszard kepada Sania dengan tatapan mengintimidasi.
"Ng-nggak tau pak. Maaf kalau saya punya salah. Pasti bapak bawa saya kesini karena waktu itu saya kepo ya. Sekali lagi saya minta maaf tolong jangan pecat saya, saya janji gak akan ikut campur lagi urusan kalian. Sumpah!" Cerocos sania.
"Tidak. Saya menyuruh Emrik bawa kamu kesini untuk menemaninya," ucap Ryszard dengan melirik Nea.
"O oh saya kira, saya mau di hukum." ucap sania dengan nyengir dan menggaruk tengkuknya.
"Saya akan berangkat. Jaga dia baik-baik." ucap Ryszard. Tapi tidak langsung pergi melainkan melangkah mendekati Nea dan menyodorkan tangannya.
Sania yang melihat pemandangan itu pun menatap takjub. Sedangkan Emrik tidak ada reaksi apapun.
Setelah bersalaman Ryszard pergi diikuti oleh Emrik dibelakang nya.
Sepeninggalan Ryszard dan Emrik Nea dan Sania berlari mendekati satu sama lain dan berpelukan.
"Yaampun Nea. Gue kangen banget sama lo." kata Sania memeluk erat Nea.
"Gue juga kangen....." balas Nea. "Lepas gue nggak bisa napas!" ucap Nea tersengal-sengal dengan menepuk punggung Sania.
Setelah mereka berdua melepas rindu. Mereka bersiap-siap untuk pergi ke mall untuk berbelanja keperluan Nea, tentunya sania berganti menggunakan pakaian Nea karena tubuh mereka tak jauh beda jadi pas lah ditubuh Sania.
"Gila baju lo bagus-bagus banget. Gue jadi gak enak pakenya." ujar sania sambil menatap dirinya di cermin.
"Pake aja. Lagian nggak mungkin gue pake semuanya dalam sekaligus."
"Lo benar-benar beruntung bisa jadi istrinya pak Ryszard." ucap Sania.
Lagi-lagi Nea tersenyum simpul.
'Sementara' Batin Nea
Akhirnya mereka berdua berangkat ke salah satu pusat perbelanjaan terbesar di jakarta.
________
Sesampainya di mall mereka berdua langsung masuk dan membeli semua keperluan yang Nea butuhkan untuk kuliah. Mulai dari alat tulis sampai baju yang akan ia kenakan nanti, sebenarnya Nea tak mau belanja semua itu namun saat mendapatkan whatsapp dari Ryszard yang berbunyi untuk membeli semua itu dan jika tidak Ryszard akan menghukumnyanya.
Setelah puas berbelanja Nea dan Sania memutuskan untuk makan siang di sebuah restoran yang terletak disana.
"Lo sama pak Ryszard kayak suami istri beneran ya." Celetuk Sania tiba-tiba.
"Ya emang kita suami istri. Emang ada yang salah?"
"Ya ada lah. Katanya lo nggak nikah beneran sama dia."
"Nggak nikah beneran gimana? Orang ada surat nikahnya kok."
"Maksud gue itu, iya bener kalian suami istri sah. Tapi kan nggak nikah yang kayak pada umum nya gitu, kan pernikahan kalian hanya sebatas perjanjian."
Perkataan Sania barusan mengingatkan Nea kembali jika memang Ryszard tidak mencintainya hanya sebuah perjanjian yang dibuat untuk saling menguntungkan. Sebaik apapun Ryszard sekarang tak bisa mengubah fakta itu.
"Ya bener juga sih. Tapi akhir-akhir ini pak Ryszard baik sama gue, ya walau pun baik nya itu masih ada unsur pemaksaan nya."
"Kalau gue liat-liat nih! Kayak nya dia suka deh sama lo." perkataan Sania sontak membuat Nea tertawa keras.
"Kalau bicara tu jangan ngasal deh. Mana mungkin dia suka sama gue, lagi pula gue sama dia itu terpaut umur yang cukup jauh ya." ucap Nea realistis. "Dia juga pasti sukanya sama cewek-cewek dewasa kayak mantannya yang sexy itu. Gue mah apa dibandingkan dia."
"Cinta kan nggak memandang umur, Ne. Banyak kok yang beda umur jauh tapi tetep bisa jalanin pernikahan mereka layak nya pasangan pada umumnya. Lagi pula dua puluh delapan tahun itu nggak tua-tua banget, dan satu lagi pak Ryszard itu ganteng dan awet muda. Nggak bakal kelihatan deh kalau umur kalian beda jauh." tutur sania panjang lebar.
Belum sempat Nea menjawab sania sudah berkata lagi, " Gue bisa nyimpulin kalau pak Ryszard suka sama lu tu karena dari apa yang lo ceritain ke gue. Mulai dari dia marah ke elo karena lo menyinggung soal perpisahan, trus ngasih lo black cart, ponsel, dan hari ini dia daftar in lo kuliah."
Sebenarnya ada satu lagi yang akan membuat argumen Sania kuat adalah ciuman yang terjadi antara Ryszard dan Nea. Tapi Nea tak menceritakan yang satu itu ke Sania karena Nea sudah menebak jika Sania akan bicara seperti ini.
"Tau deh! Gue nggak mau pusing mikirin itu."
"Ini tuh harus lo pikirin baik-baik karena ini menyangkut masa depan lo. Nggak lucukan kalau lo jadi janda di umur lo yang masih dibawah dua puluh tahun."
"Nggak papa jadi janda. Yang penting janda titing." ucap Nea tanpa sadar.
"APA!" Pekik Sania kaget dan membuat seluruh pengunjung restoran menatap mereka.
"Nggak usah teriak kayak gitu dong. Malu diliat orang." bisik Nea dengan tatapan tajam nya.
"Jangan bilang lo belum ngapa-ngapain sama pak Ryszard?" Tanya Sania dengan tatapan mengintimidasi.
"Ya bener. Gue nggak pernah ngapa-ngapain sama dia. Dan itu gue yang minta dari awal bahkan gue mau itu ditulis di surat perjanjian pranikah kita."
"Gila! Bener-bener gila! Gue pikir perlakuan pak Ryszard berubah karena kalian udah ngelakuin 'itu" ucap Sania menggebu-gebu. "Lo rugi besar sih di kasur ini. Seharusnya lo jangan sia-siakan ini. Dari mana lagi coba lo dapet bibit se unggul pak Ryszard." perkataan Sania di hadiahi pukulan dari Nea.
Plak!
"Aduh sakit tauk." Gerutu Sania memegangi tangannya yang memerah karena dipukul oleh Nea.
"Lagian lo juga sih! Gak malu apa bicara kayak gitu sama gue yang dibawah umur ini."
"Lo dibawah umur dari mana sih? Orang lo udah 19+. Lagian lo udah nikah juga kan."
"Ya tetap aja otak gue ini masih suci belum terkena yang kayak gituan."
Ingetin kalau ada typo!
Sebelum baca jangan lupa 🎯 "Target kita: banyak like, view, dan komentar kece dari kamu! 😉"