NovelToon NovelToon
Om Duda Teman Papa

Om Duda Teman Papa

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Beda Usia
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Addryuli

"Hai Om, ganteng banget sih. mana lucu, gemesin lagi."

"Odel. a-ah, maaf tuan. teman saya tipsy."

Niccole Odelia jatuh cinta pada pandangan pertama pada seseorang pria dewasa yang ditemuinya di bar. meski mabuk, dia masih menginggat dengan baik pria tampan itu.

Edgar Lysander, seorang pengusaha yang tampan dan kaya. dia tertarik pada Odelia yang terus menggodanya. namun dibalik sikap romantisnya, ada sesuatu yang dia sembunyikan dari Odelia.

Akankah cinta mereka semulus perkiraan Odelia? atau Odelia akan kecewa dan meninggalkan Edgar saat mengetahui fakta yang disembunyikan Edgar?

ikuti terus kisah cinta mereka. jangan lupa follow akun Atuhor.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Addryuli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 18

Brak...

Alysa meletakkan map dengan kasar keatas meja. Dia terkejut saat medapat kiriman surat dari pengadilan.

"Brengsek, rupanya Edgar benar-benar ingin menceraikanku." gumam Alysa geram.

Greb.

Sebuah tangan melingkar diperut Alysa, memeluk wanita itu dengan erat. Pria itu meletakkan dagunya ke pundak Alysa.

"Ada apa Al?" tanyanya.

"Edgar menggugat cerai aku." jawab Alysa.

Pria yang memeluk tubuh Alysa tersenyum. "Bagus, dengan begitu kita bisa bersama tanpa bersembunyi lagi."

Cup.

Pria itu mencuri ciuman dipipi Alysa.

"Nggak, ini nggak boleh terjadi. Bagaimanapun Edgar nggak boleh menceraikan aku." batin Alysa.

"Kamu tanda tangani saja surat cerai itu dan kita akan hidup bahagia."

Alysa mengetatkan rahangnya. Dia melepaskan pelukan kekasihnya lalu menatapnya dengan tatapan tajam.

"Tidak semudah itu Ndre. Kalau aku bercerai dengan Edgar, banyak pihak yang akan dirugikan. Aku nggak mau perusahaan papa diambang kebangkrutan lagi."

"C'mon Alysa, aku bisa menyuntikkan dana ke perusahaan papa kamu bahkan lebih dari yang Edgar berikan." ucap Andre.

"Bahkan kekayaan kamu nggak ada apa-apanya dari Edgar." batin Alysa.

Alysa menggeleng pelan. "Naggak, untuk saat ini aku tak ingin bercerai dengan Edgar."

Andre menyugar rambutnya ke belakang. "Sampai kapan Al? Kita sudah bersama bertahun-tahun tapi hubungan kita stuck seperi ini terus."

"Kamu nyalahin aku?" tanya Alysa dengan tajam.

Andre menggigit bibir bawahnya, dia menghembuskan nafas kasar lalu mendekati Alysa dan memeluknya.

"Maafkan aku Al. Aku tidak bermaksud seperti itu."

Alysa tersenyum miring, inilah yang tak dimiliki Edgar. Meski Alysa semarah apapun, Andre selalu bisa menenangkannya dan lebih memilih mengalah untuknya. Selalu menuruti keinginannya, dan yang paling penting mampu memu45kannya di ranjang.

Berbeda dengan Edgar, jika dia marah maka Edgar akan ikut mendiamkannya. Tapi yang dia suka dari Edgar adalah uang bulanan yang selau dia dapatkan. Jika bisa dua kenapa harus milih satu? Begitulah pikiran Alysa.

"Tunggu sebentar lagi Ndre, setelah semuanya selesai maka kita akan bersama." ucap Alysa.

Andre mengangguk, dia membubuhkan kecupan berkali-kali ke pucuk kepala Alysa.

"Tunggu saja Ed, aku nggak akan diam saja kamu perlakukan aku seperti ini." batin Alysa.

Alysa melepaskan pelukannya, dia me atap Andre dengan senyum manis.

"Aku pergi dulu, ada hal yang harus aku selesaikan." ucap Alysa.

Andre mengangguk. "Hati-hati."

Cup.

Andre mengecup bibir Alysa, dia sedikit memberikan lumatan kecil sebelum kekasihnya pergi.

"Aku pergi."

Alysa mengambil tasnya, dia mengambil map diatas meja lalu keluar dari apartemennya. Dia akan pergi menemui Edgar ke kantornya.

Blam.

Alysa menutup pintu mobilnya dengan kasar lalu melajukan mobilnya meninggalkan basement apartemen yang dia tinggali bersama Andre, kekasihnya.

Beberapa menit kemudian, Alysa sampai diperusahaan suaminya. Dia keluar dari mobil dengan gaya anggunnya. Alysa masuk ke lobi perusahaan Edgar, beberapa karyawan yang melihatnya menunduk hormat saat melihat istri dari CEO mereka.

"Selamat sore nyonya Alysa." sapa resepsionis.

"Edgar ada?"

Resepsionis mengangguk. "Tuan Edgar baru saja kembali dari pertemuan."

Alysa kemudian berjalan menuju lift khusus lalu pergi menuju ruangan Suaminya.

Ting.

Pintu lift terbuka, Alysa keluar dari lift lalu berjalan menuju ruangan Edgar.

"Nyonya Alysa." sapa Theodore.

Alysa hanya melirik sinis asisten suaminya, dia kemudian masuk begitu saja.

"Apa kamu lupa aturan masuk ke ruangan saya Theo?" tanya Edgar tanpa menoleh.

"Apa maksudnya ini Edgar?" tanya Alysa.

Edgar mendongakkan kepalanya, dia sedikit terkejut melihat calon mantan istrinya datang.

"Untuk apa kamu kemari?" tanya Edgar datar.

Alysa melemparkan map berisi surat cerai dari Edgar ke meja pira itu.

"Sampai kapan pun aku nggak akan menandatangani surat ini." seru Alysa.

Edgar berdiri, dia menatap tajam Alysa.

"Kamu pikir kamu siapa Alysa? Selama ini aku selalu sabar menghadapi perselingkuhan kamu berharap kamu akan berubah. Tapi apa...kamu sama sekali tidak menghargai aku sebagai suami kamu." lirih Edgar.

Alysa menelan ludahnya kasar. "Aku nggak mau cerai dari kamu Ed." desis Alysa.

Edgar tertawa sinis, dia menjadikan kedua tangannya sebagai tumpuan diatas pinggiran meja.

"Apa yang membuat kamu menolak?" tanya Edgar dingin.

Seketika pertanyaan Edgar membuat Alysa gelagapan, dia tak tahu akan menjawab apa. Kedua tangannya saling bertaut didepan tubuhnya.

"Bukankah dengan kita bercerai akan membuat kamu lebih leluasa bersama selingkuhan kamu Al?" tekan Edgar.

"Aku nggak pernah selingkuh Edgar. Kamu hanya salah paham " elak Alysa.

"Tcih, kamu pikir aku bodoh?"

"Apapun itu, pokoknya aku nggak mau cerai Edgar!!" seru Alysa.

Alysa meraih map yang tadi dia letakkan dimeja Edgar lalu mengeluarkan isinya.

"Aku nggak akan pernah mau cerai." desis Alysa kemudian merobek kertas itu hingga menjadi bagian kecil-kecil.

"Aly-"

Drrtt.

Drrtt.

Ponsel Edgar bergetar di atas meja, dia menatap sang penelpon. Begitupun dengan Alysa, dia ikut melirik ponsel suaminya.

"Pergi." usir Edgar kemudian mengambil ponselnya.

"Siapa itu?" tekan Alysa.

"Bukan urusan kamu!"

"Aku masih istri kamu Edgar."

"Kok nggak diangkat sih?" gumam Odelia.

Odelia menatap ponselnya yang panggilannya sudah berakhir. Dia melihat jam yang sudah menunjukkan pukul empat lebih.

"Tck, kemana sih?"

Odelia kembali menghubungi nomor Edgar namun sampai dering panggilan selesai teleponnya tak diangkat juga. Terlanjur kesal, Odelia mematikan ponselnya lalu kembali menyesap smoothie pesanannya.

Sore ini dia ada janji ketemuan dengan Edgar disebuah restoran, Odelia datang lebih dulu karena tak ingin Edgar menunggu. Namun sampai sekarang Edgar tak kunjung kelihatan batang hidungnya.

Hingga setengah jam berlalu, Odelia masih berada diruang VIP yang dipesan Edgar sebelumnya.

"Dia ngerjain gue ya?" ucap Odelia kesal.

Dia mengambil ponselnya yang masih tak ada balasan dari chat yang dia kirimkan ke Edgar. Merasa lelah menunggu, Odelia mengambil tasnya lalu berdiri dari duduknya.

"Jahat banget ngerjain gue sampe segininya."

Odelia kemudian memilih keluar dari ruangan VIP itu dan pulang. Hubungan keduanya cukup baik setelah beberapa hari saling berbalas pesan. Hingga Edgar memutuskan untuk mengajak Odelia makan.

Sampai di luar, Odelia segera berjalan cepat menuju mobilnya dengan wajah cemberut.

"Harusnya kalo nggak jadi atau masih sibuk minimal ngabarin, baru kali ini digantungin." gerutu Odelia.

Greb.

Odelia menghentikan langkahnya saat lengannya dicekal seseorang dari belakang. Dia berbalik sambil berusaha melepaskan cekalan tangan itu.

"Om Edgar."

"Maaf, saya terlambat." ucap Edgar sambil melepaskan cekalan tangannya.

"Hemm." balas Odelia terlanjur kesal.

"Kamu marah?"

Odelia menggigit mulut dalamnya menahan senyum, bagaimana dia bisa marah melihat wajah tampan yang sedari tadi membuatnya gelisah?

"Ayo masuk." ajak Edgar.

Meski tadi sempat marah-marah namun saat melihat Edgar, emosinya jadi hilang dalam sekejab. Akhirnya mereka berdua masuk ke restoran, Odelia kembali masuk ke ruang VIP lagi. Tak lama setelah keduanya duduk, berbagai hidangan ringan datang.

"Silakan Odelia."

Odelia mengangguk sambil tersenyum, perutnya sudah keroncongan sejak tadi. Dia sengaja tak makan saat pulang sekolah tadi. Mereka makan dengan tenang, tak ada obrolan diantara keduanya. Sesekali Odelia melirik Edgar yang tampak fokus pada steak didepannya.

Odelia menahan senyumnya, entah amalan apa yanh dia buat dimasa lalu hingga kini bisa duduk berdua dengan Edgar.

"First date nggak sih ini namanya?" batin Odelia kegirangan.

"Makanannya nggak enak?"

Odelia terkejut dengan pertanyaan Edgar. "E-enak kok om."

Mendengar jawaban Odelia membuat Edgar tersenyum.

"Siapapun tolongin gue." batin Odelia menjerit saat melihat senyum Edgar yang manis itu.

Edgar meletakkan garpu dan pisaunya kemudian mengambil buah untuk cuci mulut.

"Lusa sekolah ada acara outing, benar?"

Odelia mengangguk. "Iya om."

"Saya hampir melupakan ini."

"Om mau ikut?"

Edgar mengedikkan bahunya. "Entah. Tapi kemungkinan tidak."

Odelia mengangguk, dia paham betapa sibuknya pria kaya didepannya ini.

"Ada apa? Kamu ingin saya ikut?"

Odelia membelakan matanya. "B-bukan gitu om. Odel cuma tanya aja kok." jawab Odelia sambil tersenyum.

"Kamu cantik kalau senyum."

Deg.

Odelia menyandarkan tubuhnya lemas, kali ini dia benar-benar tak terselamatkan.

"Cess Ra, gue nggak kuat lagi." batin Odelia.

1
Reni Anjarwani
suka deh bisa doubel up keren ceritanya
Liana Alda: happy reading kak
total 1 replies
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Reni Anjarwani
keren bgtt kalau bisa doubel up thor
Liana Alda: on proses kak, punya 2 on going soalnya. masih susah bagi waktu 😭😭
total 1 replies
Reni Anjarwani
ceritanya bagus kalau bisa doubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel. up seru ceritanya
EatYourHeartOut
Sudah berhari-hari menunggu update, thor. Jangan lama-lama ya!
Kiran Kiran
Menghibur banget!
Liana Alda
terima kasih kembali
Bunny Koo
Gak terasa waktu lewat begitu cepat saat baca cerita ini, terima kasih author!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!